Yoyok Isharsaya Jadi Dirut Terpilih IBPA

NERACA

Jakarta -Berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), memutuskan untuk mengangkat Yoyok Isharsaya sebagai Direktur Utama periode 2016-2020 menggantikan Ignatius Girendroheru karena berakhir masa jabatan. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Direktur Utama IBPA terpilih, Yoyok Isharsaya mengatakan, kedepan pihaknya terus mendorong IBPA untuk memberikan kontribusi lebih bagi pasar obligasi di Indonesia serta melakukan sinergi dengan seluruh komponen pasar keuangan yang ada. Disebutkannya, sebagai lembaga penilai harga efek pertama dan satu-satunya di Indonesia, sampai dengan Juni 2016 IBPA telah melakukan valuasi terhadap 542 seri efek bersifat utang dengan total nominal Rp2,494.45 triliun.

Yoyok menambahkan, saat ini jumlah pengguna jasa informasi berbayar BIPS (Bond Information & Pricing Services) mencapai 191 perusahaan yang mayoritas merupakan institusi keuangan seperti dana pensiun, asuransi, perbankan, manajer investasi dan perusahaan efek. Selain jasa informasi, lanjut dia, IBPA juga telah mengembangkan program pendidikan obligasi melalui School of Bonds & Fixed Income (SoBFI), yang telah menjaring 1.440 peserta melalui penyelenggaraan 102 kelas.

Sebelumnya, Yoyok Isharsaya menjabat Direktur Utama PT Penyelenggara Program Perlindungan Investor Efek Indonesia (P3IEI) pada tahun 2013-2016. Sementara itu, Direktur Utama IBPA Ignatius Girendroheru periode 2008-2016 juga menyampaikan bahwa selama tahun 2015 IBPA berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp70 juta, naik 107% atau Rp996,5 juta dari tahun sebelumnya dimana IBPA masih membukukan rugi bersih Rp926 juta."Hadirnya beragam produk dan layanan baru IBPA pada 2015 berhasil mendongkrak pendapatan usaha IBPA," katanya.

Dia menambahkan bahwa peluncuran sistem informasi TheNewBIPS, peluncuran indeks obligasi Indonesia Composite Bond Index (ICBI) dan Indonesia Sukuk Indexes (ISIX), serta perluasan cakupan instrumen yang divaluasi menjadi kunci keberhasilan kinerja perseroan selama tahun 2015.”Strategi pengembangan produk dan layanan yang di fokuskan pada kebutuhan pelaku pasar dan investor di pasar surat utang semakin memposisikan peran sentral IBPA sebagai lembaga penilai harga efek yang kredibel dan reliable," katanya. (bani)



BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…