Danai Proyek Power Plant - Krakatau Steel Cari Pinjaman Rp 1 Triliun

NERACA

Jakarta - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) akan menjajaki pinjaman perbankan senilai Rp1 triliun untuk membiayai pembangunan pembangkit listrik berkapasitas 1 x 150 megawatt (MW). Direktur Utama Krakatau Steel, Sukandar menuturkan, opsi pendanaan melalui perbankan ditempuh jika usulan Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp2,456 triliun disetujui oleh DPR RI. Sebab, perseroan memiliki kemampuan pinjaman (leverage).”Namun, bangun pembangkit listriknya tidak dapat dilakukan tahun ini karena harus tender dan sebagainya,"ujarnya di Jakarta, kemarin.

Penggunaan PMN selain untuk bangun pembangkit listrik juga tambahan dana buat proyek Hot Strip Mill 2 (HSM#2). Namun, kebutuhan dana HSM#2 sudah terpenuhi sebesar US$260 juta. Seperti diketahui, KS telah melakukan penandatanganan perjanjian pinjaman dengan Commerzbank AG dari Jerman melalui fasilitas Export Credit Agency (ECA) dengan total nilai pinjaman sebesar US$260,05 juta (setara Rp3,4 triliun) untuk pembangunan proyek HSM#2.

Pabrik HSM#2 akan dibangun di lahan seluas 48 hektar di kawasan industri milik anak usaha Krakatau Steel, PT Krakatau Industrial Estate Cilegon. Pembangunan ini untuk meningkatkan kapasitas produksi baja lembaran panas dari 2,4 juta ton per tahun menjadi 3.,9 juta ton pada 2017 mendatang. Pada tahap pertama, pabrik HSM#2 akan dibangun dengan desain kapasitas produksi 1,5 juta ton per tahun.”Rencananya ground breaking proyek HSM#2 ini pada kuartal III 2016," kata Sukandar.

Di kuartal pertama tahun ini, perseroan mencatatkan rugi sebesar 46,41% atau menjadi US$62,840 juta dari US$42,920 juta periode serupa tahun lalu. Kenaikan rugi tersebut disebabkan rugi kurs yang diderita dalam tiga bulan pertama tahun ini sebesar US$26,203 juta, dari periode yang sama tahun sebelumnya berhasil untung hingga US$26,276 juta.

Selain mencatatkan rugi, emiten produsen baja milik negara ini juga membukukan pendapatan menurun 11,59% menjadi US$311,206 juta. Kendati demikian, KS masih mampu mencatat peningkatan volume penjualan sebesar 32,3% menjadi 572.540 ton dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu, yakni sebesar 432.579 ton.

Kenaikan volume penjualan ini diperoleh dari penjualan hot rolled coil atau baja lembaran panas gulungan sebesar 292.209 ton atau 53,2%, baja kawat gulungan naik menjadi 52.747 ton atau tumbuh 59,8%, dan baja profil menjadi 19.643 ton atau naik 40,2%.

Sukandar menuturkan, meskipun mengalami perbaikan dalam sisi volume penjualan, namun harga jual masih rendah. Harga jual turun sebesar 25,8- 34,2%. Hal ini disebabkan harga baja global masih sangat rendah sebagai dampak dari kelebihan suplai baja dunia selama satu tahun terakhir.“Harga ekspor baja HRC Cina sempat mengalami rebound atau kenaikan, yang mendorong kenaikan harga baja di domestik, namun kenaikan tersebut tidak berlangsung lama karena pasar baja kembali melemah,"ujarnya. (bani)

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…