Raup Untung Rp 5,292 Miliar - Bisnis Tambag Emas Antam Mulai Mengkilap

NERACA

Jakarta – Bisnis tambang emas milik PT Aneka Tambang Tbk (Persero) lambat laun mulai mengkilap seiirng dengan mulai merangkak naiknya harga emas di pasaran. Hal inipun menjadi berkah bagi perseroan yang berhasil membukukan laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas publik pada kuartal I 2016 sebesar Rp5,292 miliar dari tahun lalu periode serupa rugi Rp240,206 miliar.

Dalam siaran persnya di Jakarta, Senin (30/5), Direktur Utama Antam, Tedy Badrujaman menuturkan, capaian ini ditopang oleh meningkatnya penghasilan keuangan sekitar 1.373% menjadi Rp89,738 miliar dalam tiga bulan pertama tahun ini dari Rp6,090 miliar periode serupa tahun lalu. Selain itu, perseroan juga berhasil mengantongi keuntungan bersih lain-lain dan penghasilan lain-lain masing-masing sebesar Rp316,515 miliar dan Rp113,433 miliar.

Kendati demikian, perseroan harus menerima turunnya penjualan sekitar 30,87% menjadi Rp1,981 triliun dalam tiga bulan pertama tahun ini dari tahun lalu pada periode serupa mencapai Rp2,866 triliun. Beban pokok penjualan pun naik sekitar 28,24% atau menjadi Rp2,609 triliun. Perseroan juga mencatat rugi selisih kurs karena penjabatan laporan keuangan sebesar Rp94,635 juta dari sebelumnya berhasil untung hingga Rp474,418 juta.

Sementara pada pos aset tercatat sebesar Rp29,849 triliun, dengan liabilitasnya Rp11,522 triliun dan ekuitas Rp18,326 triliun. Antam telah membelanjakan Rp326,58 miliar untuk keperluan investasi yang terdiri dari Rp62,64 miliar untuk investasi rutin, Rp262,53 miliar untuk investasi pengembangan dan Rp1,41 miliar untuk biaya ditangguhkan.

Sebelumnya, Antam akan merampungkan perluasan proyek smelter atau pabrik pemurnian dan pengolahan nikel menjadi feronikel di Pomalaa, Sulawesi Tenggara. Proyek ini sudah dikerjakan sejak 2014 dari delapan paket proyek pembangunan pabrik, tinggal satu proyek yang belum tuntas. Yakni, pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berkapasitas 2x30 megawatt (MW).

Kini, pembangunan pembangkit tersebut memasuki masa akhir dan akan diuji coba dalam waktu dekat. Sedangkan delapan paket yang dikerjakan perusahaan ini meliputi pembangunan pelabuhan (jetty) dan fasilitas lainnya. Fasilitas tersebut antara lain meliputi pengerjaan belt conveyors, pabrik Feni-I, electric smelting furnace, oxygen plant dan pembangunan pembangkit listrik dengan nilai investasinya mencapai US$573 juta.

Untuk smelter feronikel Pomalaa sebenarnya sudah berjalan. Hanya saja kapasitasnya belum bisa penuh. Perseroan akan menjalankan secara penuh kapasitas smelter pada awal Juni 2016. Target produksinya 9.000 ton feronikel per tahun, dari proyek ini akan meningkatkan kapasitas pengolahan pabrik FeNi Pomalaa dari 18.000 ton hingga 20.000 ton FeNi menjadi 27.000 ton sampai dengan 30.000 ton FeNi.
Selain pabrik perluasan dengan nama Proyek Perluasan Pabrik Feronikel Pomalaa (P3FP) itu, perseroan tengah menyiapkan smelter baru. Perusahaan ini, sudah meneken Project Development Agreement (PDA) dengan perusahaan asal Jerman Ferrostaal dan Cronimet pada 19 April 2016. (bani)

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…