Danai Empat Proyek Baru - COWLL Anggarkan Capex Rp 800 Miliar

NERACA

Jakarta – Emiten properti, PT Cowell Development Tbk (COWL) menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 800 miliar pada tahun 2016. Dana itu akan dipergunakan untuk mendukung bisnis perusahaan di bidang properti. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, Senin (30/5).

Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan Cowell Development, Darwin Manurung menjelaskan bahwa dana tersebut bakal dialokasikan perseroan untuk empat (4) proyek yang saat ini tengah berjalan. Keempat proyek itu seperti The Oasis Cikarang, Lexington Residence di Jakarta Selatan, Borneo Paradiso di Balikapapan, serta penyelesaian pembangunan LaVerde di Serpong. “Untuk penyelesaian 4 proyek besar yang sedang digarap perusahaan, kami harus siapkan dana capex sekitar Rp 800 miliar," tuturnya.

Disebutkan, sekitar 40% dari dana capex tahun ini atau sekitar Rp 320 miliar akan dianggarkan untuk proyek The Oasis Cikarang. Sementara 20% dana atau Rp 160 miliar, akan dipakai untuk proyek Borneo Paradiso di Balikpapan.Adapun sisanya akan dibagi-bagi untuk penyelesaian proyek Lexington dan Laverde.

Terkait sumber pendanaan capex 2016, menurut Darwin, mayoritas akan berasal dari pinjaman perbankan. Sisanya, akan diperoleh dari kas internal perseroan. “Komposisi pendanaan capex, sekitar 70% dari bank, dan tahun lalu kami masih ada fasilitas kredit Rp 163 juta dari bank QNB Kesawan. Sedangkan sisanya, 30% dari equity perusahaan," ungkapnya.

Hingga kuartal pertama tahun ini, Darmin menyebutkan, pihaknya baru menggunakan dana capex tersebut sekitar Rp 80 miliar hingga Rp 120 miliar. Perseroan mengungkapkan, hingga Maret realisasi capex yang terserap baru mencapai 10%-15%. Tahun ini, Cowell membidik pendapatan pra penjualan sebesar Rp2,2 triliun. Angka tersebut merupakan target yang diusung pada awal 2015. Namun, di pertengahan 2015, Cowell memangkas target prapenjualan. "Mudah-mudahan kami bisa rebound tahun ini, target balik lagi ke posisi Rp2,2 triliun," kata Darwin.

Untuk menggenjot prapenjualan, Cowell akan meneruskan tahap lanjutan sejumlah proyek unggulan, antara lain superblok The Oasis Cikarang dan Apartemen 45 Antasari. Sebagai informasi, PT Cowell Development Tbk mencatat kerugian bersih sebanyak Rp178,71 miliar sepanjang 2015, berbalik dari posisi pada 2014 yang masih mencatat laba bersih sebanyak Rp164,62 miliar.

Disebutkan, kerugian didorong peningkatan beban dan rugi di selisih kurs. Sementara itu, pendapatan hanya tumbuh 3% menjadi Rp583,32 miliar. Beban umum dan administrasi mencatat kenaikan sebesar 26% menjadi Rp153 miliar sedangkan beban keuangan meningkat 17% menjadi Rp157,67 miliar. Adapun, rugi selisih kurs mencapai Rp171,3 miliar, meroket dibandingkan posisi pada 2014 yang hanya tercatat Rp15,24 miliar. Perseroan berharap tahun ini akan menemui titik balik setelah sepanjang tahun lalu mendapat banyak tekanan. (bani)

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…