Risiko Kredit Mengintai

 

Oleh: Ambara Purusottama

Prasetiya Mulya School of Business and Economics

Kondisi ekonomi global yang berkepanjangan lambat laun mulai merasuki Indonesia. Pondasi ekonomi nasional yang masih terpapar faktor eksternal suka tidak suka ikut merasakan dampaknya. Dunia usaha yang belakangan seret penjualan berdampak pada kinerja kredit perbankan nasional. Harus diakui perbankan berperan besar mendorong perekonomian. Saat ini perbankan masih menjadi kontributor utama lembaga keuangan dengan komposisi yang cukup dominan. Meningkatnya risiko kredit berpotensi mengganggu perekonomian nasional.

Perbankan sungguh berperan penting dalam meningkatkan ekonomi suatu negara, termasuk Indonesia. Menurut UU RI Nomor 10 Tahun 1998 pengertian Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan kehidupan rakyat banyak. Di tengah isu globalisasi, peranan perbankan menjadi demikian penting untuk menggali besarnya potensi ekonomi tanah air.

Peranan perbankan yang begitu besar justru berpotensi menekan perekonomian. Perlambatan ekonomi  yang  terjadi mulai menekan kinerja perbankan. Non perfoming loan(NPL) atau jumlah kredit yang berisiko pun mulai merangkak naik. Peningkatan risiko kredit biasanya akan selaras dengan perlambatan ekonomi yang terjadi. Selain itu, lamanya perlambatan ekonomi juga turut diwaspadai karena dapat mendorong jumlah kredit yang berisiko. Apabila situasi tidak kunjung membaik bukan tidak mungkin keadaan menjadi semakin tidak mengenakkan.

Faktor eksternal lain turut mempengaruhi risiko kredit yang terjadi, salah satunya adalah gejolak nilai tukar mata uang. Indonesia merupakan termasuk negara yang rentan dengan gejolak nilai mata uang. Pinjaman dalam bentuk mata uang asing mempunyai komposisi yang cukup besar di Negara ini. Situasi ini mengingatkan pada krisis yang pernah memporak-porandakan ekonomi bangsa ini. Terjungkalnya rupiah mengkibatkan dunia usaha yang tidak mampu membayar jumlah hutang dan kewajiban yang seharusnya dibayarkan. Oleh karenanya kestabilan rupiah juga perlu dikedepankan.

Salah satu cara untuk menekan risiko antara lain dengan mengukur rasio kecukupan modal perbankan atau capital adequacy ratio (CAR). Menurut NYU (2007), rasio kecukupan modal adalah ukuran jumlah modal bank yang dinyatakan sebagai presentase dari eksposur risiko kreditnya. Modal minimum tersebut bertujuan agar bank dapat menyerap tingkat risiko kerugian yang wajar sebelum dianggap tidak mampu. Namun rasio dan pengawasan yang dimiliki hendaknya selalu ditinjau kembali guna menghindari risiko yang mungkin terjadi dan menghindari cerita lama terulang kembali.

Untuk menekan risiko kredit, pemerintah mempunyai beban yang cukup berat. Pemerintah mencoba bermanuver melalui kredit UMKM. Selain untuk menjaga momentum pertumbuhan maneuver ini dilakukan untuk menekan risiko kredit. Data CSIS menunjukkan, UMKM dianggap lebih tahan risiko dibandingkan dengan non-UMKM. Hal ini lebih disebabkan oleh beberapa hal antara lain sebagian besar produk UMKM merupakan kebutuhan dasar masyarakat, struktur modal yang masih terjaga dan relatif jauh dari faktor eksternal seperti gejolak mata uang.

BERITA TERKAIT

Ekspor Nonmigas Primadona

Oleh: Zulkifli Hasan Menteri Perdagangan Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada periode Februari 2024 sebesar USD0,87 miliar. Surplus ini…

Jaga Kondusivitas, Tempuh Jalur Hukum

  Oleh: Rama Satria Pengamat Kebijakan Publik Situasi di masyarakat saat ini relatif kondusif pasca penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu)…

Perspektif UMKM di Ramadhan

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Memasuki pertengahan bulan suci Ramadhan seperti ini ada dua arus perspektif yang menjadi fenomena…

BERITA LAINNYA DI

Ekspor Nonmigas Primadona

Oleh: Zulkifli Hasan Menteri Perdagangan Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada periode Februari 2024 sebesar USD0,87 miliar. Surplus ini…

Jaga Kondusivitas, Tempuh Jalur Hukum

  Oleh: Rama Satria Pengamat Kebijakan Publik Situasi di masyarakat saat ini relatif kondusif pasca penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu)…

Perspektif UMKM di Ramadhan

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Memasuki pertengahan bulan suci Ramadhan seperti ini ada dua arus perspektif yang menjadi fenomena…