Pertumbuhan Barang Konsumen "Fast Moving" Turun

 

NERACA

 

Jakarta - Pertumbuhan barang konsumen (consumer product) untuk kategori "fast moving" mengalami penurunan sebagai akibat pembeli di Indonesia mengubah strategi belanja kebutuhan mereka sehari-hari. "Kalau tahun 2014 pertumbuhan belanja barang konsumen fast moving 14,7 persen, maka tahun 2015 tumbuh 0,7 persen," kata General Manager Kantar Worldpanel Indonesia, Lim Soon Lee di Jakarta, Senin lalu.

Menurut dia konsumen Indonesia menyiasati strategi belanja kebutuhan mereka, dengan mengurangi frekuensi belanja ddan lebih mengutamakan barang konsumen primer seperti sabun cuci piring, deterjen, dan larutan pembersih lantai. Namun, Lim mengungkapkan Indonesia masih memiliki potensi yang sangat besar untuk terus melaju, mengingat jumlah populasi penduduknya  yang besar, (peringkat ke-4 terbesar di dunia). Pada tahun 2015, populasi penduduk Indonesia mencapai 255,5 juta jiwa dengan jumlah rumah tangga mencapai 65,1 juta.

Dari jumlah yang besar tersebut, 68 persen berada pada usia produktif (15 - 64 tahun). Jumlah penduduk Indonesia kelas menengah dan keatas pun diperkirakan akan terus meningkat hingga mencapai 141 juta jiwa pada tahun 2020. Disamping itu, banyak hal yang mendukung Indonesia sebagai negara berpotensi besar, seperti tergabungnya Indonesia di dalam anggota G-20 (20 negara yang memiliki Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar di dunia, dan usaha pemerintah Indonesia terhadap pembenahan infrastruktur yang tidak terpusat di Pulau Jawa saja, namun justru dimulai dari daerah-daerah diluar Jawa demi mengejar kesetaraan kemajuan ekonomi di seluruh Indonesia.

Fanny Murhayati, New Business Development Director Kantar Worldpanel Indonesia memaparkan untuk membaca masa depan pasar barang konsumen fast moving dapat melihatnya dari perkembangan saluran distribusi penjualan. Secara garis besar, setidaknya terdapat dua saluran penjualan untuk barang konsumen fast moving, yaitu saluran tradisional dan modern.

Untuk penjualan tradisional: yang memang masih mendominasi, dikarenakan kondisi geografis dan perkembangan infrastruktur Indonesia saat ini. Dengan mudah kita dapat menemukan warung, pasar tradisional, atau pedagang kaki lima di sekitar kita. Maka tidak mengherankan, saat ini saluran penjualan tradisional berkontribusi hingga 80 persen dari total barang konsumen fast moving. Di saluran penjualan tradisional, konsumen lebih memilih untuk membeli produk berukuran lebih kecil dan dengan harga lebih murah, seperti contohnya kemasan sachet.

Saluran penjualan modern: Meskipun kontribusinya tidak sebesar saluran penjualan tradisional, namun saluran penjualan modern terus mengalami pertumbuhan, terutama minimarket. Berikutnya dapat dilihat kesadaran konsumen terhadap kesehatan. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting, dan banyak konsumen yang mulai berpendapat bahwa tubuh yang sehat adalah kesuksesan yang sebenarnya dibandingkan dengan  materi yang berkelimpahan.

Beberapa produsen menyadari hal ini dan melakukan berbagai kegiatan promosi yang berkaitan dengan kesehatan, seperti kegiatan lari pagi atau bersepeda bersama. Hasilnya, dibandingkan dengan tahun 2014, beberapa kategori produk ini seperti minuman yogurt dan susu herbal mengalami pertumbuhan positif. Kategori minuman yogurt bahkan berhasil merekrut 1,2 juta rumah tangga sebagai pembeli minuman yogurt sepanjang tahun 2015.

 

BERITA TERKAIT

Jadilah Individu Beretika di Dunia Nyata Maupun Digital

Jadilah Individu Beretika di Dunia Nyata Maupun Digital NERACA Banyuwangi - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital, Kementerian Komunikasi…

Bijak Bermedia Sosial, Bebas Berekspresi Secara Bertanggung Jawab

Bijak Bermedia Sosial, Bebas Berekspresi Secara Bertanggung Jawab  NERACA Probolinggo - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital, Kementerian Komunikasi…

Perhatikan Batasan dalam Berkonten di Media Sosial

  NERACA Jember - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo RI) berkomitmen meningkatkan literasi digital masyarakat menuju Indonesia #MakinCakapDigital2024. Dalam rangka…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Jadilah Individu Beretika di Dunia Nyata Maupun Digital

Jadilah Individu Beretika di Dunia Nyata Maupun Digital NERACA Banyuwangi - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital, Kementerian Komunikasi…

Bijak Bermedia Sosial, Bebas Berekspresi Secara Bertanggung Jawab

Bijak Bermedia Sosial, Bebas Berekspresi Secara Bertanggung Jawab  NERACA Probolinggo - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital, Kementerian Komunikasi…

Perhatikan Batasan dalam Berkonten di Media Sosial

  NERACA Jember - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo RI) berkomitmen meningkatkan literasi digital masyarakat menuju Indonesia #MakinCakapDigital2024. Dalam rangka…