Refleksi Kebangkitan Ekonomi

Oleh: Agus Yuliawan

Pemerhati Ekonomi Islam)

Refleksi kebangkitan nasional yang selalu di peringati pada tanggal 20 Mei selalu memberikan arti yang sangat penting bagi bangsa Indonesia untuk terus bangkit dalam memajukan  segala aspek kehidupan. Kebangkitan nasional yang merupakan titik awal diri kita memiliki bangsa Indonesia, memiliki makna yang sangat luas dan bukan hanya sekedar kebangkitan politik saja,  tapi juga kebangkitan ekonomi dan budaya. Dalam kebangkitan ekonomi, Indonesia ingin bisa berdiri diatas kaki sendiri  dan tidak bergantung kepada bangsa lain. Untuk bisa menjadi bangsa yang berdikari secara ekonomi, bangsa ini  memiliki sejarah yang sangat panjang dengan dimulainya dengan adanya serikat Islam yang di dirikan oleh H.O.S Tjokroaminoto. Dari sinilah semangat kebangkitan ekonomi terus digelolarakan untuk menjadi bagian dalam konstitusi nasional.

Namun seiring dengan perkembangan jaman, relevansi tentang kebangkitan nasional terutama ekonomi tersebut mulai dipertanyakan kembali. Sudah tidak asing lagi, apabila kepemilikkan usaha-usaha yang ada di tanah air saat ini bersifat konglumerasi bahkan kepemilikiannya  dimiliki oleh banyak pihak asing. Sementara usaha-usaha yang bersifat kegotong-royongan dan kekeluargaan yang merupakan budaya masyarakat terpinggirkan oleh arus deras liberalisasi. Dampak dari  ekonomi liberal tersebut yang berjalan saat ini—menjadikan banyak ketimpangan-ketimpangan. Maka dari itu, relevansi kebangkitan nasional perlu dibangkitkan lagi untuk menjadi visi dalam mensejahterakan masyarakat Indonesia.

Mensegarkan kembali kembangkitan nasional dalam ekonomi, perlu dilakukan dengan cara melakukan  penggalian-penggalian nilai yang bisa ditransformasikan dalam semangat ekonomi nasional. Nilai-nilai kebangsaaan yang bisa di transformasikan adalah berupa jati diri. Maka itu dalam mengembangkan ekonomi, tidak bisa lepas dari jati diri bangsa Indonesia, hilangnya jati diri dalam ekonomi—mengakibatkan distorsi diri kita dalam mengembangkan ekonomi. Lantas apa itu jati diri ekonomi bangsa Indonesia itu?

Jati diri ekonomi bangsa adalah ekonomi yang dilandasi dengan nilai-nilai budaya  dan semangat religious yang menjadi perilaku dan sikap dalam berekonomi. Nilai-nilai ini yang serharusnya dikembangkan dan diimplementasikan dalam berekonomi. Namun fenomena yang terjadi selama ini adalah, ekonomi berjalan tanpa sebuah nilai dan jati diri sehingga ekonomi kehilangan esensi nilainya. Untuk itulah dalam kebangkitan nasional yang kita peringati setiap tahunnya perlu sekali sebuah upaya dalam mengembalikan nilai-nilai keindonesian dalam bingkai ekonomi. Dengan demikian—ekonomi yang dijalankan untuk pembangunan bisa bersifat kelanjutan dan mampu dipertanggungjawabkan secara maslahah.  Maka sangat benar apa yang telah disampaikan oleh Bung Hatta, ekonomi yang tepat dan sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia adalah ekonomi Pancasila yang menempatkan koperasi sebagai soko gurunya.

Maka kebangkitan ekonomi Indonesia maju seperti dengan negara-negara lain, ekonomi Indonesia harus memiliki sebuah ideolog sendiri dan tidak meniru ideologi bangsa lain. Semua negara-negara yang maju secara ekonomi  tidak memisahkan ideologi dan jati diri bangsanya, seperti Jepang, Korea, India dan China. Mereka dalam membangun ekonomi tidak memisahkan dari  dari  sebuah karakter budaya, sehingga menjadikan etos kerja yang kuat. Sebenarnya bangsa Indonesia sangat kaya dengan karakter budaya yang dimiliki, lalu mengapa banyak orang Indonesia   mengabaikanya bahkan bangga dengan menggunaka budaya bangsa lain. Inilah yang menjadikan pentingnya refleksi kebangkitan ekonomi bangsa.

BERITA TERKAIT

Kolaborasi Hadapi Tantangan Ekonomi

Oleh: Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan Proses transisi energi yang adil dan terjangkau cukup kompleks. Untuk mencapai transisi energi tersebut,…

Dunia Kepelautan Filipina

  Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin)   Dunia kepelautan Filipina Tengah “berguncang”. Awal ceritanya dimulai dari…

Dilemanya LK Mikro

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Kehadiran lembaga keuangan (LK) mikro atau lembaga keuangan mikro syariah (LKM/LKMS) dipandang sangat strategis.…

BERITA LAINNYA DI

Kolaborasi Hadapi Tantangan Ekonomi

Oleh: Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan Proses transisi energi yang adil dan terjangkau cukup kompleks. Untuk mencapai transisi energi tersebut,…

Dunia Kepelautan Filipina

  Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin)   Dunia kepelautan Filipina Tengah “berguncang”. Awal ceritanya dimulai dari…

Dilemanya LK Mikro

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Kehadiran lembaga keuangan (LK) mikro atau lembaga keuangan mikro syariah (LKM/LKMS) dipandang sangat strategis.…