Produk Lokal - Ekspor Batik Rp 41 Triliun, Batik RI Makin Eksis

NERACA

Jakarta – Menteri Perindustrian Saleh Husin terus mendorong pemakaian dan konsumsi batik Indonesia. Di setiap kesempatan, masyarakat diminta memprioritaskan penggunaan batik. “Batik adalah produk budaya Indonesia yang bernilai seni sekaligus ekonomi tinggi. Bagaimana caranya berkontribusi industri batik? Cara yang mudah dan konkrit, dengan kita memakai dan membeli batik Indonesia sama juga turut menghidupkan para pembatik skala kecil, menengah hingga besar,” kata Menperin pada acara peresmian Pesona Batik Pesisir Utara Jawa Barat yang digelar oleh Yayasan Batik Jawa Barat, sebagaimana dikutip dari Antara, akhir pakan lalau.

Sedangkan bagi pelaku usaha, baik yang tengah merintis maupun telah mengembangkan bisnis batik, menjual dan mempromosikan batik juga termasuk cara melestarikan batik. Selain tentu saja mendapatkan keuntungan materi.

Oleh karena itu, Menperin mengaku sangat mengapresiasi pelaku usaha dari pembatik hingga desainer yang terus berkarya memproduksi batik sehingga menjadi bagian ekonomi kreatif. Motif-motif tradisional pun giat diangkat dan yang kontemporer juga diciptakan.

“Saya perhatikan, setiap daerah memiliki batik khas masing-masing dan makin ke sini motif dan potongan bajunya semakin menarik. Ini yang membuat anak-anak muda semakin bangga memakai batik,” ujarnya. Lebih luas lagi, menurutnya, semakin sering memakai batik Indonesia maka batik kita semakin mendunia.

Nilai ekonomi batik juga tinggi terlihat dari ekspor batik pada tahun 2015 yang mencapai USD 3,1 miliar atau mencapai hampir Rp 41 triliun. Angka itu tumbuh 6,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pasar ekspor utama batik adalah Jepang, Amerika Serikat, Eropa dan terus meluas.

Apalagi, batik Indonesia mendapatkan pengakuan dunia pada tanggal 2 Oktober 2009 oleh UNESCO yang mengukuhkan batik sebagai Intangible Cultural Heritage of Humanity asal Indonesia. Pertumbuhan batik juga ditopang antusiasme masyarakat untuk menggunakan batik, baik dari pegawai pemerintahan, BUMN ataupun swasta serta masyarakat secara luas dari berbagai kalangan dan usia sehingga meningkatkan permintaan produk batik yang mendorong tumbuhnya industri batik nasional.

“Saat ini yang perlu kita waspadai adalah persaingan dengan Malaysia, Cina dan Singapura yang juga telah memproduksi batik. Selain memperkuat produksi dan mengembangkan dari sisi industri, pilihan kita membeli batik Indonesia merupakan langkah konkret dan riil turut memenangi persaingan dengan batik luar negeri,” kata Menperin.

Menperin menuturkan, keanekaragaman motif batik Indonesia juga diperkaya dari batik Jawa Barat yang cukup banyak menarik perhatian konsumen. Seperti halnya batik pesisir utara Jawa Barat yang dipengaruhi oleh budaya Cina.

“Motifnya lebih bebas, melambangkan kehidupan masyarakat pesisir yang egaliter,” kata Menperin. Di samping itu, motifnya banyak ditandai dengan gambar flora dan fauna seperti binatang laut dan darat, ikan, pepohonan, daun daunan yang menunjukkan kondisi geografis pesisir.

Batik pesisir utara Jawa Barat meliputi batik Indramayu, Karawang, Cirebon, Subang dan daerah lainnya di sekitar pesisir pantai Utara Jawa Barat. Yang paling terkenal adalah batik Cirebon dengan corak batik yang paling banyak diantara daerah lainnya di Jawa Barat.

Secara umum batik Cirebon banyak dipengaruhi asimilasi pendatang seperti budaya Cina dan Arab termasuk kelompok batik pesisir atau kenduran, batik keraton atau klasik dan batik trusmi. Salah satu motif yang terkenal adalah motif mega mendung yang terkait erat dengan proses asimilasi budaya dan tradisi religious, ulas Menperin. Motif lainnya yang terkenal yaitu paksi naga liman, singa payung, dan ayam alas.

Ketua Yayasan Batik Jawa Barat, Sendy Dede Yusuf mengatakan pihaknya aktif mendampingi dan memberi pembekalan kepada pembatik Jabar sejak organisasi ini berdiri pada Agustus 2008. “Tak hanya di produksi, kami bantu di sisi pemasaran. Kini sudah ada kelompok-kelompok usaha di 27 kabupaten/kota di Jabar, juga terbentuk koperasi-koperasi,” ujarnya.

Pihaknya menggelar acara ini dengan menggelar rangkaian acara berupa pameran batik pesisir utara Jabar, pameran revitalisasi batik keraton Cirebon dan peluncuran buku. Selain itu, penyerahan sertifikat Hak Kekayaan Intelektual untuk karya perajin batik anggota YBJB, penyerahan bantuan kompor batik, dana bergulir, peragaan dan bazaar busana.

BERITA TERKAIT

Distribusi dan Stabilitas Harga Ikan Selama Ramadhan Terus Dikawal

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memastikan akan terus mengawal ketersediaan serta kestabilan harga ikan. KKP menyebut bahwa…

Indonesia dan Sri Lanka Perkuat Hubungan Dagang Bilateral

NERACA Jakarta – Indonesia dan Sri Lanka meluncurkan perundingan Indonesia–Sri Lanka Preferential Trade Agreement (ISL–PTA). Penandatanganan dilaksanakan secara simultan melalui…

2023, Kontribusi Parekraf Terhadap PDB Mencapai 3,9 Persen

NERACA Jakarta – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno memaparkan realisasi program…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Distribusi dan Stabilitas Harga Ikan Selama Ramadhan Terus Dikawal

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memastikan akan terus mengawal ketersediaan serta kestabilan harga ikan. KKP menyebut bahwa…

Indonesia dan Sri Lanka Perkuat Hubungan Dagang Bilateral

NERACA Jakarta – Indonesia dan Sri Lanka meluncurkan perundingan Indonesia–Sri Lanka Preferential Trade Agreement (ISL–PTA). Penandatanganan dilaksanakan secara simultan melalui…

2023, Kontribusi Parekraf Terhadap PDB Mencapai 3,9 Persen

NERACA Jakarta – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno memaparkan realisasi program…