Bank Mutiara - 2012, Targetkan Nasabah Kaya Tumbuh 25%

Jakarta - PT Bank Mutiara Tbk mentargetkan nasabah kayanya tumbuh 25 persen tahun depan. Untuk itu, Bank Mutiara akan memberikan bunga tinggi pada nasabahnya. "Jumlah nasabah kaya kami yang memiliki dana di atas Rp500 juta sekarang sekira 2.500 nasabah. Di tahun depan, kami ingin menargetkan kenaikan nasabah kaya yang berpotensi menjadi nasabah priority tumbuh 25 persen dari 2.500 nasabah," ungkap Managing Director Bank Mutiara Benny Purnomo, di kantor Bank Mutiara, Jakarta, Rabu (9/11).

Dia melanjutkan, untuk menggaet nasabah kaya dengan minimal pembukaan akun Rp500 juta ini sudah menjadi nasabah prioritas.  Pihaknya pun "menjatuhkan" bunga yang tinggi pada nasabah. "Pada dasarnya, semua nasabah menginginkan tiga hal dari bank, bunga, hadiah dan kenyamanan pelayanan. Dua yang terakhir ini, membutuhkan dana yang besar sekali. Mutiara yang berangkat dari bank sakit belum mampu memberikan dua hal ini kepada nasabah," lanjutnya.

Saat ini, pihaknya masih ingin berkonsentrasi pada standarisasi layanan, mitigasi risiko, dan lainnya karena pasca penutupan layanan priority oleh Bank Indonesia (BI) beberapa waktu lalu, Bank Sentral menerapkan pengetatan peraturan di layanan priority. "Kita sekarang sudah punya 120 karyawan yang sudah memiliki sertifikasi untuk layanan priority ini," tambahnya.

Saat ini, Bank Mutiara memiliki sekira 50 ribu nasabah dan menargetkan nasabahnya akan menjadi 100 ribu nasabah priority di tahun depan. Pilihan Bank Mutiara untuk menambah nasabah priority juga disebabkan karena penambahan jumlah rekening yang mencapai 500-600 rekening per bulan dengan number account besar. Angka ini naik dari rata-rata pembukaan per bulan tahun lalu yang sekira 100 rekening. "Bunga deposito kami sendiri sekira enam sampai sembilan persen dengan bunga rata-rata sekitar 8,5 persen," tukas dia.

Selain itu, Bank Mutiara juga mentargetkan perolehan pendapatan non bunga alias fee based income sebesar Rp106 miliar di 2011. Sehingga laba perseroan ditargetkan bisa tumbuh 41,7% menjadi Rp309 miliar di 2011 dibanding 2010 yang hanya sebesar Rp218 miliar. "Untuk meningkatkan fee based income kita bekerjasama dengan 3 perusahaan asuransi yakni PT Asuransi Cigna, PT Panin Life dan PT Sun Life Financial," kata Demikian disampaikan oleh Direktur Utama Bank Mutiara Maryono disela perjanjian kerjasama dengan tiga asuransi di Kantor Pusat Bank Mutiara, Chase Plaza, Sudirman, Jakarta, Rabu.

Kerjasama tersebut merupakan kerjasama bancassurance. Bank Mutiara akan menjadi agen referensi dan distribusi yang memasarkan produk asuransi ketiga perusahaan asuransi tersebut yang terdiri dari asuransi jiwa, kesehatan hingga unit link. "Kerjasama bancassurance ini merupakan inovasi layanan perbankan kami yang terbaru. Melalui layanan bancassurance kami yakin mampu meningkatkan dana pihak ketiga (DPK) dan fee based income," tuturnya.

Adapun sejumlah produk dari ketiga asuransi tersebut yang nantinya dapat didistribusikan Bank Mutiara adalah produk asuransi Cigna yaitu Cigna Optima Link, produk asuransi Panin Life (Panin New Multilinked Protection), produk Sun Life (Sun Fortune Link).

Menurut Maryono kerjasama ini telah melalui proses due dilligence dan telah mendapatkan izin dari Bank Indonesia (BI). "Dengan dipasarkannya produk asuransi tersebut laba bank Mutiara bisa mencapai Rp 309 miliar atau tumbuh 41,7% dan fee based income ditargetkan mencapai Rp 106 miliar," tukas Maryono.

 

BERITA TERKAIT

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi NERACA Denpasar - Sebanyak 12 lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat secara ilegal di…

Farad Cryptoken Merambah Pasar Indonesia

  NERACA Jakarta-Sebuah mata uang digital baru (kriptografi) yang dikenal dengan Farad Cryptoken (“FRD”) mulai diperkenalkan ke masyarakat Indonesia melalui…

OJK: Kewenangan Satgas Waspada Iinvestasi Diperkuat

NERACA Bogor-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi dapat diperkuat kewenangannya dalam melaksanakan tugas pengawasan, dengan payung…

BERITA LAINNYA DI

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi NERACA Denpasar - Sebanyak 12 lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat secara ilegal di…

Farad Cryptoken Merambah Pasar Indonesia

  NERACA Jakarta-Sebuah mata uang digital baru (kriptografi) yang dikenal dengan Farad Cryptoken (“FRD”) mulai diperkenalkan ke masyarakat Indonesia melalui…

OJK: Kewenangan Satgas Waspada Iinvestasi Diperkuat

NERACA Bogor-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi dapat diperkuat kewenangannya dalam melaksanakan tugas pengawasan, dengan payung…