Konsumsi Susu Cara Mudah Menangkal Penyakit Sejak Dini - Mengawali Hidup Dengan Cara Sehat

Ahmad Nabhani

Sejak kecil anak-anak selalu ditanamkan akan pola makan yang sehat atau lebih dikenal empat sehat lima sempurna. Namun lambat laut doktrin tersebut mulai dilupakan seiring dengan pertumbuhan usia dan pola makan yang dikonsumsi sudah tidak lagi sehat. Alhasil selalu ada cibiran bila konsumsi susu hanya anak untuk balita atau anak kecil dan bila seorang dewasa masih konsumsi susu dicap masih balita dan sudah tidak zaman lagi. Setidaknya setigma dan penilaian yang salah ini harus diluruskan. Karena pada dasarnya konsumsi susu tidak hanya untuk balita atau anak kecil, tetapi orang dewasa hingga lansia pun masih perlu mengkonsumsi susu.

Selain itu, persoalan lain minimnya masyarakat mengkonsumsi susu juga pada persoalan kemiskinan yang memaksa mereka (sebagian masyarakat) jarang mengkonsumsi susu. Kurangnya dalam mengonsumsi susu karena persoalan daya beli susu yang kurang. Itu disebabkan pengaruh faktor harga susu yang mahal, dan tidak bisa membidik semua kalangan. Terlepas dari berbagai faktor minimnya masyarakat mengkonsumsi susu, yang pasti suka tidak suka kesadaran masyarakat Indonesia untuk konsumsi susu sangat rendah. Berdasarkan data Asian Food and Agricultural and Technology (SEAFAST) pada 2010 disebutkan konsumsi susu masyarakat Indonesia hanya mencapai 11,9 liter/kapita/tahun. Itu berbeda jauh dengan negara-negara di luar Indonesia seperti India, Malaysia, serta Thailand. Bahkan Indonesia sangat tertinggal jauh dibandingkan negara tetangga, seperti Malaysia dan Filipina yang mengkonsumsi susu 22,1 liter/kapita/tahun, Thailand 31,7 liter/kapita/tahun, sementara India bisa mencapai 42,8 liter/kapita per tahun.

Fakta lain berdasarkan data dari Internasional Osteoporosis Foundation (IOF) disebutkamn di 14 negara Asia diketahui bahwa asupan kalsium orang asia masih rendah. Hal itu membuat orang Asia yang berpostur kecil (massa tulang juga kecil) lebih berisiko terkena osteoporosis. Dari 1.300 mg kalsium yang dibutuhkan per hari, rata-rata orang Asia hanya memenuhi 450 mg. Padahal mengkonsumsi susu sangat penting untuk asupan kalsium agar dapat mencegah osteoporosis. Dampak terasa dari rendah masyarakat Indonesia mengkonsumsi susu terlihat jelas dari daya tahan terhadap penyakit lembek dan mudah di serang penyakit, sehingga kini banyak ditemukan balita gizi buruk.

 

Revitalisasi Konsumsi Susu

Komitmen pemerintah Indonesia dalam mensukseskan visi misi Millennium Development Goals atau disingkat dalam bahasa Inggris MDGs) pada tahun 2015 merupakan bentuk komitmen pemerintah menuju masyarakat Indonesia sejahtera sebagaimana yang diamanatkan konstitusi bangsa ini UUD 1945. Pasalnya, delapan sasaran dari MDGs sangat seirama dengan cita-cita dari bangsa ini untuk menciptakan pembangunan manusia jauh lebih baik,  kedelapan tersebut adalah mengurangi lebih dari separuh orang-orang yang menderita akibat kelaparan, menjamin semua anak untuk menyelesaikan pendidikan dasarnya, mengentaskan kesenjangan jender pada semua tingkat pendidikan, mengurangi kematian anak balita hingga 2/3 , dan mengurangi hingga separuh jumlah orang yang tidak memiliki akses air bersih.

Mewujudkan pembangunan manusia Indonesia yang sehat dan cerdas banyak yang perlu dilakukan dari berbagai aspek. Namun cara yang mudah bisa diawali dengan peningkatan kesadaran konsumsi susu atau memasyarakatkan minum susu sejak dini hingga lansia. Karena melalui budaya minum susu sangat berpengaruh merubah prilaku sosial masyarakat untuk membiasakan pola makan yang sehat dan termasuk didalamnya terdapat susu. Belum ada kata terlambat untuk membiasakan minum susu, karena dengan minum susu setidaknya bisa meningkatkan daya tahan masyarakat Indonesia dari berbagai macam penyakit.

Kita sepakat, tidak ada yang dirugikan dari mengkonsumsi susu bila penyajiannya memenuhi kriteria dan higienis. Karena banyak manfaat dari mengkonsumsi susu dan secara tidak langsung dengan membudayakan minum susu juga mampu menciptakan masyarakat Indonesia menjadi berkualitas jasmani dan rohani serta mampu meningkatkan daya saing. Bagaimanapun juga pepatah kata Yunani kuno “Mensana in Corpore Sana” atau dalam tubuh yang sehat ada jiwa yang sehat, masih sangat relevan hingga saat ini.

 

Kemudian dengan revitalisasi konsumsi susu diyakini bisa mencegah potensi lebih kecil penderita gizi buruk pada anak. Asal tahu sjaa, gizi buruk pada anak tidak hanya menggangu perkembangan fisik dan kesehatan mereka, juga berimbas pada penurunan tingkat inteligensia. Kalau dibiarkan terjadi, yang namanya lost generation tak bisa lagi dielakkan. Gizi buruk sangat berkaitan dengan tingkat inteligensia atau biasa disebut intelligence quotient (IQ).

Menurut periset dari Pusat Penelitian Pengembangan Gizi yang juga anggota Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) menjelaskan, kurangnya gizi pasti memengaruhi tingkat kecerdasan anak. Anak penderita gizi buruk biasanya akan mengalami penurunan IQ sebesar 11–13 poin. Parahnya, kondisi tersebut tak bisa diperbaiki sampai kapan pun karena perkembangan otak yang paling pesat hanya berlangsung hingga anak berusia dua tahun.

Disebutkan dari 230 juta penduduk di Indonesia, sekitar 10% atau 23 juta jiwa masuk kategori balita. Dari sekitar 23 juta balita, 2–3% di antaranya terdiagnosa menderita gizi buruk. Sementara menurut data Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) 2010, sebanyak 17,9% balita di Tanah Air masih mengalami gizi kurang atau gizi buruk. Gizi buruk jelas bisa menghambat pertumbuhan fisik dan otak secara optimal. Saat anak mulai memasuki usia sekolah, biasanya dia akan terlihat lesu, rewel, malas sekolah, sulit menangkap dan mengingat pelajaran, serta sering tidak masuk sekolah karena sakit.

Selain itu, anak yang buruk gizi akan tertinggal perkembangan dan kecerdasannya dibandingkan anak lain. Si anak juga berpotensi menjadi kurus dan sangat pendek. Kalau sudah begini dan tak ada langkah untuk memperbaikinya, bakal tercipta generasi berkualitas rendah yang tidak produktif dan tak mampu bersaing di masa depan. Bahkan generasi ini bisa saja menjadi beban sosial dan ekonomi bagi keluarga atau masyarakat.

Tidak Mengenal Usia

Susu sejak slogan empat sehat lima sempurna dikenalkan, menjadi elemen gizi yang dibutuhkan oleh manusia. Kemudian sejak dicanangkan penggunaan gizi seimbang, susu pun tetap menjadi salah satu sumber protein dan kalsium yang dibutuhkan tubuh, seperti layaknya sumber zat gizi lainnya. Namun saat ini kesadaran mengkonsumsi susu untuk usia dewasa sudah mulai berkurang dan ini tidak bisa di nafikan lagi, karena semakin dewasa, kecenderungan seseorang untuk berhenti minum susu semakin besar. Padahal, susu tetap dibutuhkan dari bayi hingga usia lanjut tetapi dengan kandungan gizi yang berbeda.  Artinya, konsumsi susu tidak hanya anak-anak, manfaat susu pun banyak dirasakan orang dewasa.

Konsumsi susu secara rutin dapat meningkatkan kesehatan tulang karena memang susu merupakan sumber kalsium yang baik. Kalsium berguna dalam mempertahankan kekuatan dan kepadatan tulang. Gangguan osteoporosis atau pengeroposan tulang dapat dicegah dengan konsumsi susu secara rutin. Di samping itu, kandungan Vitamin D dalam susu yang cukup membantu tubuh dalam penyerapan kalsium secara optimal.

Kandungan kalsium dan fosfor dalam susu juga bermanfaat dalam pemeliharaan gigi. Protein dalam susu melindungi gigi dengan membentuk lapisan tipis pada permukaan enamel gigi untuk mencegah hilangnya kalsium dan fosfat. Hal ini yang dapat mencegah terjadinya gigi keropos.

Dalam kecantikan, kandungan asam laktat pada susu dapat membantu peremajaan kulit dengan membantu mengangkat sel kulit mati. Tidak heran, berbagai perawatan kecantikan memanfaatkan susu sebagai bahan dasarnya. Tidak kalah pentingnya, susu dapat membantu melindungi tubuh dari kanker, jantung, dan stroke. Susu memberikan efek perlindungan terhadap risiko kanker payudara. Kalsium dan lemak dalam susu dapat melindungi tubuh dari risiko serangan kanker usus besar.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Profesor Ian Givens dari University of Reading, Inggris menyebutkan, konsumsi susu secara rutin dapat mengurangi ancaman jantung koroner dan stroke hingga 20%. Hal ini disebabkan adanya kandungan potasium (kalium) dalam susu yang dapat menjaga tekanan darah. Karena itu, ayo minum susu. Di antara beragamnya produk susu di pasaran, sempatkan memeriksa kandungan gizi secara lengkap agar dapat memilih yang benar-benar dibutuhkan oleh tubuh.

Kampanyekan Gara-Gara Susu

Menyadari banyak manfaat yang didapatkan dari susu serta menjembatani rendahnya tingkat konsumsi susu, Tetra Park Indonesia sebagai produsen susu mempunyai kepentingan untuk hal itu dan salah satunya mengkampanyekan ayo minum susu. Kampanye ini bertujuan untuk mengingatkan masyarakat kembali akan kebaikan dari susu yang tidak hanya untuk meningkatkan potensi diri tetapi juga berguna bagi orang lain.

Manajer Komunikasi Tetra Pak Indonesia, Elvira P. Wongsosudiro mengatakan, susu adalah sumber kebaikan nutrisi kalsium, vitamin D dan potassium terbesar yang dapat ditemukan di dalam makanan, “Kita akan mengkampanyekan ayo minum susu sebagai komitmen perusahaan untuk terus memberikan edukasi dan informasi tentang pentingnya susu, serta melakukan berbagai aktifitas berbagi kebaikan susu,”katanya di Jakarta.

Tetra Park Indonesia tidak hanya sekedar mengkampanyekan pentingnya minum susu, namun juga mencoba mendekatkan masyarakat serta berbagi informasi dalam penyajian susu yang baik. Salah satunya, mengkonsumsi susu segar seperti susu jenis Ultra High Temperature (UHT). Sebagaimana diketahui, Tetra Pak memperkenalkan susu UHT (Ultra High Temperature) yang merupakan susu disterilisasi dengan suhu tinggi, yaitu 140 derajat celcius, selama 4 detik. Pemanasan ini bertujuan untuk membunuh seluruh mikroorganisme, seperti bakteri pembusuk maupun patogen dan spora.

Susu UHT ini dikelolah dengan menggunakan teknologi tinggi agar menjaga susu tetap aman dan kandungan nutrisi pada susu tetap terjaga. sehingga susu ini bebas dari bakteri dan dapat disimpan dalam suhu kamar samapi 10 bulan tanpa bahan pengawet. Ada beberapa cara penanganan yang perlu diketahui dalam mengkonsumsi susu UHT setelah kemasah dibuka, seperti segera diminum atau apabila hendak disimpan maka kemasan harus dipastikan tertutup rapat dan disimpan dalam suhu lemari es untuk mengurangi resiko pecemaran mikroorganisme. Selain itu, ada baiknya juga memperhatikan waktu penyimpanan, karena di dalam keadaan setelah kemasan dibuka sifat susu mudah kembali ke sifat alaminya yang merupakan media yang baik untuk pertumbuhan mikrorganisme.

Dan cara terakhir untuk dapat menikmati kesegaran susu cair, sebaiknya memeriksa, dahulu tanggal kadaluarsa susu untuk memastikan susu yang dibeli belum kadaluwarsa atau belum mendekati tanggal kadaluwarsa. Terlepas dari penyajian susu, poit penting atau pesan dari kampanye  ayo minum susu adalah  membiasan pola hidup sehat dan bila sudah terpenuhi, maka terciptanya masyarakat berkualitas dan mampu bersaing bukan lagi mimpi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BERITA TERKAIT

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…