PPEI Dorong UKM Asal Bogor Ekspor ke Mancanegara

PPEI Dorong UKM Asal Bogor Ekspor ke Mancanegara 

NERACA

Bogor – Keberadaan lembaga bernama Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI) Kementrian Perdagangan RI sepertinya memang merupakan sebuah energi bagi pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk merambah pasar ekspor (mancanegara). Lewat pelatihan ekspornya, sudah banyak UKM yang merasakan suksesnya berkiprah di pasar ekspor. Salah satunya, Aling Nur Naluri (34 tahun), Direktur sekaligus pemilik Salam Rancage, sebuah perusahaan ‘newspaper craft’ yang berlokasi di Kota Bogor.“Sejak 2015 saya belajar ekspor di PPEI, banyak sekali pengetahuan tentang ekspor yang saya dapat. Sekarang saya sangat percaya diri masuk ke pasar ekspor,” kata Aling yang produk kerajinan berbahan baku kertas korannya sudah merambah Italia, Jepang, dan Singapura.

Aling bercerita, langkah bisnisnya dimulai pada 2009 ketika aktif mengelola bank sampah di sekolah miliknya. Ternyata, jenis sampah terbanyak yang dikelolanya itu berupa kertas koran. Dari situ, Aling memiliki ide untuk bisa memanfaatkan dan mendaur ulang sampah kertas koran itu menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi.

Pada 2012, Aling dengan melakukan riset terkait formula kimia bagi produknya. Setelah menemukan formulanya, produknya pun memiliki kekuatan dan tampilan seperti produk rotan, tanpa tiner serta murni berbahan dasar air.“Barulah pada 2013 saya mulai bisnis ini dengan memperdalam desain produk dan jaringan pemasarannya,” kata Sarjana Matematika lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) tahun 2005 itu.

Dengan konsep ‘social business”, Aling pun memberdayakan sekitar 90 orang perempuan (mayoritas ibu rumah tangga) di Bogor dan Jakarta dalam menganyam koran menjadi produk seperti tempat/wadah barang, kotak tisu, tempat paying, tikar, souvenir-sovenir, dan sebagainya, yang semuanya berbahan baku dari kertas koran.“Saya berdayakan ibu-ibu itu dari sisi ekonomi dan sosialnya. Sehingga tercipta tiga tujuan, yaitu keselarasan finansial, sosial, dan lingkungan. Inti dari social business ini adalah pemanfaatan social besar bila pemanfaatan bisnis juga besar,” jelas Aling.

Terkait sumber bahan baku, Aling mengungkapkan bahwa pihaknya sudah melakukan kerjasama dengan PT Kompas Gramedia. Bahkan, dari kerjasama tersebut, di wilayah Palmerah, Jakarta Barat, persis di sebelah kantor Kompas Gramedia, dibangunlah apa yang dinamakan ‘Kampung Koran’. Artinya, soal bahan baku bukan merupakan kendala. 

Hitungan-hitungan bisnisnya, menurut Aling, ibu-ibu tersebut mendapat 20 persen dari harga produk buatannya yang terjual. Bila harga bisa tinggi, maka mereka juga akan mendapat uang lebih besar.“Risiko ada di kita, bukan di ibu-ibu tersebut. Bahkan, untuk menarik semangat kerja mereka, di setiap produk yang dibuatnya, dilampiri label yang isinya bercerita tentang proses pembuatan produk dan siapa yang membuatnya. Label ini yang membuat ibu-ibu semangat berproduksi dan berkreasi”, imbuh Aling yang mengaku banyak memasarkan produknya melalui website dan media sosial, serta memiliki omzet sekitar Rp400 juta setahun.

Selain Aling, UKM asal Bogor lainnya yang sukses karena polesan PPEI adalah H Kosasih, pemilik ‘Suratin Bamboo’ (Kota Bogor), sebuah home industry berupa  kerajinan tangan (handycraft) berbahan bambu. Seperti, anyam-anyaman, kipas, jam dinding, hingga furnitur (kursi, sofa, meja, lemari, dan alat-alat rumah tangga lainnya).“Saya masuk ke bisnis kerajinan dari bambu ini sejak tahun 2003. Setelah saya mendapat pendidikan ekspor di PPEI, yang semakin bersemangat untuk terus melakukan ekspor,” kata Kosasih. 

Produk-produk bambu buatan Kosasih kini sudah bisa menembus pasa Eropa (Perancis, Italia, Austria, Jerman), Dubai, Singapura, hingga Korea.“Produk yang paling banyak diminati pasar ekspor adalah tempat tidur dan kursi. Setiap bulan, saya ekspor 100 set atau sekitar 1,5-2 kontainer, dengan tenaga kerja 150 orang yang saya rekrut dari masyarakat sekitar Tanah Baru, Bogor,” kata dia seraya menyebutkan bahwa bahan baku bambunya berasal dari Jampang Surade, Sukabumi.

Sekarang, lanjut Kosasih, banyak yang order produknya melalui internet dan media sosial. Sekitar 60 persen produknya untuk pasar ekspor, sisanya pasar lokal. Mohar

 

BERITA TERKAIT

Pertumbuhan Positif: UNVR Laporkan Margin Kotor Meningkat dan Volume Dasar Berkembang

NERACA Jakarta - PT Unilever Indonesia, Tbk., mengumumkan hasil kinerja kuartal pertama tahun 2024 yang menunjukkan peningkatan dalam margin kotor…

Chairil Anwar, Sutardji Calzoum Bachri, Denny JA: Tiga Penyair yang Melakukan Lompatan Besar Dunia Puisi Indonesia

NERACA Jakarta - Dosen dan penyair DR Ipit Saefidier Dimyati menilai di Indonesia ada tiga penyair yang melakukan lompatan besar…

LKPJ Program APBD 2023 Kota Depok: - DPRD Nilai Positif Kinerja TAPD Bisa Raih WTP ke-14

NERACA Depok - DPRD Kota Depok bersama alat kelengkapan dewannya, dalam proses pembahasan Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Tim Anggaran…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

Pertumbuhan Positif: UNVR Laporkan Margin Kotor Meningkat dan Volume Dasar Berkembang

NERACA Jakarta - PT Unilever Indonesia, Tbk., mengumumkan hasil kinerja kuartal pertama tahun 2024 yang menunjukkan peningkatan dalam margin kotor…

Chairil Anwar, Sutardji Calzoum Bachri, Denny JA: Tiga Penyair yang Melakukan Lompatan Besar Dunia Puisi Indonesia

NERACA Jakarta - Dosen dan penyair DR Ipit Saefidier Dimyati menilai di Indonesia ada tiga penyair yang melakukan lompatan besar…

LKPJ Program APBD 2023 Kota Depok: - DPRD Nilai Positif Kinerja TAPD Bisa Raih WTP ke-14

NERACA Depok - DPRD Kota Depok bersama alat kelengkapan dewannya, dalam proses pembahasan Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Tim Anggaran…