PT Timah Catatkan Rugi Rp 138, 851 Miliar

NERACA

Jakarta —  PT Timah (Persero) Tbk mencatat peningkatan rugi yang diatribusikan kepada pemilik entitas publik pada kuartal I 2016 sebesar 2.061% atau menjadi Rp138,851 miliar, dari Rp6,423 miliar pada periode serupa tahun lalu. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, Kamis (28/4).

Perseroan menjelaskan, peningkatan rugi disebabkan oleh menurunnya pendapatan walaupun tipis sekitar 5,24% atau menjadi Rp1,302 triliun selama tiga bulan 2016, dari Rp1,374 triliun tiga bulan serupa 2015. Beban pokok pendapatanpun meningkat 5,85% menjadi Rp1,296 triliun.

Direktur Utama Timah, Riza Pahlevi mengungkapkan, walaupun kinerja keuangan perseroan tertekan, namun perseroan masih berhasil meningkatkan penjualan logam timah sekitar 8,03% menjadi 5.730 Mton, dari tahun sebelunya periode serupa 5.304 Mton.“Kenaikan harga yang terjadi pada pertengahan Maret 2016 mendongkrak kinerja perseroan meskipun belum mampu menutupi rendahnya harga sejak awal tahun ini dan upayah efisiensi terus dilanjutnya untuk menekan harga pokok produksi yang maksimal, sehingga dengan harga logam timah di pasar mulai pulih diharapkan perolehan laba sesuai target yang diharapkan," kata Riza.

Produksi bijih timah dalam tiga bulan pertama tahun ini anjlok 48,81% menjadi 3.405 ton, dari tahun sebelumnya periode serupa berhasil dikumpulkan sebanyak 6.653 ton. Produksi loga timah juga melemah 40,42% menjadi 4.205 ton. Diakuinya, pengembangan bisnis hilirisasi adalah salah satu fokus perseroan untuk masa depan. Saat ini, diproduksi tin soldier & tim chemical oleh anak usaha, PT Timah Industri.
Pada akhir 2015, perseroan telah membangun pabrik intermediate serta pabrik SnCI, sehingga tidak memerlukan impor bahan baku. Dengan demikian perseroan bisa menekan harga pokok produksi dan membuat harga produk lebih bersaing di pasar dunia. Per akhir Maret 2016, jumlah aset perseroan dicatatkan sekitar Rp8,761 triliun. Angka ini turun dibandingkan posisi Desember 2015, yakni Rp9,279 triliun.

Tahun ini, perseroan menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar Rp 1,2 triliun. Dana ini akan digunakan untuk produksi dan pengembangan (diversifikasi) perusahaan. Dana senilai Rp 100-200 miliar disiapkan untuk masing-masing unit diversifikasi, yaitu industri hilirisasi dengan pembangunan pabrik logam balok solder, rumah sakit, dan properti.

Pendanaan belanja modal bisa berasal dari pinjaman bank dan kas internal. Biasanya komposisinya 70% perbankan dan 30% internal. Sejauh ini, perseroan belum memikirkan untuk penggalangan dana melalui obligasi maupun right issue. Tahun ini pula, perseroan menargetkan volume penjualan timah sebesar 25.000 hingga 30.000 ton. Target tersebut sama seperti dengan tahun lalu atau konservatif dengan pertimbangan kondisi harga komoditas yang belum pulih. Dijelaskan, volume penjualan timah dipertahankan karena perseroan ingin lebih banyak menggenjot produk hilir. (bani)

BERITA TERKAIT

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…