Akuisisi Bank, BCA Siapkan Dana Rp 1,5 Triliun

NERACA

Jakarta - Bila tidak ada aral melintang, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) berencana mengakuisi bank. Maka guna memuluskan aksi korporasi tersebut, perseroan mengalokasikan anggaran Rp 1,5 triliun dan termasuk untuk menyuntikkan modal anak usaha.”Untuk akuisisi, BCA akan mulai "menyeleksi" bank kecil yang berpotensi besar untuk pengembangan bisnis di Indonesia, “kata Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk, Jahja Setiaatmadja di Jakarta, kemarin.

Kemudian untuk suntikan kepada anak usaha, kemungkinan perseoran akan melakukan injeksi modal pada semester II 2016 ini. Asal tahu saja, untuk akuisisi bank sendiri perseroan baru akan melakukan tebar jaring pada bulan Juli 2016. Disebutkan, perseroan akan memilih bank kecil tetapi memiliki potensi besar. Namun sayangnya, Jahja enggan menyebutkan identitas bank yang tengah dibidik.

Untuk injeksi kepada anak usaha, Jahja bilang, salah satu program yang ingin dikembangkan adalah BCA Syariah agar bisa masuk ke layanan bank nirkantor (branchless banking). Hingga kini, BCA memiliki enam anak usaha di segala sektor industri keuangan, dan satu anak perusahaan yang didirikan di Hongkong, BCA Finance Limited."Memang akan terus kita kembangkan apalagi ada 'branchless banking', maka kita usahakan supaya bisa masuk ke pasar itu," ujarnya.

Rencana akuisisi dan suntikan modal anak usaha itu sudah masuk ke Rencana Bisnis Bank (RBB) BCA pada tahun ini. Bank beraset Rp603,4 triliun ini masih melirik pasar domestik untuk mengerek pendapatan dan laba, meskipun pemulihan ekonom domestik belum bergerak cepat. Pada 2015, BCA mencatat pertumbuhan laba sedikit di bawah dua digit yakni 9,3% menjadi Rp 18 triliun, dari 2014 yang sebesar Rp 16,5 triliun.

Sementara di kuartal pertama 2016, laba Bank BCA tumbuh sekitar 11,1% menjadi Rp4,5 triliun dari periode sebelumnya yang sebesar Rp4,1 triliun. Pencapaian ini didukung oleh meningkatnya pendapatan operasional sekitar 17,0% menjadi Rp12,8 triliun pada triwulan I 2016 dibandingkan Rp11 triliun periode serupa tahun lalu.

Pada akhir Maret 2016 portofolio kredit mencapai Rp373,7 triliun, tumbuh 11,4% dibandingkan dengan posisi yang sama tahun sebelumnya. Kredit korporasi naik 18,5% menjadi Rp129,4 triliun dan kredit komersial & UKM meningkat 5,9% menjadi Rp142,3 triliun.

Sementara itu, kredit konsumer tumbuh 10,9% menjadi Rp102,1 triliun didukung oleh pertumbuhan di semua produk. Kredit pemilikan rumah juga naik 9,3% menjadi Rp59,9 triliun dan kredit kendaraan bermotor meningkat 13,8% menjadi Rp32,7 triliun. Pada akhir triwulan I 2016, outstanding kartu kredit tercatat sebesar Rp9,5 triliun, meningkat 11,3%. (bani)

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…