Genjot Pasar Ekspor - Menakar Potensi SMGR di Pasar Australia

NERACA

Jakarta – Sukses melebarkan sayapnya di Asia dengan mengakuisis perusahan semen asal Vietnam, makin memacu PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) untuk terus melebarkan penetrasi ekspansinya lebih agresif di luar negeri. Teranyar, kabarnya emiten plat merah ini tengah melirik Australia untuk membuka pasar baru semen.

Saat ini, SMGR masih menjajaki potensi pasar semen Negeri Kanguru tersebut. Harapannya, semester II tahun ini sudah bisa mengekspor semen. Agung Wiharto, Sekretaris Perusahaan SMGR mengatakan, perusahaan ini masih menjajaki potensi pasar Australia dan berharap bisa ekspor pada semester kedua dan saat ini perseroan tengah melakukan survei pasar.

Kabarnya, perseroan sudah menerima permintaan yang masuk dari calon pembeli dari Australia. Tapi saat ini masih belum mengantongi kontrak ekspor. "Nanti permintaan itu bakal ditopang pabrik Tuban dan Tonasa, tapi memang kami belum dapat kontraknya,"kata Agung di Jakarta, kemarin.

Sampai dengan Februari lalu, ekspor SMGR baru menyentuh 40.000 ton, dibandingkan sebelumnya yang mencapai 76.000 ton. Angka ekspor ini masih sangat jauh dibandingkan total penjualan semen SMGR. Negara tujuan ekspor SMGR antara lain Mauritius, Maladewa, Timor Leste, Bangladesh dan Sri Lanka. Untuk ekspor, SMGR masih mengandalkan Semen Padang dan Tonasa. "Semoga tahun ini bisa mendapat kontrak dari Australia.

Ekspor itu bukan karena kami kelebihan pasokan tapi memang punya pasar di luar negeri," lanjut Pupung. Yosua Zisokhi, Analis MNC Securities, mengatakan, langkah SMGR membuka peluang pasar di luar negeri itu merupakan sesuatu yang baik. Apalagi saat ini industri semen dalam negeri diperkirakan hanya tumbuh maksimal 5%.

Ditambah lagi dengan banyaknya pesaing, kelebihan pasokan semen pun mengintai. Oversupply semen ini diprediksi bakal menyentuh angka 10 juta ton per tahun. "Ekspor ke Australia rencana yang oke. Saya lihat, SMGR harus menggarap ekspor karena ada potensi kelebihan supply semen di dalam negeri," kata Yosua.

Kelebihan pasokan semen ini bisa menekan harga jual. Pendapatan emiten bubuk abu-abu pun berpeluang tertekan. "Kalau tidak mau jual, harus stok di gudang dan ini jadi biaya lagi, makanya harus dijual keluar dengan hitung-hitungan yang cermat," ujarnya.

Diversifikasi penjualan SMGR ini masih seujung kuku ketimbang pasar domestik.Yosua mengatakan, industri semen domestik baru berpeluang membaik pada akhir tahun 2017 atau awal tahun 2018. Jadi, perluasan pasar, meski sedikit, akan menambah pendapatan emiten. Asal tahu saja, kinerja penjualan semen SMGR pada kuartal I tahun ini tidak jauh berbeda dengan periode yang sama tahun lalu. Tercatat sampai Februari, SMGR mampu menjual semen sebanyak 4 juta ton atau menurun 2,4% dibandingkan tahun lalu yang mencapai 4,1 juta ton.

Penjualan Stagnan

Direktur Utama SMGR, Suparni pernah bilang, stagnannya penjualan disebabkan adanya perusahaan baru yang bergerak di bidang semen serta pasokan semen nasional berlebihan."Market share kita juga turun 1,5-2% karena ada pemain baru yang sudah terdaftar di asosiasi semen,"ujarnya.

Diakuinya, pabrik semen di Rembang dan Indarung VI mulai diuji coba operasi pada Oktober 2016, dengan kapasitas produksinya 400-500 ribu ton. Pabrik sepenuhnya beroperasi awal tahun depan. Belum lama ini, perseroan mendapatkan fasilitas Kredit Modal Kerja (KMK) dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk senilai Rp1 triliun.

Menurut Suparni, fasilitas pinjaman ini untuk mengoptimalkan skema pendanaan perseroan, khususnya sebagai bridging loan mendukung rencana strategis. Tahun ini, Semen Indonesia menargetkan kapasitas produksi mencapai 37,8 juta ton, melalui pabrik baru Rembang dan Indarung. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…