Alumni DSC Disiapkan jadi Agen Perubahan

 

 

NERACA

 

Malang - Diplomat Success Challenge (DSC) 2016 bekerja sama dengan UIN Maulana Malik Ibrahim, menyelenggarakan seminar bertajuk “Business Fundamental”. Acara yang bertujuan memberikan motivasi berwirausaha ini menghadirkan pembicara seperti Wirausaha dan Motivator bisnis Ridwan Abadi. Hadir juga dalam acara ini Ryan Ade Pratama, alumni DSC 2014 yang sukses memproduksi dan berbisnis alat musik Cajon. Pria lajang 28 tahun yang akrab dipanggil Ryan ini menceritakan lika-liku perjalanan usahanya memproduksi alat musik yang berasal dari Peru, Amerika Selatan itu.

Ada perbedaan signifikan dari bisnis alat musik Cajon yang dijalani Ryan Pratama. Jika awalnya ia hanya memproduksi 4 unit Cajon sebulan, setelah mengikuti program kompetisi wirausaha Wismilak - Diplomat Success Challenge (DSC) kini ia mampu memproduksi hingga 200 unit per bulan. Ryan merasa sangat bersyukur karena perkembangan bisnisnya begitu diapresiasi masyarakat. Kesuksesannya tersebut tak terlepas dari modal usaha yang ia dapatkan sebagai pemenang dan bimbingan usaha yang selama satu tahun ini didapatkannya di DSC.

Program DSC merupakan program CSR yang diprakarsai PT. Wismilak Inti Makmur Tbk. dan telah dimulai sejak tahun 2010. Pada tahun ini merupakan tahun ke 7 pelaksanaan Kompetisi Wirausaha bagi para pemuda Indonesia. Hadiah dana dalam bentuk hibah sebesar Rp2 Miliar telah disiapkan penyelenggara bagi para pemenang.

2014 merupakan titik balik bagi Ryan. Saat itu ia mengikuti kompetisi wirausaha yang diadakan oleh DSC Wismilak. “Masalah modal langsung terpecahkan karena sebagai salah satu pemenang program ini saya mendapat hibah dana, ya bukan pinjaman. Selain itu saya juga mendapat bantuan bimbingan bagaimana mengelola usaha yang baik,” ujarnya mensyukuri. Seluruh pemenang program DSC Wismilak memang mendapat pendampingan manajemen usaha selama satu tahun. Hal ini juga dijelaskan oleh Surjanto Yasaputera selaku Chief Board of Commissioner Diplomat Success Challenge, “Kami ingin memastikan keberhasilan para wirausahawan muda yang memenangkan kompetisi DSC,” tukasnya.

Dengan makin banyaknya produksi yang dihasilkan, jelas Ryan makin produktif merekrut banyak sahabat di sekelilingnya untuk berkarya. Disinilah social entrepreneur makin dalam terlihat pula. Ryan menuturkan bahwa setelah ikut DSC, ia menemukan banyak hal baru dan menginspirasi untuk maju. Ia sangat merasakan manfaat dari hadiah modal usaha yang gratis alias bukan pinjaman yang merubah orientasi usahanya lebih meluas. Ryan yang kini telah menjadi duta DSC, merasa ikut terpanggil untuk menginspirasi para generasi muda, khususnya para generasi penerus di DSC. Semangat yang didapatnya di DSC ingin ia tebarkan agar lebih terekspos di negeri ini.

“Sebagai alumni DSC, saya telah belajar banyak. Kami mendapatkan network dan pendampingan sehingga grafik kemajuan kami sangat terlihat. Saya bersyukur atas karya besar DSC bagi wirausaha muda Indonesia,” tuturnya.

Kini bisnis Cajonnya sudah tersebar luas ke seluruh nusantara. Outletnya hingga saat ini mencapai 30 titik di seluruh Indonesia kecuali Papua dengan omset perbulan mencapai 150 juta rupiah. Bahkan beberapa toko musik besar sudah menjadi mitra bisnisnya antara lain PT HLS Musik, PT Sincere Musik, PT Premier Musik, Chic’s Music, Queen Musik Solo, dan Istana Musik Medan.

Varian produk-produk Cajon yang dibuat Ryan menggunakan bahasa Belanda, demikian pula mereknya yakni Koning Percussion. “Nama Koning dari bahasa belanda yang berarti raja dalam bahasa Indonesia, dasar filosofinya tentu saya ingin agar produk Cajon saya menjadi market leader,” ungkap Ryan yang akan membuka sekolah kursus Cajon. Memang ada beberapa pembuat Cajon lokal, namun Ryan mengklaim bahwa ia adalah pelopor produsen Cajon di Indonesia.

Keberhasilannya menjadi agent of change tersebut ditularkannya kepada partisipan peserta DSC lainnya. “Saya percaya, bahwa Successful people learn from the more successful people. Banyak orang bisa sukses karena mereka mau belajar dari orang-orang yang telah lebih dulu sukses, dengan mengikuti langkah-langkah mereka. Ini merupakan salah satu pengejawantahan dari social entrepreneurship. Sebagai alumni DSC poin ini sangat terasa. Sehingga kami mengajak seluruh wirausaha muda Indonesia mempergunakan kesempatan yang diberikan DSC untuk ikut menjadi sukses,” ujar Ryan.

 

BERITA TERKAIT

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global NERACA Jakarta - Lahirnya undang-undang tentang Daerah Khusus Jakarta (UU DKJ)…

Pemerintah akan Bentuk Tim Proyek Kereta Cepat Jakarta " Surabaya

  NERACA Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan segera membentuk tim untuk proyek kereta…

Surplus Neraca Perdagangan Terus Berlanjut

  NERACA Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Maret 2024, Indonesia kembali surplus sebesar 4,47 miliar dolar AS,…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global NERACA Jakarta - Lahirnya undang-undang tentang Daerah Khusus Jakarta (UU DKJ)…

Pemerintah akan Bentuk Tim Proyek Kereta Cepat Jakarta " Surabaya

  NERACA Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan segera membentuk tim untuk proyek kereta…

Surplus Neraca Perdagangan Terus Berlanjut

  NERACA Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Maret 2024, Indonesia kembali surplus sebesar 4,47 miliar dolar AS,…