Runtuhnya Kejayaan

 

Oleh: Ambara Purusottama

Prasetiya Mulya School of Business and Economics

 

                Berita tidak menyenangkan datang dari industri batubara. Baru-baru ini beberapa perusahaan raksaksa batubara di AS membuat pemberitaan yang sangat mengejutkan. Peabody Energy dan Arch Coal mengajukan kebangkrutan ke pihak yang berwenang AS dalam waktu yang hampir bersamaan. Padahal keduanya merupakan salah satu pemain besar industri batubara global. Langkah ini merupakan efek lanjutan dari tekanan yang terjadi di industri batubara.

                Industri batubara AS meskipun salah satu yang terbesar ternyata tidak luput dari gejolak perekonomian global. Kinerja Peabody dan Arch Coal terus mengalami koreksi dari waktu ke waktu. Kapitalisasi pasar keduanya pun juga ikut merosot. Kondisi ini tidak lain sebagai imbas penurunan hargabatubara. Nama besar keduanya tidak mampu mengerek mereka ke posisi yang lebih baik. Keputusan pengajuankebangkrutan menjadi opsi logis perusahaan agar keadaan tidak bertambah buruk.

                Penurunan industri batubara sejatinya mulai tercium di pertengahan tahun 2011. Runtuhnya industri ini bukan sesuatu yang tiba-tiba melainkan terjadi secara bertahap. Harga saham perusahaan dapat dijadikan indikator utamanya. Jika melihat data, sejak tahun 2011 harga saham Peabodyperlahan namun pasti terus mengalami penurunan. Dalam sekejap hanya dalam kurun waktu lima tahun saja harga saham bisa terjungkal dari $ 1,000 per lembar saham hanya menjadi berkisar$ 1 - $ 2 per lembar saham. Kondisi Arch Coal bahkan lebih memperihatinkan dimana harga saham saat ini hanya bernilai kurang dari $ 1 per lembar saham.

                Kegagalan bayar hutang menjadi penyebab utamanya, khususnya bagi Peabody. Singkatnya, strategi perusahaan dengan mengakuisi tambang batubara Macarthur Coal di Australia justru harus dibayar mahal. Nilai fantantis akuisisi menyentuh $ 5.4 miliar. Padahal saat itu kondisi batubara mulai merasakan adanya penurunan harga. Alhasil, ketidak mampuan bayar hutang mulai membayangi raksasa batubara ini. Restrukturisasi pinjaman pun tidak cukup mengembalikan kedigdayaan raksasa ini. Disamping itu, struktur modal yang tidak sehat semakin menyulitkan keadaan.

                Dinamika ekonomi global yang terus bergejolak menjadi awal problematika. Perlambatan ekonomi Cina setelah sekian lama bertumbuh akhirnya terjadi. Cina seperti kehabisan nafas dalam mendorong perekonomiannya. Munculnya isu kerusakan lingkungan dan semakin sadarnya masyarakat akan pentingnya lingkungan semakin memperparah keadaan. Tidak ketinggalan, perkembangan teknologi energi pengganti turut melengkapi penderitaan industri ini. Hasilnya, beberapa momen tersebut membuat harga batubara semakin tidak tertolong.

                Harusnya peristiwa di atas dapat menjadi pembelajaran industri batubara nasional. Harus diakui kontribusi batubara terhadap perekonomian nasional terbilang cukup besar. Tidak hanya berkontribusi pada pendapatan nasional saja namun turut andil membuka lapangan pekerjaan dan juga pemerataan pendapatan. Andil pemerintah sangat diharapkan demi keberlangsungan masa depan industri ini. Berbagai insentif dan relaksasi kebijakan sangat dinanti oleh para pemangku kepentingan. Tujuannya tidak lain demi menyelamatkan perekonomian nasional.            

BERITA TERKAIT

Iklim dan Reformasi Kebijakan

Oleh: Suahasil Nazara Wakil Menteri Keuangan Sebagai upaya untuk memperkuat aksi iklim, Indonesia memainkan peran penting melalui kepemimpinan pada Koalisi…

Cawe-cawe APBN dalam Lebaran 1445 H

  Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melaporkan kepada Presiden Joko…

Investasi Emas Pasca Lebaran

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Usai lebaran Idul Fitri 1445 H masyarakat Indonesia mulai menjalankan aktifitas kembali seperti biasanya…

BERITA LAINNYA DI

Iklim dan Reformasi Kebijakan

Oleh: Suahasil Nazara Wakil Menteri Keuangan Sebagai upaya untuk memperkuat aksi iklim, Indonesia memainkan peran penting melalui kepemimpinan pada Koalisi…

Cawe-cawe APBN dalam Lebaran 1445 H

  Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melaporkan kepada Presiden Joko…

Investasi Emas Pasca Lebaran

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Usai lebaran Idul Fitri 1445 H masyarakat Indonesia mulai menjalankan aktifitas kembali seperti biasanya…