Kandungan Lokal Makin Tinggi - Menperin Dukung Industri Printer Rajai Dunia

NERACA

Bekasi – Pemerintah mengapresiasi produsen printer yang merupakan industri elektronika karena terus meningkatkan kandungan lokal. Ke depan, industri elektronika di dalam negeri diharapkan terus berkembang menjadi bagian dari Supply Chain produk elektronika dunia.

Sebagai Industri andalan masa depan, industri elektronika dan telematika termasuk industri yang terus didorong perkembangan dengan memberikan berbagai kemudahan dan insentif berupa pengurangan pajak maupun bea masuk yang ditanggung pemerintah serta bentuk insentif lainnya. 

“Saat ini ada sekitar 250 perusahaan produsen elektronika dan komponen baik dalam rangka ekspor maupun dalam negeri. Kita optimistis, Indonesia semakin banyak mengapalkan printer ke pasar dunia dan menjadi basis produksi global,” kata Menteri Perindustrian Saleh Husin saat meresmikan pabrik printer milik PT Indonesia Epson Industry di Kawasan Industri EJIP Cikarang-Bekasi, Jawa Barat, dikutip dari Antara, akhir pekan lalu.

Ekspansi industri elektronika, lanjutnya, menjadi salah satu andalan mendongkrak kinerja ekspor. Tercatat, share ekspor Indonesia ke ASEAN saat ini mencapai 23% (tumbuh 11,39%) dan ke luar ASEAN sebesar 77%. Pertumbuhan ini ditargetkan mengalami kenaikan sebesar 1%  pertahun sehingga pada tahun 2030 share ekspor Indonesia ke ASEAN diharapkan dapat mencapai sebesar 40%.

Hal tersebut menjadi tantangan bagi pemerintah untuk terus mengambil langkah pengembangan fasilitas yang mendukung pertumbuhan industri seperti pembangunan infrastruktur, energi dan transportasi serta fasilitasi lainnya yang dapat  meningkatkan daya saing industri.

Epson menempati kawasan seluas lebih dari 255 ribu meter persegi, menyerap tenaga kerja  total 14 ribu orang, dan direncanakan terus bertambah.  Kandungan lokal produk yang dihasilkan Epson telah mencapai 70% sehingga memberikan ruang bagi tumbuhnya industri penunjang dalam negeri dimana saat ini telah melibatkan sekitar 129 perusahaan. “Kami sepenuhnya mendukung langkah EPSON untuk terus mencapai cita-cita sebagai manufaktur printer nomor 1 di dunia,” tegas Saleh.

Di Indonesia, Epson beroperasi mulai 1995 dan sesudah berinvestasi terakhir pada 2012 serta tahun ini mengoperasikan pabrik teranyar, Epson telah membelanjakan total investasi USD 94,6 Juta atau sekitar Rp 1,25 triliun dengan asumsi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sebesar Rp 13.200. Sedangkan untuk membangun pabrik baru, Epson menanam investasi sekitar USD 30 juta.

Menilik hasil produksi mencapai 8,15 Juta unit /tahun yang sebagian besar diekspor, Menteri Saleh menilai Epson memberi kontribusi penting bagi pertumbuhan ekspor produk industri manufaktur. Selain itu, pengembangan industri dan investasi Epson telah menunjukkan bahwa Indonesia merupakan pilihan menarik dan tepat untuk berinvestasi.

Selain itu, Pemerintah juga meminta Epson melakukan penguatan pusat R&D di Indonesia serta terus memberikan pelatihan-pelatihan kepada tenaga kerjanya agar tenaga kerja yang mendukung perusahaan semakin terampil dan meningkat kemampuannya. “Setelah menjadikan Indonesia jadi basis produksi, aktivitas R&D sebaiknya dilakukan di sini,” ujar Menperin.

Presiden Direktur PT Indonesia Epson Industry Eiichi Abe mengatakan Indonesia merupakan mitra bisnis yang strategis. “Ke depan, semakin dibutuhkan hubungan yang kuat dengan pelaku supporting industries dan masyarakat,” katanya.

Turut hadir mantan Menteri Perdagangan Rahmat Gobel, Duta Besar Jepang Tanizaki Yasuaki, Managing Director Seiko Epson Corporation Koichi Kubota, Anggota DPR Daniel Lumban Tobing, Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin I Gusti Putu Suryawirawan dan Direktur Industri Elektronika dan Telematika, Zakiyudin.

Dengan ekspansi tersebut, luas total pabrik Epson di EJIP menjadi 25 hektare dengan rata-rata kapasitas produksi 6 juta unit per tahun dan kapasitas maksimal 1 juta unit per bulan untuk produk printer teknologi tinggi dan rendah.

Ekspansi pabrik yang dilakukan perusahaan tidak serta merta menambah kapasitas produksi yang ada, namun pabrik membutuhkan ruangan yang lebih luas terkait produksi printer berteknologi tinggi.

Adapun 100 persen produksi yang dihasilkan pabrik printer asal Jepang di EJIP tersebut akan diekspor ke berbagai negara, di mana 25 persen diekspor ke Amerika, 25 persen ke Eropa, 25 persen ke Jepang dan sisanya ke Asia Pasifik. Printer dengan merk Epson saat ini merajai pasar di Indonesia dan Jepang. Sementara untuk pasar global, Epson dan Canon bergantian menduduki peringkat dua di bawah HP.

BERITA TERKAIT

Tingkatkan Ekspor, 12 Industri Alsintan Diboyong ke Maroko

NERACA Meknes – Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture…

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…

HBA dan HMA April 2024 Telah Ditetapkan

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah resmi menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk…

BERITA LAINNYA DI Industri

Tingkatkan Ekspor, 12 Industri Alsintan Diboyong ke Maroko

NERACA Meknes – Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture…

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…

HBA dan HMA April 2024 Telah Ditetapkan

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah resmi menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk…