Investasi Reksa Dana Syariah - Janjikan Low Risk and High Return

NERACA

Jakarta –Masih rendahnya penetrasi pasar modal syariah, khususnya investasi di reksa dana syariah disebabkan berbagai faktor. Selain masalah sosialisasi dan edukasi, juga minimnya produk syariah di pasar modal dan diperburuk keterbatasan sumber daya manusianya.

Namun demikian, pengamat pasar modal yang juga Head of Operation and Business Development Panin Asset Management, Rudiyanto mengemukakan, investasi di pasar modal syariah lebih menjanjikan keuntungan, khususnya produk reksa dana syariah. Pasalnya, reksa dana syariah mampu menawarkan diversifikasi investasi kepada pemodal dengan risiko rendah.”Reksa dana syariah dapat dijadikan sebagai salah satu pertimbangan berinvestasi bagi calon investor maupun yang sudah menjadi investor," ujar di Jakarta, kemarin.

Secara historis, lanjut dia, investor juga tidak perlu khawatir terhadap kinerja reksa dana berbasis syariah karena tidak ada perbedaan yang terlalu signifikan dengan reksa dana konvensional. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), sejak awal tahun hingga 31 Maret 2016 Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tercatat meningkat sebesar 7,48 persen, sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 5,49 persen.
Rudiayanto menambahkan, penempatan dana pada reksa dana syariah lebih fokus pada kegiatan usaha yang tidak sesuai dengan prinsip syariah diantaranya bank konvensional, rokok, dan minuman keras. Selain itu, juga memperhatikan rasio keuangannya. Kendati demikian, dia mengingatkan bahwa dalam berinvestasi di produk pasar modal juga memiliki risiko atau bahkan mengalami penurunan nilai selama periode investasi.

Disamping itu, dirinya juga menyerukan kepada mahasiswa agar mulai mempelajari cara mengelola keuangan yang baik jika sudah masuk dalam dunia kerja dan menerima hasil."Untuk yang baru bekerja biasanya gaji mengikuti UMR, berapa pun yang didapat pastikan dapat menyisihkan sebesar 10% untuk kebaikan (amal), sebesar 20%untuk dana darurat bisa dimasukan ke dalam produk investasi dan asuransi.
Selanjutnya, sekitar 30% untuk mencicil sesuatu yang bersifat produktif dan bukan konsumtif. Dan, sebesar 40% sisanya untuk digunakan dalam nmemenuhi kebutuhan sehari-hari. Asal tahu saja, guna menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang handal di industri pasar modal syariah, PT Indonesian Capital Market Electronic Libary (Icamel) yang juga bagian dari PT Bursa Efek Indonesia (BEI), belum lama ini menyelenggarakan pendidikan untuk ahli syariah pasar modal (ASPM) dengan menggandeng kerjasama Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI).”Kerjasama pelatihan ini diharapkan bisa mengisi kekurangan professional yang memiliki kompetensi di bidang syariah pasar modal.”kata Direktur Icamel, Yulianto Aji Sadono . (bani)

 

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…