Perlu Antisipasi Inflasi Terkait Produksi Pangan

NERACA

Jakarta---Pemerintah menyiapkan langkah antisipasi terkati kemungkinan terjadinya lonjakan inflasi. Hal ini melihat ada gejala penurunan produksi tiga komoditas utama pertanian seperti padi, jagung, dan kedelai yang diduga bisa memicu terjadinya inflasi. “Kemenkeu akan lihat porsi antara produksi pangan dengan tingkat konsumsinya. Jika tingkat produksi pangan yang turun mampu mencukupi kebutuhan nasional, maka tidak akan terjadinya lonjakan inflasi," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Bambang Brojonegoro kepada wartawan di Jakarta, Jakarta, Rabu (2/11).

 

Mantan Dekan FEUI ini menambahkan langkah antisipasi ini sekaligus juga guna menekan inflasi menjelang akhir tahun. Sebab hal itu berpotensi menghambat penyerapan anggaran. "Pokok terpenting inflasi dapat terjaga dan sesuai dengan target, disamping itu penyerapan anggaran APBN lebih cepat, tepat dan pada waktunya," tambahnya

 

Lebih lanjut Bambang menjelaskan, Perum Bulog telah memiliki cadangan beras nasional baik berasal dari dalam maupun impor. Cadangan beras tersebut dapat digunakan untuk menstabilkan harga beras di dalam negeri. “Karena itu cadangan beras tersebut dapat digunakan untuk menyeimbangkan harga beras di dalam negri, dan juga menjaga daya beli masyarakat,” tandasnya.

 

Sementara itu, Kepala Pusat Studi Ekonomi dan kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada (UGM) Tony Prasetiantono memprediksi tekanan inflasi tahun ini berpotensi tertahan di level 4% menyusul catatan deflasi pada Oktober. “Deflasi yang terjadi pada Oktober disebabkan oleh dua hal yakni penurunan harga emas dan pangan,”ungkapnya.

 

Menurunnya harga emas cukup realistis mengingat harga emas sudah melewati puncak harga pada beberapa bulan lalu. Meskipun permintaan (demand) emas cukup tinggi, namun tetap ada batasnya. Di sisi lain, ada koreksi terhadap harga pangan yang trennya memang menurun pada bulan-bulan ini. “Tekanan deflasi bagus bagi perekonomian kita,” paparnya

 

Toni menambahkan dengan realisasi inflasi tahun kalender (Januari-Oktober) sebesar 2,85% dan secara tahunan (year on year/yoy) sebesar 4,29% serta prediksi inflasi pada November yang rendah di kisaran 0,2% dan tekanan inflasi Desember maksimal satu persen, maka inflasi 2011 diprediksi jauh lebih rendah dari target pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2011. “Kira-kira sekitar 4% atau lebih sedikit,” ucapnya

 

Ditempat terpisah, Analis Pasar Modal, Nico Omer mengungkapkan penurunan harga emas diprediksi masih terus berlangsung untuk beberapa bulan ke depan. Alasanya bursa saham dunia terus melemah dan diiringi dengan pelemahan mata uang dolar AS>  "Beberapa bulan ke depan harga emas akan mengikuti gerakan aset berisiko seperti saham dunia dan mata uang dolar AS," ujarnya.

 

Hasil pantauan dari Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian (UBPP) Logam Mulia PT Aneka Tambang (ANTM), hanya emas batangan 1.000 gram yang tak tersedia (not available). Dalam pengumumannya, UBPP juga menyatakan, ketersediaan barang dapat berubah tanpa ada konfirmasi terlebih dahulu.

 

Harga emas PT Antam Rabu (2/11) ini tampak mulai bangkit dibandingkan posisi kemarin seiring dengan menanjaknya harga emas internasional. Sementara itu, harga buy back emas Antam naik ke level Rp482.000 per gram dari Rp480.000. Namun harga emas batangan 1 gram naik jadi Rp549 ribu dari Rp547.000. Begitu juga harga emas batangan 2 gram yang naik ke Rp1.056.000 atau Rp528 ribu per gram dari Rp1.052.000 atau Rp526.000 per gram. **cahyo

BERITA TERKAIT

Sadari Potensi Dunia Digital, Raih Cuan Jutaan dari Jualan Online

  NERACA Magetan – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo RI) menyelenggarakan kegiatan Chip In #MakinCakapDigital2024 bertema “Etika Bebas Berpendapat di…

Menyelamatkan Pangan, LG Inisiasi Better Life Festival

Menyelamatkan Pangan, LG Inisiasi Better Life Festival NERACA Jakarta - Berdasarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas), setiap tahun ada 23-48…

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Menyelamatkan Pangan, LG Inisiasi Better Life Festival

Menyelamatkan Pangan, LG Inisiasi Better Life Festival NERACA Jakarta - Berdasarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas), setiap tahun ada 23-48…

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace NERACA  Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…