Prediksi Dana Infrastruktur ASEAN US$60 M

NERACA

Jakarta-- Pembangunan infrastruktur diyakini bisa mendorong pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. Karena itu ASEAN perlu memulihkan kondisi ekonomi pasca krisis 1997-1998. "Untuk mewujudkan pembangunan infrastruktur, Asean telah membentuk Asean Infrastructure Fund (AIF), yang disepakati oleh Brunai Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam serta Asian Development Bank (ADB)," kata Kepala Badan Kebijaksanaan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Bambang Brodjonegoro kepada wartawan di Jakarta,1/11

 

Mantan Dekan FEUI ini memperkirakan dalam satu dasarwarsa pertumbuhan ekonomi di ASEAN bisa melesat tinggi. “Dalam sepuluh tahun ke depan, ASEAN membutuhkan dana kurang lebih USD60 miliar per tahun untuk kebutuhan pendanaan infrastruktur,” tambahnya.

 

Bambang menilai, AIF memungkinkan kelancaran pembangunan infrastruktur menigngat selama ini negara-negara Asean memiliki cadangan devisa besar namun senantiasa diinvestasikan di luar Asean. "Hingga saat ini diperkirakan Asean memiliki cadangan devisa sebesar USD700 miliar di luar Asia," imbuhnya

 

Menurut Bambang, komitmen mewujudkan ASEAN Economic Community (AEC) pada 2015 telah membuka peluang peningkatan perdagangan dan investasi. Melalui political security community, ASEAN economic community dan ASEAN socio cultural community. “Melalui tiga pilar tersebut, negara-negara di kawasan ASEAN ingin melakukan transformasi menjadi suatu kawasan yang bebas atas arus barang, jasa, investasi, pekerja berketerampilan dan modal,” ungkapnya

 

Dikatakan Bambang, AEC diharapkan dapat mendorong kawasan ASEAN menjadi kawasan pasar terintegrasi dengan dukungan struktur produksi yang kuat, kawasan ekonomi yang memiliki daya kompetisi yang tinggi, kawasan yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang kondusif dan kawasan yang terintegrasi ke dalam ekonomi global.

 

Lebih jauh kata Bambang, peluang Indonesia di kawasan ASEAN untuk menjadi negara tujuan investor terus ditingkatkan pemerintah. Bahkan melalui sejumlah kebijakan yang meningkatkan belanja modal sehingga menarik volatile capital flow menjadi investor disektor riil. “Penyederhanaan perijinan investasi dan perluasan pasar tujuan ekspor ke negara-negara ASEAN tentunya akan meningkatkan nilai produksi di masa mendatang,” tukasnya.

 

Pasalnya, investasi selalu mengalir ke negara-negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi rill positif, memiliki stabilitas politik, ketahanan makrokonomi, dan institusi mikroekonomi yang memadai. Negara-negara ASEAN memenuhi kriteria tujuan investasi di atas. Investor portofolio senantiasa merubah negara tujuan portepelnya sesuai persepsi resiko jangka pendek masing-masing. Namun untuk foreign direct investment (FDI) perlu dicatat lebih banyak pelaku pasar masuk ke ASEAN karena pertimbangan potensi pertumbuhan jangka panjang. **Bari

 

 

BERITA TERKAIT

Infobrand.id Gelar Indonesia Digital Popular Brand Award untuk ke 32 Kalinya

Infobrand Gelar Indonesia Digital Popular Brand Award untuk ke 32 Kalinya NERACA Jakarta – Di tengah persaingan yang semakin sengit,…

Presiden Sebut Sektor Maritim Jadi Kunci Perkembangan Ekonomi Indonesia

  NERACA Palu - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan kawasan maritim menjadi kunci perkembangan ekonomi Indonesia karena menjadi…

Stabilitas Keuangan Hadapi Tiga Tantangan Besar

Stabilitas Keuangan Hadapi Tiga Tantangan Besar NERACA Jakarta - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Juda Agung mengatakan stabilitas sistem keuangan…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Infobrand.id Gelar Indonesia Digital Popular Brand Award untuk ke 32 Kalinya

Infobrand Gelar Indonesia Digital Popular Brand Award untuk ke 32 Kalinya NERACA Jakarta – Di tengah persaingan yang semakin sengit,…

Presiden Sebut Sektor Maritim Jadi Kunci Perkembangan Ekonomi Indonesia

  NERACA Palu - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan kawasan maritim menjadi kunci perkembangan ekonomi Indonesia karena menjadi…

Stabilitas Keuangan Hadapi Tiga Tantangan Besar

Stabilitas Keuangan Hadapi Tiga Tantangan Besar NERACA Jakarta - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Juda Agung mengatakan stabilitas sistem keuangan…