NTP Banten Januari Turun 0,78 Persen
NERACA
Serang - Nilai Tukar Petani (NTP) Banten pada Januari 2016 sebesar 106,61, turun 0,78 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 107,45.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Banten Agoes Soebeno mengatakan penurunan NTP dikarenakan indeks harga yang diterima petani (It) mengalami penurunan 0,32 persen, sementara indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan 0,47 persen.
Dia juga mengatakan penurunan NTP Januari 2016 terutama disebabkan oleh turunnya NTP tiga subsektor, yakni subsektor tanaman pangan turun sebesar 1,93 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat 0,32 persen dan subsektor perikanan yang turun sebesar 0,16 persen.
"Namun penurunan NTP tersebut menjadi tidak terlalu besar karena dihambat oleh naiknya dua subsektor yang lain yakni subsektor hortikultura yang naik sebesar 0,87 persen dan subsektor peternakan yang naik sebesar 0,19 persen," kata dia di Serang, Kamis (11/2).
Indeks Harga yang diterima petani (It) menunjukkan fluktuasi harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada Januari 2016, It Banten mengalami penurunan sebesar 0,32 persen dibanding It Desember 2015, yaitu turun dari 129,29 menjadi 128,88.
Penurunan It pada Januari 2016 disebabkan turunnya It pada Subsektor Tanaman Pangan yang cukup besar yakni sebesar 1,42 persen. Padahal ke empat subsektor lainnya mengalami kenaikan, namun tidak bisa mengimbangi penurunan pada It Tanaman Pangan, katanya.
It Subsektor Hortikultura naik sebesar 1,33 persen, It Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik sebesar 0,18 persen, It pada subsektor Subsektor Peternakan naik 0,51 persen, serta It pada Subsektor Perikanan yang naik sebesar 0,16 persen.
Ia juga menjelaskan indeks harga yang dibayar petani terdiri dari dua golongan yaitu konsumsi rumah tangga (KRT) dan biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM). Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Ant
NERACA Jakarta - Dosen dan penyair DR Ipit Saefidier Dimyati menilai di Indonesia ada tiga penyair yang melakukan lompatan besar…
NERACA Depok - DPRD Kota Depok bersama alat kelengkapan dewannya, dalam proses pembahasan Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Tim Anggaran…
NERACA Jakarta – Masih ingat Sri Agustin, pemilik merek sambel Wanstin yang dipuji Presiden Jokowi saat menyapa 3.000 nasabah PNM…
NERACA Jakarta - Dosen dan penyair DR Ipit Saefidier Dimyati menilai di Indonesia ada tiga penyair yang melakukan lompatan besar…
NERACA Depok - DPRD Kota Depok bersama alat kelengkapan dewannya, dalam proses pembahasan Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Tim Anggaran…
NERACA Jakarta – Masih ingat Sri Agustin, pemilik merek sambel Wanstin yang dipuji Presiden Jokowi saat menyapa 3.000 nasabah PNM…