Negeri The Land Of The Morning Calm

Oleh : Noor Yanto (wartawan HE Neraca)

Neraca. AN-NYONG HA-SIM-NI-KA! atau AN-NYONG-HA-SE-YO! Kata yang selalu terucap saat kita dan orang Korea atau sesama orang Korea bertemu, yang berarti selamat pagi atau malam terlepas dari waktunya. Ucapan selamat yang diikuti sikap tubuh membungkuk sebagai ungkapan penghormatan kepada satu sama lain masih terasa kental di negeri ginseng ini. Tradisi tersebut telah tertanam kuat pada bangsa Korea sepanjang sejarahnya yang tercatat sejak tahun 2333 SM. Hingga kedatangan bangsa Jepang pada tahun 1910, Semenanjung Korea diperintah oleh raja-raja atau dinasti-dinasti secara turun temurun antara lain Shilla dan Chosun.

Menarik untuk mengamati perkembangan masyarakat negeri The land of the morning calm ini. Negara seluas 99.480 km2 atau hanya seperduapuluh luas daratan Indonesia tersebut, miskin akan sumber daya alam serta minim lahan pertanian yang subur. Dapat dibayangkan, di waktu lalu masyarakat Korea Selatan hidup penuh keprihatinan dan kerap kali harus berjuang untuk bertahan hidup di kala musim dingin menusuk tulang atau musim panas yang terik menyengat. Perang Korea menambah kehancuran seantero negeri baik infrastruktur fisik maupun psikologis masyarakat. Pada awal 1960-an, Republik Korea masih dikelompokkan negara miskin dengan pendapatan per kapita kurang dari USD100.

Namun dalam beberapa dekade kemudian, Korea Selatan telah berhasil membangun diri menjadi masyarakat sejahtera yang sejajar dengan masyarakat di negara-negara industri maju. Pada tahun 1996, Republik Korea bergabung pada kelompok negara-negara maju OECD.

Berpenduduk sekitar 48,8 juta, Republik Korea kini telah menjadi salah satu negara industri maju dengan pendapatan per kapita  per tahun lebih US$20 ribu, produk domestik bruto (GDP) sebesar US$967 miliar dengan pertumbuhan rata-rata 4,6 per sen per tahun, dan memiliki cadangan devisa senilai US$525,4 miliar. Republik Korea telah menempatkan posisi sebagai ekonomi ke-11 terbesar dunia.

Investasi Korea Selatan di Indonesia terus meningkat. Menurut data, pada tahun 2007 realisasi FDI Republik Korea di Indonesia tercatat pada urutan ke-5 terbesar dari segi nilai investasi dan urutan pertama dari segi jumlah proyek investasi. Banyak investor Korea Selatan meminta perhatian pada masalah koordinasi di antara instansi pemerintah,  serta antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, kepastian dan penegakan hukum, masalah perburuhan, perpajakan, pembebasan lahan, dan sarana infrastruktur.

Dari tahun ke tahun, hubungan kedua perdagangan kedua negara ini semakin erat. Ke depan, kita tinggal mengisi, menindaklanjuti dan memanfaatkan semua peluang dan karya tersebut seraya mengatasi kendala yang ada. Semoga upaya, tekad dan kerja keras kita berguna untuk turut menyumbang bagi kemajuan pembangunan di tanah air. AN-NYONG-HI KYE-SIP-SI-YO! Sampai jumpa…

 

BERITA TERKAIT

Jurus Jitu Selamatkan UMKM

Jurus Jitu Selamatkan UMKM  Pelaku UMKM sebenarnya tidak membutuhkan subsidi bunga. Yang sangat mendesak diperlukan adalah penguatan modal untuk memulai…

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020 Dalam konteks masih terjadinya penularan dengan grafik yang masih naik, sejumlah pihak meminta pemerintah…

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah Strategi intervensi berbasis lokal, strategi intervensi untuk pembatasan berskala lokal ini penting sekali untuk dilakukan, baik…

BERITA LAINNYA DI

Jurus Jitu Selamatkan UMKM

Jurus Jitu Selamatkan UMKM  Pelaku UMKM sebenarnya tidak membutuhkan subsidi bunga. Yang sangat mendesak diperlukan adalah penguatan modal untuk memulai…

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020 Dalam konteks masih terjadinya penularan dengan grafik yang masih naik, sejumlah pihak meminta pemerintah…

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah Strategi intervensi berbasis lokal, strategi intervensi untuk pembatasan berskala lokal ini penting sekali untuk dilakukan, baik…