Hubungan Indonesia Dengan Korea Selatan

Neraca. Menarik untuk mengamati perkembangan masyarakat negeri The land of the morning calm ini. Negara seluas 99.480 km2 atau hanya seperduapuluh luas daratan Indonesia tersebut miskin akan sumber daya alam serta minim lahan pertanian yang subur. Dapat dibayangkan, di waktu lalu masyarakat Korea Selatan hidup penuh keprihatinan dan kerap kali harus berjuang untuk bertahan hidup di kala musim dingin menusuk tulang atau musim panas yang terik menyengat. Perang Korea menambah kehancuran seantero negeri baik infrastruktur fisik maupun psikologis masyarakat. Pada awal 1960-an, Republik Korea masih dikelompokkan negara miskin dengan pendapatan per kapita kurang dari USD100.

Namun dalam beberapa dekade kemudian, Korea Selatan telah berhasil membangun diri menjadi masyarakat sejahtera yang sejajar dengan masyarakat di negara-negara industri maju. Pada tahun 1996, Republik Korea bergabung pada kelompok negara-negara maju OECD.

Berpenduduk sekitar 48,8 juta, Republik Korea kini telah menjadi salah satu negara industri maju dengan pendapatan per kapita  per tahun lebih US$20 ribu, produk domestik bruto (GDP) sebesar US$967 miliar dengan pertumbuhan rata-rata 4,6 per sen per tahun, dan memiliki cadangan devisa senilai US$525,4 miliar. Republik Korea telah menempatkan posisi sebagai ekonomi ke-11 terbesar dunia.

Indonesia dan Republik Korea adalah dua negara berdaulat yang saling melengkapi dan membutuhkan satu sama lain. Korea Selatan sangat tergantung akan pasokan energi dan bahan bakuutama lainnya bagi kelangsungan perputaran roda industri. Hingga kini, Republik Korea telah mengamankan pasokan sejumlah 16,8 miliar barel migas dari 32 negara mencakup sejumlah 121 ladang migas, dan mengimpor lebih US$11,7 miliar untuk memenuhi kebutuhan mineralnya. Indonesiamemiliki semua bahan baku ini sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam. Di lain pihak,Indonesia membutuhkan investasi, teknologi dan pasar yang dapat dipenuhi oleh Korea Selatan.

Investasi Korea Selatan di Indonesia terus meningkat. Menurut data, pada tahun 2007 realisasi FDI Republik Korea di Indonesia tercatat pada urutan ke-5 terbesar dari segi nilai investasi dan urutan pertama dari segi jumlah proyek investasi. Banyak investor Korea Selatan meminta perhatian pada masalah koordinasi di antara instansi pemerintah serta antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, kepastian dan penegakan hukum, masalah perburuhan, perpajakan, pembebasan lahan, dan sarana infrastruktur.

BERITA TERKAIT

Jurus Jitu Selamatkan UMKM

Jurus Jitu Selamatkan UMKM  Pelaku UMKM sebenarnya tidak membutuhkan subsidi bunga. Yang sangat mendesak diperlukan adalah penguatan modal untuk memulai…

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020 Dalam konteks masih terjadinya penularan dengan grafik yang masih naik, sejumlah pihak meminta pemerintah…

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah Strategi intervensi berbasis lokal, strategi intervensi untuk pembatasan berskala lokal ini penting sekali untuk dilakukan, baik…

BERITA LAINNYA DI

Jurus Jitu Selamatkan UMKM

Jurus Jitu Selamatkan UMKM  Pelaku UMKM sebenarnya tidak membutuhkan subsidi bunga. Yang sangat mendesak diperlukan adalah penguatan modal untuk memulai…

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020 Dalam konteks masih terjadinya penularan dengan grafik yang masih naik, sejumlah pihak meminta pemerintah…

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah Strategi intervensi berbasis lokal, strategi intervensi untuk pembatasan berskala lokal ini penting sekali untuk dilakukan, baik…