OJK Berupaya BPR Dalam Kondisi Sehat

NERACA

 

Semarang - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional Jawa Tengah-DIY mengupayakan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dalam kondisi sehat. "Terutama untuk BPR skala kecil tentu kondisinya tidak seperti BPR besar yang mampu menjaring SDM dengan kualitas lebih baik," kata Ketua OJK Kantor Regional Jateng-DIY Panca Hadi Suryatno di Semarang, Rabu (10/2).

Menurut dia, OJK sendiri secara internal sudah melakukan analisis pada BPR-BPR tersebut kaitannya dengan kondisi kesehatan. "Memang OJK kan ada ketentuan untuk tingkat kesehatan BPR. Dengan berjalannya waktu kami punya alat analisis lain, kami bisa klasifikasikan BPR yang punya tingkat risiko yang relatif tinggi atau 'highrisk'," katanya. Menurut dia, dengan adanya klasifikasi tersebut dapat menjadi bahan analisis utama oleh pengawas. Panca mengatakan, pemeriksaan dan pengawasan yang dilakukan salah satunya dari sisi regulasi.

"Dalam hal ini kami mengeluarkan ketentuan tentang tata kelola, tetapi baru diterapkan pada 2018 mendatang. Meski demikian ini pondasi ke depan bahwa BPR harus dikelola dengan aturan tata kelola yang baik," katanya. Selain itu, pemeriksaan juga dilakukan dari sisi penilaian. Salah satu yang diterapkan adalah manajemen risiko. Dalam hal ini, pihaknya berharap ada komisaris independen di setiap BPR sehingga jika ada penyimpangan dapat langsung teridentifikasi.

Menurut dia, peraturan OJK mengatur tentang keberadaan komisaris tersebut, salah satunya harus memiliki sertifikasi sehingga memiliki kemampuan yang cukup baik. Selain itu, ada pula peraturan OJK yang mengatur tentang klasifikasi komisaris untuk BPS dari skala kecil hingga besar. "Dengan adanya sertifikasi profesi ini kami bedakan Direktur untuk BPR yang memiliki total aset Rp300 miliar ke atas harus punya sertifikasi level 1 dan 2. Pada dasarnya dengan aturan-aturan ini kami hanya ingin menciptakan BPR yang lebih sehat," katanya.

Ia juga menambahkan BPR bakal menghadapi tantangan berat di tahun ini. Kondisi ini terjadi seiring penurunan suku bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari 12% menjadi 9% mulai 4 Januari 2016. Menurut dia, menghadapai kondisi demikian, BPR harus meningkatkan modal dan memperbaiki kualitas sumber daya manusia (SDM). Selain itu, jajaran komisaris dan direksi juga harus bersertifikasi untuk menghindari kecurangan di jajaran atasan.

“Sejauh ini kondisi BPR di Jateng dan DIY tergolong sehat meski kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) per November 2015 cukup tinggi, mencapai 6,85% atau lebih tinggi dibanding periode yang sama di tahun lalu, 6,35%,” kata Panca. Menurutnya, tidak hanya BPR, Bank Umum juga mengalami peningkatan NPL per November 2015 dibanding periode yang sama di tahun lalu. Untuk Bank Umum, NPL secara tahunan naik dari 2,16% di November 2014 menjadi 3,06% di November 2015.

Adapun untuk KUR, sampai Desember 2015, KUR yang telah disalurkan di wilayah Jateng mencapai Rp2,70 triliun atau melambat 63,29% dibanding tahun sebelumnya. Pelambatan itu karena adanya penghentian sementara penyaluran KUR selama dilakukan evaluasi oleh pemerintah. “Tingkat NPL KUR Jateng relatif rendah yaitu sebesar 4,13%,” imbuhnya.

Untuk jumlah Lembaga Keuangan Masyarakat, lanjut Panca, hingga saat ini baru 20 LKM di Indonesia yang telah resmi dikukuhkan, dan 18 diantaranya berada di Jateng. Selain itu, sepanjang tagun 2015, OJK Reginal IV menerima 540 pengaduan, terdiri dari pengaduan bidang perbankan 420, asuransi 32, pembiayaan 70 dan lainnya 18 pengaduan.

 

BERITA TERKAIT

Pengamat: Aksi Merger-Akuisisi Berpotensi Dorong Industri Asuransi dan Skala Ekonomi Besar

  NERACA Jakarta-Aksi merger-akuisisi perusahaan asuransi dinilai akan menciptakan industri dengan permodalan yang kuat, sehingga turut menopang perekonomian Tanah Air.…

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat NERACA Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mencatatkan total aset bank only…

TASPEN Bagikan Ribuan Paket Sembako Melalui Kegiatan Pasar Murah dan Bazar UMKM

TASPEN Bagikan 1.000 Paket Sembako NERACA Jakarta - Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Persero) atau TASPEN berkomitmen untuk terus…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Pengamat: Aksi Merger-Akuisisi Berpotensi Dorong Industri Asuransi dan Skala Ekonomi Besar

  NERACA Jakarta-Aksi merger-akuisisi perusahaan asuransi dinilai akan menciptakan industri dengan permodalan yang kuat, sehingga turut menopang perekonomian Tanah Air.…

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat NERACA Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mencatatkan total aset bank only…

TASPEN Bagikan Ribuan Paket Sembako Melalui Kegiatan Pasar Murah dan Bazar UMKM

TASPEN Bagikan 1.000 Paket Sembako NERACA Jakarta - Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Persero) atau TASPEN berkomitmen untuk terus…