Ekspor Indonesia ke Korea Selatan

Neraca. Di tengah isu impor beras, pemerintah mengeluarkan izin kepada Pemerintah Daerah Sulawesi Selatan untuk mengekspor beras ke luar negeri. Namun, beras yang akan dijual itu berjenis beras aromatik yang jarang dikonsumsi masyarakat Indonesia.

"Pemerintah sudah mengizinkan (ekspor beras)," ujar Menteri Pertanian Suswono dalam jumpa pers di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta. Suswono menjelaskan, jenis dari beras yang akan diekspor tersebut ialah aromatik lokal dengan kualitas terbaik. Dengan kenyataan ini, Indonesia berpotensi tidak hanya menyuplai untuk dalam negeri, namun juga luar negeri.

Pemda Sulsel, ungkap Suswono, sebelumnya mengusulkan agar pemberian izin ekspor beras aromatik dikeluarkan untuk volume sebanyak 200 ribu ton. Tujuan ekspor dari beras khusus tersebut adalah Korea Selatan. Namun, pemerintah pusat memutuskan tidak akan mengizinkan seluruh stok beras yang dimiliki Pemda Sulsel untuk diekspor. Kementerian Pertanian hanya mengizinkan Pemda Sulses untuk mengekspor sebanyak 50 ribu ton. 

"Pemda meminta 200 ribu ton untuk diekspor, tapi kami tidak akan melepas sebanyak itu. Karena permintaan dari Korsel hanya sebesar 50 ribu ton," tuturnya. Mentan menegaskan, pemberian izin ekspor beras kepada Pemda Sulsel tersebut, karena beras aromatik selama ini tidak banyak dikonsumsi masyarakat lokal. Selama ini, masyarakat lebih banyak mengonsumsi beras medium. 

Pada 2006, nilai ekspor Indonesia ke Korsel mencapai 8,85 miliar dollar AS, sementara tahun 2010 nilai ekspor meningkat dratis mencapai 13,99 miliar dollar AS. Tahun ini, ekspor Indonesia ke Korea dari Januari hingga Juni tercatat 7,56 miliar dollar AS atau meningkat 27 persen dibandingkan dengan periode sama tahun 2010.

"Korea menjadi pasar ekspor alternatif di tengah kelesuan pasar tradisional seperti Amerika Serikat dan Eropa," kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Hesti Indah Kresnarini kepada media.

Produk-produk Indonesia yang diekspor ke Korea meliputi produk perikanan, alas kaki, karet, batu mulia, kayu, kertas, dan besi. Beberapa produk yang ditargetkan bisa segera menembus pasar Korea adalah  produk hasil pertanian, seperti buah-buahan, produk makanan dan minuman, peralatan rumah tangga, tekstil dan produk tekstil, serta peralatan rumah tangga.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pangsa ekspor ke Jepang turun dari 16,3 persen pada 2009 menjadi 15,5 persen pada semester I 2011. Uni Eropa juga  turun dari 11,4 persen pada 2009 menjadi 10,7 persen pada semester I 2011. AS turun dari 9 persen. "Karenanya, Korea sangat diharapkan menjadi pasar alternatif," ujar Hesti.

BERITA TERKAIT

Jurus Jitu Selamatkan UMKM

Jurus Jitu Selamatkan UMKM  Pelaku UMKM sebenarnya tidak membutuhkan subsidi bunga. Yang sangat mendesak diperlukan adalah penguatan modal untuk memulai…

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020 Dalam konteks masih terjadinya penularan dengan grafik yang masih naik, sejumlah pihak meminta pemerintah…

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah Strategi intervensi berbasis lokal, strategi intervensi untuk pembatasan berskala lokal ini penting sekali untuk dilakukan, baik…

BERITA LAINNYA DI

Jurus Jitu Selamatkan UMKM

Jurus Jitu Selamatkan UMKM  Pelaku UMKM sebenarnya tidak membutuhkan subsidi bunga. Yang sangat mendesak diperlukan adalah penguatan modal untuk memulai…

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020 Dalam konteks masih terjadinya penularan dengan grafik yang masih naik, sejumlah pihak meminta pemerintah…

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah Strategi intervensi berbasis lokal, strategi intervensi untuk pembatasan berskala lokal ini penting sekali untuk dilakukan, baik…