Kembangkan Kewirausahaan Mikro Melalui KUR

Bank Mandiri berkomitmen untuk terus mengembangkan kewirausahaan mikro melalui penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di mana tahun ini perseroan akan menyalurkan KUR sebesar Rp13 triliun, meningkat dari Rp3,5 triliun realisasi penyaluran KUR tahun lalu.

Rencananya, Bank Mandiri akan menyalurkan sejumlah Rp11 triliun untuk KUR ritel, Rp1 triliun untuk KUR Mikro dan Rp1 triliun untuk KUR TKI. Bunga untuk pembiayaan KUR tersebut adalah 9 persen efektif per tahun atau 0,4 persen flat per bulan.

Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin mengatakan, KUR merupakan solusi keuangan terbaik untuk pengembangan bisnis wirausaha karena skim kredit yang relatif lebih mudah dan cepat diperoleh serta tingkat bunga yang cukup rendah. "Kami ingin menjadi sahabat bagi wirausaha mikro dengan memberikan dukungan finansial dan non finansial yang dibutuhkan agar mereka dapat terus berkembang dan bahkan, menciptakan lapangan kerja bagi anggota masyarakat lainnya," kata Budi dalam pernyataan resmi yang diterima di Jakarta.

Selain dukungan finansial, lanjutnya, Bank Mandiri juga akan memberikan pendampingan kepada debitur mikro dalam berusaha, baik dalam pengembangan skala bisnis maupun dalam pemasaran dengan memanfaatkan basis nasabah perseroan. "Pendekatan yang lengkap ini terbukti telah memberikan hasil yang optimal dengan banyaknya debitur KUR kami yang kini telah tumbuh menjadi pengusaha di segmen mikro, maupun komersial," ujar Budi.

Sejak pertama kali diluncurkan pada Oktober 2007 hingga akhir 2015, Bank Mandiri telah menyalurkan Rp21,68 triliun KUR kepada 466.946 debitur di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, sekitar 62,5 persen atau sebanyak 292.102 debitur telah naik kelas dengan mendapatkan kredit non-KUR .

Sampai dengan 5 Februari 2016, penyaluran KUR Mandiri 2016 telah mencapai Rp.419,29 miliar dengan jumlah penerima 19.235 debitur, yang didominasi oleh sektor perdagangan dan sektor jasa. Dua wilayah penyaluran terbesar KUR Bank Mandiri adalah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Dari nilai tersebut, sudah lebih dari Rp5 miliar disalurkan di wilayah Nusa Tenggara Barat kepada lebih dari 100 debitur.

Penyaluran tersebut dilakukan melalui jaringan mikro Bank Mandiri yang terus berkembang dan pada akhir tahun lalu telah meliputi 1.427 unit gerai Mandiri Mitra Usaha, 994 Cabang Mikro, dan 653 kios mikro. Saat ini, hampir 60 persen jaringan mikro Bank Mandiri berada di luar Pulau Jawa agar dapat menjangkau wilayah yang lebih luas.

"Bagi wirausaha mikro yang ingin mengakses KUR Bank Mandiri, agar bisa menghubungi jaringan mikro kami dengan membawa persyaratan seperti dokumen legalitas individu dan dokumen legalitas usaha, termasuk NPWP," kata Budi.

Sementara itu, Asosiasi Perusahaan Penjaminan Indonesia (Asippindo) Wilayah Indonesia Timur mendorong Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua membentuk Tim Pengendali dan Pengawas Kredit Usaha Rakyat (TPP KUR). Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Asippindo Wilayah Indonesia Timur Desty Pongsikabe mengatakan tujuan pembentukan TPP KUR adalah untuk mengawasi implementasi KUR yang telah diprogramkan pemerintah pusat. "Pada 2015, pemerintah pusat telah menggelontorkan KUR sebesar Rp30 triliun, namun belum ada yang dapat menyebutkan berapa serapannya di Papua," katanya.

Desty menyebutkan pada 2016 ini pemerintah pusat menargetkan penyaluran dana KUR yang lebih besar yaitu sekitar Rp120 triliun sehingga harus ada pengawasan khususnya implementasinya di Provinsi Papua. "Kami berharap perbankan dapat lebih melihat pengusaha-pengusaha lokal atau asli Papua sehingga dana KUR tersebut dapat sampai ke tangan yang semestinya sesuai dengan Program Nawacita Presiden Jokowi," ujarnya.

Dia menjelaskan Program Nawacita Presiden Jokowi dalam menggerakan roda perekonomian rakyat merupakan program pemerintah pusat yang harus diterjemahkan dan dilaksanakan di daerah. "Khususnya perbankan yang masuk jajaran BUMN dan beroperasi di Provinsi Papua, mereka sudah semestinya memberikan ruang serta kesempatan lebih besar kepada pengusaha Papua," katanya.

Berdasar pantauan Assippindo dalam implementasi KUR di Provinsi Papua, lanjut Desty, perbankan belum memberikan keberpihakan kepada pengusaha Papua. "Dengan adanya TPP ini diharapkan perbankan dapat memberikan porsi yang lebih besar penyaluran KUR kepada pengusaha Papua," kata Desty.

 

Lumbung Pengusaha

 

Sedangkan anggota Komisi XI DPR RI Willgo Zainar meminta perbankan mendukung Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat yang ingin menjadikan daerahnya sebagai lumbung pengusaha untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi. "Perbankan harus mengambil peran pembinaan dari sisi manajemen dan teknologi, tata kelola keuangan dan pengembangan sumber daya manusia bersama pemerintah dan "stakehokders' untuk terciptanya NTB lumbung wirausaha baru profesional," katanya.

Ketua Dewan Pimpinan (DPD) Partai Gerindra NTB ini juga sangat mendukung keinginan Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi untuk terus mengangkat pertumbuhan ekonomi daerah dan menurunkan angka kesenjangan pendapatan atau gini rasio, melalui upaya penciptaan wirausaha baru yang berkualitas.

Menurut Willgo, semangat gubernur untuk menjadikan NTB sebagai lumbung kewirausahaan adalah pilihan yang tepat di era pasar bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). "Sektor usaha adalah sektor utama yang bisa menggerakkan perekonomian dan pertumbuhan," ujarnya.

Anggota Badan Anggaran DPR RI ini juga menilai hanya sektor usaha dan industri yang bisa mencipatkan lapangan kerja, meningkatkan produktivitas dan nilai tambah dari produk bahan baku lokal olahan, serta memberikan kontribusi terhadap pendapatan asli daerah (PAD) dan pajak daerah.

Oleh sebab itu, perbankan sebagai lembaga keuangan harus mengambil peran untuk membantu permodalan dan perputaran uang di daerah lebih massif lagi.

Pemerintah dan DPR pada 2016, kata Willgo, telah mengalokasikan dana kredit usaha rakyat (KUR) sebesar Rp100 triliun dengan bunga 9 persen per tahun.

Kebijakan pemerintah tersebut harus disambut baik oleh kalangan perbankan dan dunia usaha utamanya koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). "Saya menginginkan perbankan lebih aktif melihat pelaku usaha kecil dan menengah yang memerlukan bantuan modal kerja dan investasi peralatan serta tempat usaha yang memadai agar usahanya tumbuh berkembang dan memberikan imbal balik positif kepada perbankan itu sendiri," kata Willgo.

BERITA TERKAIT

Di Tengah Ancaman Boikot, Danone Terus Disoal

Nama perusahaan multinasional asal Prancis, Danone terus bikin geger. Danone dan banyak perusahaan multinasional lainnya  dikecam di seluruh dunia karena aktif…

Khong Guan Luncurkan Biscuits House di KidZania

Memperkenalkan lebih dekat lagi biskuit Khong Guan kepada anak-anak sejak dini sebagai biscuit legendaris di Indonesia, Khong Guan Group Indonesia…

KUR, Energi Baru Bagi UKM di Sulsel

Semangat kewirausahaan tampaknya semakin membara di Sulawesi Selatan. Tengok saja, berdasarkan data yang dimiliki Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sulsel,…

BERITA LAINNYA DI Peluang Usaha

Di Tengah Ancaman Boikot, Danone Terus Disoal

Nama perusahaan multinasional asal Prancis, Danone terus bikin geger. Danone dan banyak perusahaan multinasional lainnya  dikecam di seluruh dunia karena aktif…

Khong Guan Luncurkan Biscuits House di KidZania

Memperkenalkan lebih dekat lagi biskuit Khong Guan kepada anak-anak sejak dini sebagai biscuit legendaris di Indonesia, Khong Guan Group Indonesia…

KUR, Energi Baru Bagi UKM di Sulsel

Semangat kewirausahaan tampaknya semakin membara di Sulawesi Selatan. Tengok saja, berdasarkan data yang dimiliki Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sulsel,…