Pertumbuhan Sektor Perumahan Kian Optimistis

Pertumbuhan Sektor Perumahan Kian Optimistis

NERACA

Bandung - Pelemahan perekonomian Indonesia di tahun 2015 membuat sejumlah sektor mengalami penurunan pendapatan. Salah satu yang terkena imbasnya adalah sektor properti. Properti dianggap berjalan stagnan karena minimnya minat masyarakat dalam membeli maupun berinvestasi di sektor ini.

Namun memasuki tahun 2016, perekonomian Indonesia diprediksi akan tumbuh atau bangkit. Sektor properti pun disebut bakal kembali bergairah seiring perbaikan perekonomian Indonesia.

Banyak kalangan menilai bahwa sektor properti akan tumbuh positif pada tahun 2016. Percepatan realisasi pembangunan infrastruktur yang dicanangkan Pemerintahan Jokowi-JK, dinilai dapat membantu bangkitnya sektor properti. Dengan demikian, perekonomian-pun ikut terdongkrak. Daya beli konsumen meningkat, dimana konsumen pada akhirnya memiliki kemampuan lebih untuk membeli rumah dan jenis properti lainnya.

Seberapa besar perekonomian akan tumbuh, sehingga dapat mempengaruhi daya beli masyarakat terhadap properti. Sejumlah kebijakan strategis pemerintah akan mendorong pertumbuhan ekonomi termasuk bagi sektor perumahan.

"Perumahan rakyat, potensi pertumbuhannya terbuka pada tahun 2016. Sejumlah paket kebijakan yang diterbitkan pemerintah akan memberikan daya dorong yang positif," kata Ketua DPP Asosiasi Pengembang Perumahan Rakyat Seluruh Indonesia (AP2ERSI) Ferry Shandyana di Bandung, dikutip dari Antara, Senin (8/2).

Meski demikian, lanjut dia, kebijakan sektor perumahan rakyat perlu terus dikawal sehingga peluang pertumbuhan itu bisa sejalan dengan kemudahan dan peluang yang bisa diraih oleh konsumen. AP2ERSI mendorong pemerintah, melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PR), lebih pro-aktif, salah satunya menerbitkan kebijakan yang memudahkan dan menunjang pertumbuhan perumahan rakyat.

"Tingkat permintaan perumahan dari masyarakat cukup tinggi dan jelas belum terpenuhi, baik itu untuk rumah vertikal maupun horisontal sehingga perumahan masih memungkinkan memiliki pertumbuhan yang signifikan," ujar dia.

Sedangkan untuk perumahan menengah, menurut dia, kemungkinan besar, perumahan kelas menengah masih cukup berat. Karena adanya perkembangan kondisi dan situasi ekonomi yang berkaitan dengan makin tingginya harga jual lahan atau tanah.

Terkait program Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera), AP2ERSI belum bisa memberikan keterangan. Pihaknya mengaku masih ragu berkaitan dengan program tersebut."Sejauh ini, untuk pemenuhan kebutuhan rumah para pekerja atau buruh, kan teraspirasikan oleh adanya program BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Tenaga Kerja," kata dia.

Badan itu memiliki program perumahan, selain itu skema Tapera tidak jauh berbeda dengan BPJS Tenaga Kerja yakni iuran pekerja sebesar 2,5 persen bersumber pada upah pekerja dan 0,5 persen dari pemberi kerja.

"Terkait Tapera kami akan melakukan pengkajian lebih lanjut namun sesegera mungkin melakukan pembicaraan dengai stakeholders (pemangku kepentingan) terkait," kata Ketua DPP AP2ERSI itu menambahkan.

Sebelumnya, Pendiri Lippo Group Mochtar Riady mengatakan, sejauh ini kebutuhan properti di Indonesia masih sangat bagus. Masyarakat masih banyak yang membutuhkan properti baik di kota besar maupun di kota-kota kecil lain.

Mochtar juga menggambarkan, dibanding negara tetangga seperti Malaysia, kebutuhan properti di Indonesia masih sangat tinggi. Selain itu harga yang relatif murah membuat masyarakat akan mampu menjangkaunya.

"Kita harus tahu untuk bisnis ini berjalan seperti
circle‎, naik dan turun. Tapi pada peridoe tertentu ini terus naik. Di seluruh dunia pun sama seperti itu," ujar Mochtar.

Namun, lanjut Mochtar, salah satu permasalahan yang dihadapi oleh industri properti adalah pemerintah dalam hal ini kantor pajak. Menurut Mochtar, kantor pajak sering kali mencurigai masyarakat yang akan membeli properti.

Di sisi lain, Mochtar menerangkan, perbaikan infrastruktur yang dilakukan pemerintaan Jokowi-JK menjadi poin yang mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dengan memudahkan infrastruktur maka akan ada efisiensi yang berdampak pada nilai suatu barang. Mohar


BERITA TERKAIT

SMF Komitmen Perkuat Peran dalam Pembiayaan Sektor Perumahan

NERACA Jakarta - Menyambut tahun 2024, PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) berkomitmen untuk terus berfokus pada pembiayaan di sektor perumahan.…

Riset Ungkap Bogor Alami Kenaikan Harga Rumah Tertinggi pada Februari

NERACA Jakarta - Hasil riset Rumah123 mengungkapkan Bogor mengalami kenaikan harga rumah tertinggi di Jabodetabek hingga 6,4 persen, disusul Tangerang…

Okupansi Hotel Libur Lebaran Capai 80 Persen

NERACA Badung, Bali - Anggota holding BUMN InJourney, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (ITDC) mencatat tingkat okupansi kamar hotel di kawasan the Nusa…

BERITA LAINNYA DI Hunian

SMF Komitmen Perkuat Peran dalam Pembiayaan Sektor Perumahan

NERACA Jakarta - Menyambut tahun 2024, PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) berkomitmen untuk terus berfokus pada pembiayaan di sektor perumahan.…

Riset Ungkap Bogor Alami Kenaikan Harga Rumah Tertinggi pada Februari

NERACA Jakarta - Hasil riset Rumah123 mengungkapkan Bogor mengalami kenaikan harga rumah tertinggi di Jabodetabek hingga 6,4 persen, disusul Tangerang…

Okupansi Hotel Libur Lebaran Capai 80 Persen

NERACA Badung, Bali - Anggota holding BUMN InJourney, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (ITDC) mencatat tingkat okupansi kamar hotel di kawasan the Nusa…