Barongsai, Dari Panggung Tarian Hingga Aksi Jalanan

Penampilan Barongsai yang tak lagi hanya muncul di saat-saat jelang Imlek, namun juga di hari biasa sebagai hiburan jalanan, ternyata dirasa cukup mengecewakan bagi pemain Barongsai seperti pengurus kelompok barongsai Kong Ha Hong, Jacky Sjarif."Sebenarnya dari dulu kami sudah mencoba merangkul, tapi sulit. Ini sudah kebablasan ketika semua orang bisa main Barongsai. Ini kan budaya leluhur, terus terang kami kecewa bila Barongsai dijadikan untuk ngamen," kata Jacky.

Jacky mengaku sudah berulang kali mengajak para 'pengamen barongsai' itu untuk bergabung dengan kelompoknya. Hal itu dimintanya agar pemain Barongsai jalanan dapat bermain dengan cara yang baik dan benar tanpa merusak adat, dan juga melindungi sejarah barongsai itu sendiri.

Menurut Jacky, akan jadi timpang ketika ada tim Barongsai yang telah menjuarai kejuaraan Barongsai dunia tiga kali namun di sisi lain ada tim yang hanya menjadikan Barongsai sekadar alat mengamen, tanpa musik, tanpa teknik yang baik, dengan tujuan meminta uang."Kami tidak masalah selama masih dalam koridor budaya dan pakem-pakemnya. Karena bagi beberapa keturunan Tionghoa, Barongsai ini seperti didewakan. Ya karena maknanya sebagai pengusir kejahatan dan pelindung. Tapi kalau dijadikan alat mengamen, ya tidak sreg rasanya," tutur Jacky.

Dia pun mengatakan di luar negeri memang ada yang menggunakan Barongsai untuk mengamen. Namun, mereka bermain di satu lokasi saja, tidak keliling jalanan. Jacky mengatakan, penggunaan Barongsai untuk komersil memang tidak masalah. Hanya saja, jangan sampai pakem budaya di dalamnya menghilang.

Di sisi lain, mengamen dengan Barongsai menjadi pilihan Herman. Pengamen Barongsai jalanan itu mengaku telah menjadikannya sebagai pekerjaan sejak dua tahun lalu."Barongsai kan seni, jadi saya pilih ini karena ingin berkesenian," kata Herman.

"Biasanya saya sendirian, tapi kalau ramai saya ada tim dan Imlek biasanya main di komplek perumahan. Tidak pernah ada yang protes juga saya mengamen Barongsai," ujarnya.

Disisi lain, seorang pria tampak serius memperhatikan gerakan pemain barongsai Kong Ha Hong yang tampil menghibur penonton di Senayan City, beberapa waktu lalu. Kong Ha Hong adalah sebuah kelompok pemain barongsai yang cukup terkenal, kelompok ini telah menjadi juara dunia barongsai tiga kali berturut-turut.

Pria dengan perut tambun itu sesekali didatangi oleh seorang pemain dan tampak berdiskusi dengan serius. Dengan gulungan kertas yang ada di tangannya, ia memperhatikan penampilan barongsai yang lincah diiringi gaduhnya tambur, gong, dan simbal."Saya dulu pemain barongsai Kong Ha Hong, sekarang saya manajer dari Kong Ha Hong," kata pria bernama Jacky Sjarif itu.

Jacky tampak semangat menceritakan bagaimana setiap tahunnya ia datang dari pusat perbelanjaan satu ke yang lainnya untuk menemani timnya tampil. "Saya sendiri sudah 17 tahun tidak pernah merayakan Imlek dengan keluarga," kata Jacky.

Setiap tahunnya -sejak Barongsai diizinkan kembali tampil di depan publik pada 1999, Jacky keliling membawa tarian Singa yang berasal dari leluhurnya itu. Meski harus melewatkan Imlek bersama keluarga, tapi dia tak merasa menyesal.Baginya, tampil membawa Barongsai di saat Imlek adalah sebuah kebanggaan."Kami selalu menanamkan ke anak-anak pemain, ini adalah sebuah kehormatan. Ketika yang lain merayakan Imlek bersama keluarganya, kami justru menghibur mereka. Ini kan sebuah kehormatan bagi kami," kata Jacky.

"Selama ini orang selalu merasa harus dihibur, tapi di saat Imlek, momen yang penting bagi kami, kami yang menghibur mereka. Saya bilang kepada anak-anak, 'Jangan takut, kalau dibilang Imlek itu harus bersama keluarga, tim ini keluarga kalian'. Itu yang saya ajarkan," katanya.

Lahir dari keluarga yang memang melestarikan barongsai, Jacky jelas memahami makna keberadaan Barongsai dalam budaya Tionghoa. "Dahulu pun ketika Papi saya masih main barongsai, kami yang menanyakan Papi main di mana biar disamper, biasanya begitu," kata Jacky sembari tertawa. "Sekarang ketika anak-anak tampil, keluarganya pada nanya ke anak atau ke saya main di mana. Jadi keluarga datang ke lokasi, kumpul sebentar saat istirahat sembari makan bersama, lalu ya sudah pisah lagi untuk tampil."

BERITA TERKAIT

Liburan ke Jepang Makin Ramai, Howliday Travel Tawarkan Private Trip Eksklusif

  Liburan ke Jepang Makin Ramai, Howliday Tracel Tawarkan Private Trip Eksklusif NERACA  Jakarta - Organisasi Pariwisata Jepang (JNTO) telah…

The Apurva Kempinski Bali Luncurkan Program Powerful Indonesia : Bhinneka Tunggal Ika

  The Apurva Kempinski Bali Luncurkan Program Powerful Indonesia : Bhinneka Tunggal Ika NERACA Jakarta - The Apurva Kempinski Bali…

Hadir di 4 Wilayah, The Pokemon Company Umumkan Proyek Pikachu's Indonesia Journey

  Hadir di 4 Wilayah, The Pokemon Company Umumkan Proyek Pikachu's Indonesia Journey NERACA Jakarta - The Pokémon Company, perusahaan…

BERITA LAINNYA DI Wisata Indonesia

Liburan ke Jepang Makin Ramai, Howliday Travel Tawarkan Private Trip Eksklusif

  Liburan ke Jepang Makin Ramai, Howliday Tracel Tawarkan Private Trip Eksklusif NERACA  Jakarta - Organisasi Pariwisata Jepang (JNTO) telah…

The Apurva Kempinski Bali Luncurkan Program Powerful Indonesia : Bhinneka Tunggal Ika

  The Apurva Kempinski Bali Luncurkan Program Powerful Indonesia : Bhinneka Tunggal Ika NERACA Jakarta - The Apurva Kempinski Bali…

Hadir di 4 Wilayah, The Pokemon Company Umumkan Proyek Pikachu's Indonesia Journey

  Hadir di 4 Wilayah, The Pokemon Company Umumkan Proyek Pikachu's Indonesia Journey NERACA Jakarta - The Pokémon Company, perusahaan…