Peningkatan Kerjasama Perdagangan Kedua Negara

Neraca. Tatanan ekonomi dunia yang  sempat terhenti karena adanya konflik ideologi dan  perang dingin antara timur dan barat, telah berubah dengan cepat menurut pengertian tentang ilmu ekonomi sejak  pertengahan  tahun 1980,  setelah  Rusia mengalami keruntuhan.  Badan Perdagangan Dunia (WTO) pada tahun 1995 menggalakkan secara resmi sistem ekonomi perdagangan  bebas  di  selumh  dunia. Walaupun demikian, persaingan antara Amerika, Eropa, Jepang  yang  memegang  kunci  perekonomian  untuk mencari negara  pasar justru menjadi semakin ketat. Namun bersamaan dengan itu, perekonomian dunia semakin maju dengan adanya politik perdagangan bebas, pengembangan sarana pengangkutan, informasi dan telekomunikasi  yang  terencana,  dan  juga  keqasama  ekonomi serta investasi  antar negara yang semakin meningkat.

Di  masa mendatang  berdasarkan  prinsip  dasar multilateralisme, sistem WTO yang menuntut  perdagangan  bebas  intemasional akan tetap bertahan, tetapi persaingan dan prosesnya akan semakin meningkat dan berkembang, peran blok ekonomi benua Amerika, blok ekonomi Eropa  dan  blok ekonomi Asia Timur sebagai tiga  pelaku  utama ekonomi akan semakin meningkat. Peningkatan  ini  tidak  banya  mempengaruhi dalam dan luar negeri saja, tetapi  dengan  adanya perbandingan keunggulan  antar wilayah  dalam negeri, menyebabkan pembahan dalam sistem perdagangan barter dan struktur perdagangan akan meluas ke perdagangan luar negeri disertai dengan kebijaksanaan perindustrian.

Dalam pada itu, sejak akhir tahun 1980, Korea Selatan telah membina kejasama dengan  negara-negara Asia Tenggara terutama negara-negara ASEAN. Dengan masuknya Vietnam pada  tahun  1995, Myanmar dan Laos pada tahun 1997, Kamboja pada tahun 1999 ke  dalam AFTA  sebagai anggota. Terbentuklah  suatu blok ekonomi yang besar di Asia Tenggara yang mencakup  wilayah  Indocina.  Sekalipun saat ini ekonomi dunia  menitikberatkan pada wilayah, Korea Selatan berusaha  menghadapinya dengan keunikan politik dan ekonominya. Namun ekonomi dunia saat ini dengan aktifnya perdagangan dan  investasi antar Negara didukung dengan kebebasan dan kemerdekaan politik, berkembangnya sarana pengangkutan, peningkatan informasi, dan teknologi komunikasi, sangat mempengaruhi aktifitas ekonomi di bidang perindustrian. Kebebasan dan  meningkatya sarana angkutan semi berkembangnya informasi dan telekomunikasi seperti  tersebut di atas menjadikan transaksi keuangan di pasar modal intemasional menjadi terbuka dan memberikan efek yang sangat buruk yang menjadi salah satu titik kelemahannya. Jika kita tinjau krisis ekonomi yang baru-baru ini menjadi pukulan hebat bagi Asia Tenggara dan Korea Selatan,  kita  dapat  menyimpulkan  tanpa  adanya penanggulangan  secepahya,  ekonomi dunia  akan  menjadi  sangat  lemah, bahkan tidak punya kekuatan untuk bertahan.

Di lain  pihak, Korea  Selatan yang karena lemah sumber daya alamnya  dan juga  sempit pasar dalam negerinya, tidak mempunyai pilihan lain kecuali mengambil strategi menuju ke luar negeri, yang karena kekhasan politik ekonomi Asia Tenggara hanya turut serta dan  mengikuti teori kedaerahan APEC, dan dalam menghadapinya mengalami kemgian yang cukup besar.  Dengan  demikian, terbentuknya AFTA membantu Korea Selatan memperkecil kerugiannya dan merasa perlu meningkatkan  kerjasama  dengan negara-negara AFTA  dan menyadari pentingnya turut serta dalam gerak langkah AFTA. Saat ini jika dibandingkan kerjasama politik ekonomi timbal balik dengan Eropa, bagi Korea Selatan, Indonesia adalah negara sasaran pengadaan kerjasama yang paling memberikan harapan.

Dengan  populasi, GDP, luas wilayah dan PMA-nya  yang sangat besar, Indonesia secara nyata menjadi negara pemimpin baik di ASEAN maupun AFTA.  Ditambah lagi dengan hasil minyak bumi, gas, hasil hutan, sumber daya alam serta tenaga kerja yang melimpah,  Indonesia menjadi negara yang dapat membantu Korea Selatan di bidang ekonomi. Dengan demikian banyaklah perusahaan Korea yang mengadakan hubungan kerjasama dengan Indonesia dengan modal  dan  teknik  yang tinggi.  Di AFTA  Korea mampu turut dalam gerak majunya, karena mempunyai keadaan ekonomi yang baik, di masa mendatang akan lebih banyak lagi melakukan kerjasama ekonomi dengan negara-negara lain. Mengingat kerjasama Korea dan AFTA yang semakin meningkat, terutama kejasama dengan Indonesia, maka untuk lebih memaksimalkannya kita perlu mempelajari secara seksama ekonomi Indonesia.

Selain itu, Korea Selatan berkomitmen meningkatkan kerjasama bilateral dan ekonomi dengan Indonesia. Negeri Ginseng itu juga siap mendukung pelaksanaan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025. Staf Khusus Presiden bidang Hubungan Internasional, Teuku Faizasyah, menyampaikan hal ini usai mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima Menteri Ekonomi Korsel Choi Joong-kyung, di Kantor Presiden.

Komitmen dukungan tersebut disampaikan Presiden Korsel Lee Myung-bak melalui surat yang dibawa Choi Joong-kyung untuk Presiden SBY. "Surat kepada Presiden, isinya belum disampaikan secara detail. Intinya, komitmen meningkatkan hubungan bilateral dan ekonomi kedua negara," kata Faizasyah. 

Dalam pertemuan tadi, Menteri Choi Joong-kyung juga menyampaikan kesiapan Presiden Myung-bak untuk menghadiri KTT ASEAN plus 3 di Bali, November mendatang. Selain itu, dibahas pula kesiapan untuk memperkuat kerjasama dan dialog diantara kedua kepala negara dalam forum-forum internasional, seperti APEC, G20, dan ASEAN plus 3.

Pemerintah Korsel juga mengharapkan dukungan Indonesia atas kampanye Korsel untuk menjadi tuan rumah Konferensi Perbuahan Iklim 2012 (COP ke-18) nanti. "Pemerintah Korea mengharap dukungan Indonesia sebagaimana Korea dulu mendukung Indonesia sebagai tuan rumah di COP tahun 2005 lalu," Faizasyah menjelaskan. 

Menurut Faizasyah, Menteri Choi Joong-Kyung tadi juga melaporkan hasil Korea Working Group yang digelar di Bali pada 18 Mei 2011. Laporan tersebut adalah bagaimana meningkatkan hubungan bilateral kedua negara dalam kerangka kemitraan strategis. Dalam upaya peningkatan kerjasama bilateral, disepakati untuk membentuk kelompok kerja di kedua negara.

BERITA TERKAIT

Jurus Jitu Selamatkan UMKM

Jurus Jitu Selamatkan UMKM  Pelaku UMKM sebenarnya tidak membutuhkan subsidi bunga. Yang sangat mendesak diperlukan adalah penguatan modal untuk memulai…

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020 Dalam konteks masih terjadinya penularan dengan grafik yang masih naik, sejumlah pihak meminta pemerintah…

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah Strategi intervensi berbasis lokal, strategi intervensi untuk pembatasan berskala lokal ini penting sekali untuk dilakukan, baik…

BERITA LAINNYA DI

Jurus Jitu Selamatkan UMKM

Jurus Jitu Selamatkan UMKM  Pelaku UMKM sebenarnya tidak membutuhkan subsidi bunga. Yang sangat mendesak diperlukan adalah penguatan modal untuk memulai…

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020 Dalam konteks masih terjadinya penularan dengan grafik yang masih naik, sejumlah pihak meminta pemerintah…

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah Strategi intervensi berbasis lokal, strategi intervensi untuk pembatasan berskala lokal ini penting sekali untuk dilakukan, baik…