KABUPATEN GARUT - Perusahaan Pembiayaan Kembangkan Industri Ekonomi Kreatif

KABUPATEN GARUT

Perusahaan Pembiayaan Kembangkan Industri Ekonomi Kreatif

NERACA
Garut - Kepala Departemen Pengawasan IKNB II A Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Heru Juwanto dan Direktur Direktorat Pengawasan Lembaga Pembiayaan OJK, Andra Sapta bersama dengan Bupati Kota Garut, Rudi Gunawan, serta Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), Suwandi Wiratno menyaksikan acara penandatangan perjanjian pembiayaan di sektor ekonomi kreatif antara PT. Pro Car Finance & PT. Pro Mitra Finance dengan Koperasi Syariah Siliwangi dan pengrajin jaket kulit di Garut Jawa Barat, Kamis (4/2).

Penandatangan perjanjian pembiayaan ini merupakan wujud dari dukungan industri pembiayaan dalam mengembangkan industri ekonomi kreatif yang dicanangkan pemerintah guna mendorong percepatan pertumbuhan perekonomian nasional. PT. Pro Car Finance dan PT. Pro Mitra Finance merupakan perusahaan pembiayaan anggota konsorsium pembiayaan ekonomi kreatif APPI.

Kepala Departemen Pengawasan Industri Keuangan Non Bank (IKNB) IIA Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Heru Juwanto mengatakan perusahaan pembiayaan yang merupakan salah satu perusahaan yang diawasi OJK bisa berkontribusi sangat besar bagi para pelaku UMKM, khususnya bagi masyarakat Garut. Oleh karenanya, penandatangan perjanjian pembiayaan ini mendapat dukungan sepenuhnya dari OJK.

“Dengan berkembangnya UMKM maka bisa menyerap tenaga kerja baru sehingga bisa meningkatkan perekonomian, khususnya masyarakat Garut,” kata dia.

Dia pun menjelaskan perusahaan pembiayaan juga bisa memberikan pelatihan-pelatihan sehingga kedepannya produk-produk UMKM bisa bertaraf internasional.”Selain itu, bisa memperluas akses kepada pelaku usaha dan mendukung pengembangan UMKM di kota Garut dan ekonomi kreatif d Indonesia,” tambah dia.

Bahkan, kata dia, dengan adanya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) akan berdampak positif terhadap kualitas produk yang dihasilkan para pelaku usaha lokal. Pihaknya tengah berupaya melakukan sinergi antar lembaga IKNB agar dapat mendukung pengusaha lokal, termasuk yang berskala mikro, kecil, dan menengah.“Dengan adanya persaingan, maka kualitas akan meningkat,” ujar dia.

Dengan masuknya aliran pembiayaan terutama dari lembaga-lembaga yang memiliki dana jangka panjang seperti asuransi, OJK berharap perekonomian bisa terdorong. Apalagi, setelah adanya perluasan usaha perusahaan pembiayaan sejak 2014 diharapkan pendanaan ke Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) bisa berkembang.

Realisasi pembiayaan ekonomi kreatif dalam periode Oktober-Desember 2015 melampaui proyeksi awal setelah menyentuh angka Rp4,7 triliun. Sementara, perkiraan awal adalah senilai Rp500 miliar.

Angka tersebut dihitung sejak ditekennya nota kesepahaman antara Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), dan Asosasi Perusahaan Penjaminan Indonesia (Asippindo) pada akhir September tahun lalu. Kemitraan tersebut dilakukan demi memacu pembiayaan di sektor ekonomi kreatif dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Ketua Umum APPI Suwandi Wiratno membenarkan bahwa pihaknya mencatatkan total pembiayaan ke sektor ekonomi kreatif dari perusahaan multifinance mencapai Rp4,7 triliun pada 2015. Dari segi 16 subsetor ekonomi kreatif, perusahaan yang paling banyak dibiayai adalah kuliner, kerajinan, dan fashion. Realisasi terbesar berasal dari industri kuliner dengan nilai mencapai Rp2,7 triliun, diikuti oleh sektor kerajinan dengan Rp723 miliar, dan fesyen sekitar Rp363 miliar.

Suwandi menambahkan industri perusahaan pembiayaan telah ada di Tanah Air sejak 1975. Di awal kemunculannya, industri multifinance fokus membiayai segmen produktif. Namun sejalan perkembangan ekonomi, justru membuat portofolio pembiayaan industri ini lebih besar di sisi pembiayaan konsumen, terutama motor.

Sejalan dorongan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) agar perusahaan multifinance memperluas jenis usaha, APPI mengakui bahwa industri ini perlu meningkatkan kembali pembiayaan produtif.“Sejak penandatanganan mengenai pembiayaan ekonomi kreatif, 10 perusahaan yang berpatisipasi di awal telah menyalurkan Rp4,7 triliun. Padahal, tahun lalu kami memprediksi hanya akan mencapai sekitar Rp500 miliar,” ujar dia.

Guna mendukung peningkatan penyaluran pembiayaan di sektor ekonomi kreatif, ke depan APPI berencana menggandeng Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (Asephi). Asosiasi ini juga berniat bekerja sama dengan Badan Ekonomi Kreatif (BEK), dan Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (Hippi).“Melihat perkembangan pembiayaan di sektor ekonomi kreatif yang cukup baik tahun lalu, maka kami meyakini total pembiayaan ke sana dapat tumbuh,” papar Suwandi. Mohar

 

BERITA TERKAIT

Mentan dan Pemprov Targetkan Jabar Jadi Penghasil Padi Nasional

NERACA Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dan Pejabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin berupaya memanfaatkan pompanisasi…

Badan Geologi Bandung Lakukan Penelitian Potensi Gempa di Sukabumi

NERACA Sukabumi - Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Sukabumi diteliti oleh Badan Geologi Bandung terkait dengan potensi terjadinya gempa. Penelitian tersebut…

Pj Gubernur Banten Keluarkan SE Penyesuaian Sistem Kerja Usai Lebaran

NERACA Serang - Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor 12 Tahun 2024 tentang Penyesuaian Sistem…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

Mentan dan Pemprov Targetkan Jabar Jadi Penghasil Padi Nasional

NERACA Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dan Pejabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin berupaya memanfaatkan pompanisasi…

Badan Geologi Bandung Lakukan Penelitian Potensi Gempa di Sukabumi

NERACA Sukabumi - Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Sukabumi diteliti oleh Badan Geologi Bandung terkait dengan potensi terjadinya gempa. Penelitian tersebut…

Pj Gubernur Banten Keluarkan SE Penyesuaian Sistem Kerja Usai Lebaran

NERACA Serang - Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor 12 Tahun 2024 tentang Penyesuaian Sistem…