Volatilitas Komoditi dan Pertumbuhan Ekonomi

 

Oleh : Tumpal Sihombing

Chief Research Officer

Rifan Financindo Berjangka

 

Perekonomian adalah perihal harga. Stabilitas dan volatilitas harga menjadi bagian dari variabel kebijakan yang menentukan tercapai tidaknya target pertumbuhan ekonomi. Dinamika harga yang kurang bergejolak dinilai less-attractive oleh para pelaku pasar (terutama liquidity provider) untuk masuk dan tetap berada dalam pasar. Sementara volatilitas harga yang terlalu tinggi juga membuat pelaku pasar ter-ekspose dengan risiko tinggi.

Sejak tahun 2002 hingga tahun 2014 total ekspor produk terkait komoditas naik signifikan. Namun, sejak tahun 2011 total ekspor produk RI yang terkait komoditas (dari Indonesia ke berbagai negara) konsisten mengalami penurunan. Berbeda halnya dengan total ekspor produk RI yang terkait manufaktur yang cenderung flat (tidak banyak perkembangan). Secara intuitif berdasarkan 16 tahun data empiris ekspor RI, bisa disimpulkan bahwa kekuatan global trade nusantara ada pada ekspor yang berbasis komoditi, dan masih resesif untuk produk yang terkait manufaktur.

Agar target pertumbuhan ekonomi tercapai (7% di tahun 2017-2018), tren historis pertumbuhan ekspor mutlak harus berubah. Untuk ini government inisiatif dan intervention bisa membantu. Efektivitas kebijakan sangat tergantung pada kepiawaian pemerintah dalam urusan tarik ulur stabilitas versus volatilitas harga komoditi dalam perekonomian.

Volatilitas diperlukan untuk meramaikan pasar, sementara stabilitas diperlukan untuk market development. Strategi kombinasi efektif dari keduanya adalah prekondisi pertumbuhan ekonomi. Jika mengaitkan hal tersebut dengan konteks ekonomi klasik permintaan-penawaran, “di mana harga terbentuk di situ pasar terbentuk”, maka peran Bursa Berjangka Komoditi (Jakarta Futures Exchange) menjadi sentral dan strategis dalam inisiatif meramaikan pasar komoditi domestik.

Selama ini Indonesia hanya dikenal sebagai produsen top beberapa komoditi dunia seperti kopi, teh, olein dan lain sebagainya. Namun patut disayangkan karena ajang price discovery mechanism untuk komoditi yang kita produksi justru tidak berlangsung di nusantara, tapi di negara-negara lain(Eropa, AS, Malaysia, dan lain-lain). Berdasarkan fakta tersebut, Indonesia berada dalam kasta pekerja. Kita tidak menjadi tuan terhadap hasil perekonomian yang telah diupayakan dengan kerja keras dan keringat.

Pasar komoditi domestik perlu dibuat menjadi lebih likuid dalam kondisi industri yang memungkinkan untuk pertumbuhan (prasyarat  : stabilitas). Kajian statistik Direktorat Rifan terhadap industri komoditi Nusantara (yang secara umum dikategorikan atas sektor energi, logam dan agrikultur) dalam 5 (lima) tahun terakhir telah mengungkapkan beberapa fakta perekonomian menarik.

Demikian dua fakta ekonomi yang bisa menjadi basis informasi bagi pemerintah untuk perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan : (1) mengandalkan ragam banyak komoditi hasil nusantara untuk ekspor tidak menjadi jaminan meningkatnya nilai economies of scope;  (2) terlalu fokus dan pada upaya menjaga stabilitas dan cenderung menentang volatilitas harga komoditi justru mengurangi realisasi efektivitas kebijakan ekonomi yang pro pertumbuhan dalam jangka menengah.

 

BERITA TERKAIT

Kolaborasi Hadapi Tantangan Ekonomi

Oleh: Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan Proses transisi energi yang adil dan terjangkau cukup kompleks. Untuk mencapai transisi energi tersebut,…

Dunia Kepelautan Filipina

  Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin)   Dunia kepelautan Filipina Tengah “berguncang”. Awal ceritanya dimulai dari…

Dilemanya LK Mikro

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Kehadiran lembaga keuangan (LK) mikro atau lembaga keuangan mikro syariah (LKM/LKMS) dipandang sangat strategis.…

BERITA LAINNYA DI

Kolaborasi Hadapi Tantangan Ekonomi

Oleh: Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan Proses transisi energi yang adil dan terjangkau cukup kompleks. Untuk mencapai transisi energi tersebut,…

Dunia Kepelautan Filipina

  Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin)   Dunia kepelautan Filipina Tengah “berguncang”. Awal ceritanya dimulai dari…

Dilemanya LK Mikro

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Kehadiran lembaga keuangan (LK) mikro atau lembaga keuangan mikro syariah (LKM/LKMS) dipandang sangat strategis.…