Sambut Libur Panjang Imlek - Akhir Pekan, IHSG Rawan Terkoreksi

NERACA

Jakarta – Mulai reboundnya harga minyak mentah dunia, direspon positif pelaku pasar dan termasuk investor pasar modal dengan aktif melakukan beli saham. Hal ini dikarenakan kembali pulihnya harga minyak mentah dunia bakal mendongkrak harga komoditas dunia. Tren penguatan indeks harga saham gabungan (IHSG) sudah terjadi sejak awal perdagangan.

Penguatan IHSG warus diwaspadai aksi ambil untung investor jelang libur panjang tahun baru China. Tercatat perdagangan sesi I, IHSG ditutup melonjak 63,579 poin (1,38%) ke 4.659,687. Sementara indeks LQ45 ditutup naik 14,846 poin (1,86%) ke 811.655. Seluruh sektor menghijau. Penguatan tertinggi terjadi di sektor infrastruktur sebesar 2,43%.

Sebanyak 170 saham naik, 83 saham turun, dan 76 saham stagnan. Frekuensi saham yang ditransaksikan sebanyak 142.220, dengan total volume sebanyak 2,268 miliar saham, senilai Rp 2,891 triliun. Saham-saham yang masuk dalam jajaran top gainers adalah GGRM naik 1.800 poin (3,09%) ke Rp 60.050, HMSP naik 1.250 poin (1,20%) ke Rp 105.750, UNVR naik 900 poin (2,33%) ke Rp 39.525, dan BBRI naik 325 poin (2,97%) ke Rp  11.250. Sementara saham-saham yang masuk dalam jajaran top losers adalah SMAR turun 200 poin (5,00%) ke Rp 3.800, KBLV turun 125 poin (9,58%) ke Rp 1.180, TOWR turun 90 poin (2,00%) ke Rp 4.400, dan KINO turun 70 poin (1,86%) ke Rp 3.700.

Diawal perdagangan, IHSG dibuka menguat 10,93 poin atau 0,24% menjadi 4.607,04. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak naik 2,69 poin (0,34%) menjadi 799,50. Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities, Nico Omer Jonckheere bilang, kenaikan harga minyak mentah dunia menjadi salah satu penopang bursa saham di dalam negeri.”Kenaikan harga minyak mendorong saham di bursa AS menguat dan berdampak pada laju indeks BEI," ujarnya.

Harga minyak mentah jenis WTI Crude pada Kamis (4/2) terpantau berada di level US$ 32,62 per barel, menguat 1,05%. Sementara minyak mentah jenis Brent Crude di posisi US$ 35,41 per barel, naik 1,06%. Kendati demikian, menurut dia, pelaku pasar diharapkan tetap waspada mengingat potensi penurunan harga minyak masih bisa terjadi. Pasalnya, Tiongkok dan Amerika Serikat yang merupakan konsumen minyak terbesar di dunia masih mencatatkan perlambatan manufaktur.

Sementara itu, analis Teknikal Mandiri Sekuritas Hadiyansyah mengatakan, kondisi pasar saham di dalam negeri saat ini sedang berada pada fase konsolidasi (sideways), pelaku pasar sebaiknya "wait and see". "Transaksi jangka pendek lebik efektif digunakan pada fase konsolidasi seperti ini. Pergerakan IHSG Kamis (4/2) akan bervariasi dengan kecederungan menguat. Estimasi pergerakan indeks BEI berada di 4.559-4.625," ungkapnya.

Tercatat bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng dibuka menguat 275,95 poin (1,45%) ke level 19.267,54, indeks Nikkei turun 115,88 poin (0,67%) ke level 17.075,37, dan Straits Times menguat 17,21 poin (0,68%) ke posisi 2.568,06. (bani)

 

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…