NERACA

Jakarta - Peranan sektor infrastruktur merupakan hal yang esensial dalam mendorong potensi properti di Indonesia terutama dalam menghadapi situasi perekonomian global yang masih tidak menentu, kata Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch Ali Tranghanda.

"Memasuki tahun 2016 peran pembangunan infrastruktur memegang peranan penting dalam ikut mendongrak potensi pasar properti yang ada," kata Ali di Jakarta, Rabu (3/2).

Dia memaparkan, pembangunan yang terjadi di luar Jawa dengan penambahan infrastruktur baru seperti jaringan jalan tol, kereta api, jembatan, dan jalan layang.

Sedangkan sejumlah kota di Indonesia Timur khususnya Manado dan Makasar, lanjutnya, menjadi dua kota dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi. Meskipun demikian permintaan properti disana masih belum terlalu terlihat meskipun potensi sangat besar.

Sementara di wilayah Barat, pulau Batam dan sejumlah daerah dan kota di Sumatera dinilai juga seharusnya dapat lebih menunjukkan peningkatan properti ke depannya meski masih belum dikatakan tren murni karena masih diwarnai permintaan semu.

Ali mengingatkan bahwa potensi arus investasi asing diperkirakan bakal mengincar sejumlah wilayah industri di sekitar Jakarta seperti Cikarang dan Karawang sepanjang tahun 2016.

Kemudian dia mengatakan kenaikan jumlah penjualan perumahan di sejumlah wilayah di Tanah Air merupakan sinyal positif pada awal 2016 bagi kebangkitan sektor properti khususnya untuk pasar perumahan di berbagai daerah."Riset yang dilakukan Indonesia Property Watch memperlihatkan nilai penjualan triwulan IV/2015 di Bodetabek-Banten menunjukkan kenaikan pertumbuhan penjualan sebesar 16,6 persen dibandingkan dengan triwulan sebelumnya," kata dia seperti dikutip Antara.

Dia mengakui bahwa pertumbuhan tersebut belum dapat dipastikan sebagai pola yang berlanjut, namun paling tidak merupakan sinyal positif untuk pasar perumahan. Apalagi, dia mengingatkan bahwa secara tahunan angka penjualan untuk triwulan IV/2015 itu masih lebih rendah 10,87 persen dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun sebelumnya.

Selain itu, ujar dia, prediksi yang dilakukan oleh Indonesia Property Watch dengan analisis terhadap wilayah yang cukup berpotensi di wilayah Bekasi, terbukti naiknya tingkat penjualan di wilayah ini cukup signifikan mencapai 72,01 persen dibandingkan triwulan sebelumnya.

Sebagaimana diberitakan, Bank Pembangunan Asia (ADB) mengatakan perbaikan dan pelaksanaan proyek infrastruktur dari suatu negara dapat meningkatkan kesempatan untuk berinvestasi di sektor swasta dari negara tersebut.

"Memperbaiki kualitas dan melaksanakan proyek infrastruktur bakal menciptakan kesempatan investasi untuk sektor swasta, mitra utama dalam mengatasi kebutuhan infrastruktur yang besar di Asia," kata Kepala Kantor Kemitraan Publik-Swasta ADB Ryuichi Kaga.

ADB juga telah meluncurkan Fasilitas Persiapan Proyek Asia-Pasifik (AP3F), dana perwalian multi-donor yang dikelola ADB guna membantu mengembangkan proyek kemitraan publik-swasta di kawasan Asia dan Pasifik.

AP3F, yang pendiriannya diumumkan pada Mei 2015, akan memprioritaskan proyek infrastruktur kemitraan publik-swasta dengan kerja sama regional, pembangunan berkelanjutan, dan elemen perubahan iklim.

Sementara itu, Kepala Ekonom Bank Nasional Indonesia (BNI) Ryan Kiryanto mengatakan pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo pintar menyikapi perekonomian global dengan menyusun rancangan ekonomi berorientasi domestik melalui pembangunan infrastruktur demi meningkatkan konsumsi.

"Ini membuat faktor-faktor eksternal seperti perlambatan ekonomi Tiongkok, yang memiliki hubungan dagang dominan dengan Indonesia, dan kenaikan suku bunga Amerika Serikat tidak terlalu berpengaruh masif untuk Indonesia," ujar Ryan dalam acara diskusi di Jakarta, Jumat (15/1) malam.

Dengan menggairahkan sektor domestik melalui pembukaan jalur-jalur infrastruktur, kata dia, jumlah lapangan kerja akan meningkat dan karenanya rakyat akan memiliki penghasilan. Mohar