Perguruan Tinggi (PT) asal Indonesia saat ini masih tertinggal dari PT Thailand, Singapura dan Malaysia. Tetapi pada 2019 diharapkan PT Indonesia mampu mengejar ketertinggalan dan nangkring di tiga besar ASEAN.
NERACA
Di era kompetisi seperti sekarang ini, persaingan terjadi di segala lini kehidupan, termasuk di dunia pendidikan. Karenanya, perguruan tinggi di Indonesia (PT) harus segera meningkatkan kualitas mereka agar mampu bersaing dengan PT dari luar, khsusnya di tingkat ASEAN.
Bahkan, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir menargetkan perguruan tinggi di Indonesia untuk berada pada posisi tiga besar ASEAN pada 2019. Memang tidak mudah, tetapi dengan segala daya upaya, semua itu bisa direalisasikan.
"Perguruan tinggi kita saat ini ketinggalan di dunia. Jadi harus bisa lari dengan cepat untuk mengejar ketertimnggalan, tidak boleh lagi kerja pelan-pelan," katanya saat meresmikan kampus baru Universitas PGRI Semarang, beberapa waktu lalu.
Untuk itu, dia mengimbau, seluruh perguruan tinggi harus selalu meningkatkan kualitas dan pelayanan, memperbaiki kinerja serta memperbaik aspek-aspek yang dirasa masih kurang. Karena dengan kerja keras cita-cita bercokol di tiga besar ASEAN bisa tercapai.
"Harus kerja keras, kerja keras, dan kerja keras. Cita-cita kami sampai 2019, kita harus masuk tiga besar di kawasan Asia Tenggara dulu," kata mantan Rektor Universitas Diponegoro Semarang itu.
Selain itu, Muhammad Nasir menyatakan mengembalikan uang pendaftaran SBMPTN dari mahasiswa lolos seleksi yang berasal dari keluarga miskin. “Apabila mendaftar Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) diterima dan kebetulan anak miskin, kami kembalikan (uang pendaftarannya)," katanya dia lagi.
Nasir mengakui memang ada kenaikan besaran pendaftaran SBMPTN tahun ini menjadi Rp200 ribu dari semula Rp100 ribu, namn kenaikan ditempuh agar penyelenggaraan SBMPTN semakin baik. Saat ini, kenaikan Rp200 ribu itu material enggak? Dalam artian, material ini manakala biaya itu menjadi beban dari masyarakat.
Ia mengatakan kenaikan biaya pendaftaran itu ditempuh karena kebutuhan penyelenggaraan SBMPTN semakin meningkat sehingga tidak mungkin menetapkan biaya sama untuk SBMPTN tahun ini. "Saya rasa pada saat biaya (pendaftaran) Rp100 ribu itu masih kurang. Makanya, kesulitan, compang-camping jalannya. Sekarang Rp200 ribu, saya harapkan mereka jalannya lebih baik," kata Nasir.
SBMPTN adalah salah satu jalur masuk penerimaan mahasiswa baru PTN lewat sistem ujian tertulis dan keterampilan. Berbeda dari SBMPTN, Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) menggunakan pola seleksi berdasarkan rekam jejak akademis mahasiswa selama bersekolah atau disebut jalur undangan.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyebutkan terdapat 40.164 satuan pendidikan formal di Indonesia yang memiliki peserta…
Perpustakaan Nasional (Perpusnas) menyambut baik kegiatan mudik asyik baca buku tahun 2024 yang diinisiasi oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan…
Datangnya bulan Ramadan selalu bersamaan dengan persiapan umat muslim untuk pulang ke kampung halaman dengan tujuan berkumpul bersama keluarga…
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyebutkan terdapat 40.164 satuan pendidikan formal di Indonesia yang memiliki peserta…
Perpustakaan Nasional (Perpusnas) menyambut baik kegiatan mudik asyik baca buku tahun 2024 yang diinisiasi oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan…
Datangnya bulan Ramadan selalu bersamaan dengan persiapan umat muslim untuk pulang ke kampung halaman dengan tujuan berkumpul bersama keluarga…