ICOPE Fokus Pendekatan Ilmiah Sektor Kelapa Sawit

NERACA

 

Jakarta - Interna‎tional Conference on Oil Palm & Environment (ICOPE) yang kelima di Indonesia tahun ini, akan fokus pada pentingnya inovasi dan pendekatan ilmiah di industri kelapa sawit dalam rangka mengurangi dampak perubahan iklim. "Sejak pertama kali diselenggarakan pada 2007, konferensi ini mendapat perhatian luas dari berbagai‎ pihak di dalam dan luar negeri karena memberikan kontribusi penting dalam transformasi produksi minyak sawit berkelanjutan di Indonesia," kata Direktur Komunikasi dan Advokasi WWF Indonesia, Nyoman Iswarayoga pada acara konferensi pers Icope di Jakarta, Kamis (21/1). 

Sedangkan Direktur Utama PT Smart Tbk, Daud Dharsono menilai, perlu upaya untuk menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi dampak perubahan lingkungan. "‎Kolaborasi untuk terus berinvestasi dalam mengembangkan riset-riset inovatif harus dilakukan dalam rangka beradaptasi dengan perubahan iklim demi produktivitas minyak sawit berkelanjutan," papar dia.

Daud menyatakan, PT Smart melalui lembaga riset, telah melakukan mitigasi atau perubahan iklim dengan pemulihan tanaman yang lebih efisien dan memakai nutrisi. "Kita menggunakan limbah-limbah sebagai bahan organik dan semua limbah dari pabrik. Sedangkan penggunaan pestisida, telah diatur seminimal mungkin," ujar Daud.

PT Smart Tbk bekerjasama dengan WWF dan Cirad Perancis menyelenggarakan ICOPE kelima di Bali dari 16 Maret hingga 18 Maret. Sejumlah pakar lingkungan international terkemuka, perwakilan lembaga pemerintah, LSM, industri, peneliti senior serta akademisi menghadiri acara yang diselenggarakan dua tahun sekali ini.

ICOPE 2016 yang diselenggarakan bersama oleh WWF-Indonesia, lembaga riset CIRAD dan PT SMART Tbk., diharapkan dapat merespon tantangan terkini dalam merumuskan kebijakan dan bersama-sama mencari model pembangunan industri kelapa sawit yang meminimalkan deforestasi, mitigasi efek gas rumah kaca, solusi bagi penggunaan lahan, menjaga keanekaragaman hayati, serta pemberdayaan petani.

Bagi WWF-Indonesia, inovasi dan perbaikan praktik budidaya menjadi lebih bertanggung jawab adalah cara untuk mengubah predikat negatif yang melekat pada komoditas sawit. “Saya rasa semua pihak yang datang ke ICOPE 2014 memiliki tujuan sama, untuk mengubah citra negatif pada komoditas utama Indonesia yang bisa bersaing di luar negeri ini,” jelas Dr. Efransjah, CEO WWF-Indonesia.

Hanya saja perubahan tidak dapat dilakukan oleh industri sawit tanpa dukungan dari para pihak seperti pemerintah sebagai pembuat kebijakan serta masyarakat madani (civil society). “Sebagai civil society yang menjadi counterpart para pelaku bisnis, WWF-Indonesia mendukung upaya transformasi industri sawit menjadi lebih bertanggung jawab. Salah satunya melalui konferensi yang mempertemukan berbagai pihak seperti ICOPE, sebagai ajang tukar pikiran dan berbagi informasi mengenai praktik terbaik,” lanjut Dr. Efransjah.

Selama tiga hari ke depan, sebanyak 400 peserta dari 20 negara yang terdiri dari para pakar, pengambil kebijakan, pelaku usaha perkebunan, perbankan, akademisi, lembaga swadaya masyarakat dari Eropa, Amerika Selatan, Afrika dan Asia akan berdiskusi, membagi pengalaman serta mencari pemahaman seputar pengembangan perkebunan kelapa sawit yang produktif, berdaya guna, namun tetap ramah lingkungan.

 

BERITA TERKAIT

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global NERACA Jakarta - Lahirnya undang-undang tentang Daerah Khusus Jakarta (UU DKJ)…

Pemerintah akan Bentuk Tim Proyek Kereta Cepat Jakarta " Surabaya

  NERACA Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan segera membentuk tim untuk proyek kereta…

Surplus Neraca Perdagangan Terus Berlanjut

  NERACA Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Maret 2024, Indonesia kembali surplus sebesar 4,47 miliar dolar AS,…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global NERACA Jakarta - Lahirnya undang-undang tentang Daerah Khusus Jakarta (UU DKJ)…

Pemerintah akan Bentuk Tim Proyek Kereta Cepat Jakarta " Surabaya

  NERACA Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan segera membentuk tim untuk proyek kereta…

Surplus Neraca Perdagangan Terus Berlanjut

  NERACA Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Maret 2024, Indonesia kembali surplus sebesar 4,47 miliar dolar AS,…