Johnson Williang Sutjipto - Ketua Umum INSA - "2016 is Recovery Time"

Masih hangat di benak kita, di penghujung tahun lalu, pemerintah membuat ‘kegaduhan’ yang  sejatinya bertujuan positif. Pemerintah menelurkan berbagai paket kebijakan ekonomi sebagai stimulus untuk pertumbuhan. Tak tanggung-tanggung, delapan paket kebijakan ekonomi dikeluarkan untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi supaya lebih cepat.

Meskipun paket kebijakan telah digelontorkan, toh, hasilnya tidak bisa instan. Keluar hari ini, terasa dampaknya besok. Mengambil bahasa para motivator, harus ada ‘chemistry’ antara pemerintah pusat, daerah dan pihak swasta, dalam mengimplementasikannya. Jika tidak, sulit rasanya tahun ini akan lebih baik dari sebelumnya.

Pasalnya, tahun 2015 adalah tahun kepedihan bagi industri manufaktur. Salah satunya industri pelayaran nasional. Hal itu diungkapkan Ketua Umum Indonesian National Shipowners' Association (INSA), Johnson Williang Sutjipto, kala menyambut hangat Neraca di kantornya di bilangan Jakarta Pusat, Rabu (20/1).

Tanpa basa-basi, ia pun bercerita mengenai jatuh bangunnya industri pelayaran lantaran beberapa faktor. Menurut Johnson, sepanjang 2015 industri pelayaran nasional terpuruk di tengah melambatnya laju pertumbuhan ekonomi yang tercatat 4,73% pada kuartal ketiga dan depresiasi tajam dolar AS terhadap rupiah hingga menyentuh level psikologis Rp14 ribu.

Kondisi ini, kata Johnson, diperparah dengan penurunan harga minyak mentah dunia ke level US$40,73 per barel per November 2015. “Bahkan, saat ini harga minyak mentah di pasar internasional sudah di bawah US$30 per barel,” keluh Johnson.

Lebih jauh dirinya menuturkan, dari sekitar 14 ribu unit kapal berbendera Merah Putih saat ini, setidaknya 15%-20% parkir tidak bekerja di sejumlah tempat karena muatan yang tidak tersedia.

"Kapal-kapal tersebut terutama jenis tug and barge yang populasinya saat ini lebih dari tiga ribu set kapal. Kondisi ini terjadi karena perdagangan komoditas tambang sedang lesu, terutama batu bara," ungkap pria yang sudah malang-melintang di dunia pelayaran selama hampir 25 tahun itu.

Menurut dia, daya serap PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) sebagai pasar utama angkutan batu bara dalam negeri stagnan selama 2015 karena PLTU dari proyek 10 ribu megawatt (MW) tidak bertambah. Sementara proyek 35 ribu MW yang digagas pemerintah masih jalan di tempat.

"Ekspor batu bara juga bertambah lesu karena permintaan ekspor, terutama China menurun," tukasnya. Adapun sektor offshore juga lesu akibat tidak adanya peningkatan produksi dari sumur minyak dan gas baru, serta minimnya kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas yang baru akibat harga minyak yang rendah. Produksi migas yang ada sekarang adalah mengoptimalkan sumur-sumur tua.

Ke Arah Positif

Indikator melemahnya pelayaran offshore dapat dilihat dari produksi minyak pada September 2015 sebesar 800.500 barel, naik tipis dibandingkan 2014 sebesar 794 ribu barel. Akan tetapi, itu masih lebih rendah dibandingkan 2013 sebanyak 831.118 barel. Artinya, sambung Johnson, selama 2013 - 2015 belum ada peningkatan kinerja offshore support vessel.

Di sisi lain, Johnson menjelaskan bahwa kegiatan perdagangan antarpulau dengan menggunakan kapal kargo umum dan kontainer juga belum menggembirakan meskipun arus barang sedikit membaik yang ditandai dengan kenaikan arus barang pada lima pelabuhan utama di Indonesia.

Bagaimana dengan tahun ini? Johnson memprediksi bila kondisi industri pelayaran masih akan melambat, khususnya untuk angkutan komoditas lantaran harga minyak dunia yang masih rendah. Sementara kargo umum dan kontainer membaik sehingga membantu kinerja industri pelayaran nasional.yang masih menghadapi ketidakpastian ekonomi.

Adapun bidang kapal angkutan berbasis komoditas memang lesu bersama angkutan tug and barge, terkecuali angkutan CPO (crude palm oil / minyak sawit mentah) yang relatif lebih baik. "Semua pelayaran berbasis komoditas masih akan melambat di tahun ini, kecuali angkutan CPO," tandasnya.

Muatan kapal angkutan CPO kembali meningkat seiring dengan program pengembangan bahan bakar alternatif biodiesel oleh pemerintah melalui PT Pertamina (Persero). Johnson mengatakan kapal jenis tug and barge dan offshore sebagian besar belum dapat beroperasi karena kebutuhan terhadap batu bara, baik domestik maupun ekspor, sangat rendah.

Sebagai gambaran, kata dia, sekitar 800 kapal menganggur di sepanjang Sungai Mahakam, Kalimantan Timur, sejak anjloknya sektor tambang dan mineral. Di Singapura, Johnson membandingkan, puluhan kapal offshore milik pengusaha Indonesia juga menganggur beberapa bulan terakhir.

"Angkutan batu bara dan mineral berhenti sehingga kapal tidak mendapat muatan. Di Sungai Mahakam saja ada 800 kapal parkir karena menganggur tetapi harus membayar sewa dan upah kru. Kapal-kapal itu terancam menjadi besi tua," katanya, seraya mengingatkan.

Kendati demikian, sektor angkutan barang seperti angkutan kargo umum dan kontainer diperkirakan akan membaik. Sebab, APBN 2016 ditetapkan lebih awal sehingga belanja pemerintah akan dilakukan lebih cepat. "Ini sangat berpengaruh terhadap operasional kedua angkutan tersebut (kargo umum dan kontainer),” papar dia.

Apapun itu, Johnson tetap optimis tahun ini pertumbuhan ekonomi ke arah yang lebih positif. “Saya meyakini ekonomi menuju stabil dan cenderung meningkat. Saya bisa katakan, tahun ini adalah periode pemulihan (recovery time) dan tahun 2017 saatnya tinggal landas (take-off),” pungkas Johnson. [ardi]

BERITA TERKAIT

Menggali Potensi SDM Melalui Baca Wajah

  Yudi Candra  Pakar Membaca Wajah  Menggali Potensi SDM Melalui Baca Wajah Memang garis takdir manusia sudah ditentukan oleh tuhan.…

Tanamkan Cinta Tanah Air dan Bela Negara

Prof. Dr. Erna Hernawati, Ak., CPMA., CA., CGOP.Rektor Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta Predikat KARTINI MASA KINI pantas disematkan…

Selamatkan Masa Depan 250 Ribu Siswa Keluarga Ekonomi Lemah

KCD Wilayah III‎ Disdik Jawa Barat, H.Herry Pansila M.Sc    Saatnya Untuk selamatkan 250 Ribu Siswa dari Keluarga Ekonomi tidak…

BERITA LAINNYA DI

Menggali Potensi SDM Melalui Baca Wajah

  Yudi Candra  Pakar Membaca Wajah  Menggali Potensi SDM Melalui Baca Wajah Memang garis takdir manusia sudah ditentukan oleh tuhan.…

Tanamkan Cinta Tanah Air dan Bela Negara

Prof. Dr. Erna Hernawati, Ak., CPMA., CA., CGOP.Rektor Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta Predikat KARTINI MASA KINI pantas disematkan…

Selamatkan Masa Depan 250 Ribu Siswa Keluarga Ekonomi Lemah

KCD Wilayah III‎ Disdik Jawa Barat, H.Herry Pansila M.Sc    Saatnya Untuk selamatkan 250 Ribu Siswa dari Keluarga Ekonomi tidak…