Pramugari: "What Can I Do For You?"

Sepintas, profesi seorang Pramugari dianggap sebagai hal yang ringan. Padahal, kompetensi untuk menjadi seorang Cabin Crew itu tak sekadar menawarkan dan menyuguhkan makanan minuman. Seperti apa mereka?

 

Jangan pernah anggap enteng profesi Pramugari. Sepintas, memang, pekerjaan itu amatlah ringan. Padahal, bila ditelisik lebih dalam, para Pramugari tak sekadar piawai dalam menyuguhkan makanan dan minuman saja. Bahkan, bahasa standar mereka “What Can I Do For You?” pun memiliki makna yang dalam bagi seorang Pramugari.

Simak saja pernyataan Pramugari Air Asia Indonesia, Shandy Anastasia Yesayas. Menurut dia,  menjadi pramugari di dunia penerbangan tidak semudah yang dibayangkan orang. Menyajikan makanan dan minuman hanyalah tugas sampingan Pramugari. Tugas utamanya adalah sebagai awak kabin yang bertanggungjawab terhadap keselamatan penerbangan. Pesawat tidak akan terbang kalau pramugari belum menutup pintu pesawat. "Pramugari harus banyak bersabar, pasalnya ada penumpang yang berulah seperti menggunakan ponsel di pesawat padahal itu dilarang”, kata Shandy.

Penumpang tersebut sudah diberi pengertian baik-baik, namun tetap bersikukuh tidak mau mematikan ponselnya maka pesawat tidak akan terbang sebelum penumpang tersebut mematikan ponselnya atau bahkan ada yang diusir keluar dari pesawat.

Dibutuhkan modal dasar sumber daya manusia yang dapat terampil dan mempunyai skill di bidangnya. Terlebih di Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) SDM yang ada harus bisa bersaing. "Untuk itu, maka pelatihan pramugari tidak main-main beratnya. Karena, para pramugari harus menguasai seluk-beluk pesawat yang mereka awaki agar mendapat lisensi terbang untuk setiap tipe pesawat yang dimiliki airlines dan itu harus diperbaharui (ujian lagi) setiap tahun. Kalau tidak berhasil lulus proses re-licensed maka tanpa ampun harus resign (mengundurkan diri)," papar Shandy.

Lebih dari itu, seorang Pramugari juga harus bisa menjadi banyak karakter seperti dokter, perawat, psikolog dan lain-lain sekaligus. Pramugari amat senang kalau bisa menjadi teman berbincang para penumpang kala "situasi aman", maksudnya saat penerbangan lancar-lancar saja. Sering pramugari menjadi tempat curhat penumpang yang biasanya ini terjadi saat kami menawarkan bantuan "What can I do for you...".

Seorang pramugari juga harus bisa memberikan penumpang rasa aman ketika menggunakan jasa penerbangan seperti memberikan demonstrasi keadaan darurat, memberikan informasi ketika pesawat mengalami turbulensi. Membantu penumpang agar merasa nyaman ketika menggunakan jasa penerbangan seperti memberikan pilihan makanan dan minuman.

Bahkan, memberikan solusi kepada penumpang yang memerlukan kebutuhan khusus. Menjamin penumpang bersikap disiplin selama dalam penerbangan seperti memakai sabuk pengaman, tidak ke toilet dan tidak menggunakan alat komunikasi pada waktu yang ditentukan. Menjadi mata dan telinga bagi pilot yang mengemudikan pesawat di kokpit.

Beberapa kompetensi yang harus dimilki oleh seorang pramugari atau pramugara seperti Customer Service Oriented, dimana seorang pramugari atau pramugara bertugas memberikan pelayanan yang berkesan (do extra mile) kepada penumpang pesawat terbang. Self Confidence: seorang pramugari atau pramugara harus terlihat yakin terhadap tindakan yang ia lakukan sehingga ia dapat memberikan jaminan bahwa ia tahu apa yang harus ia lakukan dan bagaimana melakukannya.

Kedua, seorang pramugari atau pramugara dituntut bisa mengambil keputusan secara cepat dan tepat untuk memastikan kenyamaan penumpang. Impact and Influence. Seorang pramugari atau pramugara dituntut bisa bertindak tegas tetapi persuasif terhadap penumpang yang tidak disiplin.

Selain itu, seorang pramugari/pramugara dituntut bisa memahami dan mengetahui kebutuhan kebutuhan khusus penumpang seperti para manula dan anak kecil yang sulit mengungkapkan keinginan mereka.

 

Budaya Positif

 

Memang, sesungguhnya, konsep pelayanan berdasarkan konfigurasi yang ada di dalam suatu penerbangan, dibagi kepada tiga kelas. Penerbangan internasional biasanya memiliki 3 cinfigurasi, Y/economy class, C/ Businesse Class dan F/ First Class. “Di Indonesia hanya Garuda Indonesia yang memiliki 3 configurasi. Sekarang Garuda Indonesia masuk ke dalam 10 terbesar di dunia dalam aspek pelayanan yang terbaik. Sementara yang lain saat ini belum ada, kecuali Airlines International,” Kata  pengamat penerbangan, Koesadar Wirasentika.

Pada umumnya pelayanan di Y Class bersifat masal sedangkan di C atau F Class bersifat individual baik dalam hal perlakuan maupun peralatannya. Ditambah fasilitas yang disediakan juga sangat berbeda. Tetapi, dari sederet pelayanan yang diberikan, menurut pria yang akrab di sapa Kukuh itu, senyuman dan perhatian merupakan bagian layanan seorang awak kabin. “Prioritas penumpang misalnya seorang Ibu yang membawa anak, atau orang tua, bahkan orang sakit harus diprioritaskan untuk diperhatikan dan dibantu. Lain masalahnya kalau seotang lelaki perkasa kan tek selalu harus dibantu untuk diangkat tas nya,” jelas dia lagi.

Karenanya, pramugari dengan pasang wajah cemeberut saat membantu penumpang atau bahkan tidak mau bantu penumpang sangat menyalahi, karena yg terpenting mentalitas helpfullness harus ada dalam naluri setiap Awak Kabin.

Apalagi dalam setiap maskapai ada seorang pembina yang harus melakukan pengawasan, pembinaan dan membangun culture positif. Nah kejadian negatif di beberapa maskapai yang melibatkan penumpang dan pramugari itu dikarenakan pembangunan culture positif yang tidak jalan. “Berarti itu yang tidak jalan, atau berjalan tetapi kurang maksimal. Karena banyak program yang bisa dibuat dalam bentuk pengawasan,” sebut dia.

Dia mencontohkan, Garuda Indonesia, maskapai ini selalu melakukan pengawasan per orang per bulan dalam bentuk kompetensinya. Dan pengawasan Awak Kabin Garuda yang berjumlah 3000 orang lebih itu harus selesai dalam satu tahun. “Yang melakukan evaluasi lumayan banyak, jadi seorang Chief Awak Kabin dibantu oleh para Flight Checker. Karena Garuda itu banyak Awak Kabinnya maka setiap deputy chief membawahi kurang kebih 200 orang dengan dibantu oleh kurang kebih 100 Flight Checker,” tegas dia.

Setiap maskapai tentunya ingin memperoleh awak kabin yang handal. Karenanya, setiap perusahaan mempunyai spek berbeda-beda, misalnya dalam hal menentukan persyaratan secara fisik, seperti tinggi badan, berat badan dan kesehatan. Prosesnya sendiri harus terlebih dahulu dilalui para awak kabin, misalnya dengan test tertulis bahasa Inggris dan psikotest.  “Tinggi rata-rata saat ini untuk pramugari minimal 160 cm dan pramugara 165 cm, usia rata-rata mulai 18 tahun hingga 25 tahun.  Nah nantinya, dalam pendidikan pembentukan kedewasaan serta fungsi sebagai service provider akan berjalan,” tegas Koesadar.

Dengan kata lain, seorang awak kabin  harus memiliki tiga hal tadi, tampang oke tinggi dan bentuk tubuh ideal, dan juga cerdas . Tidak cukup seorang awak kabin hanya mempunyai kecantikan  fisik semata. Badan yang menjulang dengan wajah terawatt baik. Karena, jika itu yang dicari, tentu ajang kontes kecantikan bisa menciptakan awak kabin.

BERITA TERKAIT

Jurus Jitu Selamatkan UMKM

Jurus Jitu Selamatkan UMKM  Pelaku UMKM sebenarnya tidak membutuhkan subsidi bunga. Yang sangat mendesak diperlukan adalah penguatan modal untuk memulai…

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020 Dalam konteks masih terjadinya penularan dengan grafik yang masih naik, sejumlah pihak meminta pemerintah…

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah Strategi intervensi berbasis lokal, strategi intervensi untuk pembatasan berskala lokal ini penting sekali untuk dilakukan, baik…

BERITA LAINNYA DI

Jurus Jitu Selamatkan UMKM

Jurus Jitu Selamatkan UMKM  Pelaku UMKM sebenarnya tidak membutuhkan subsidi bunga. Yang sangat mendesak diperlukan adalah penguatan modal untuk memulai…

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020 Dalam konteks masih terjadinya penularan dengan grafik yang masih naik, sejumlah pihak meminta pemerintah…

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah Strategi intervensi berbasis lokal, strategi intervensi untuk pembatasan berskala lokal ini penting sekali untuk dilakukan, baik…