Memetik Laba dari Gitar

Sejak dulu, gitar menjadi alat musik yang paling digandrungi di dunia. Petikan suara gitar seakan ditunggu oleh penikmat musik kala menikmati sebuah konser. Alunan dawai gitar pun mampu memberi warna tersendiri di tengah paduan suara alat musik. 

Tak hanya mendatangkan bunyi-bunyian indah, gitar juga mendatangkan pundi-pundi rupiah. Kemeriahan industri musik ikut mengerek minat orang bermain musik. Gitar pun menjadi salah satu pilihan karena alat musik  ini bisa menjadi pintu masuk untuk menyelami alat-alat musik lainnya.

Salah satu peluangnya adalah membuat gitar travel (traveling guitar). Lantaran bentuknya yang mungil dan bobotnya ringan, jenis gitar ini cocok dipakai saat bepergian. Alhasil, pemiliknya bisa bermain musik di mana pun dan kapan saja. 

Muhammad Satrianugraha menangkap peluang berbisnis gitar travel di Indonesia sejak 2013 silam. Namun, sejatinya ia telah memproduksi gitar sejenis sejak 2004 untuk Lapstik, produsen gitar asal Belanda. “Di luar negeri, gitar travel sudah masif banget, banyak orang yang pakai. Tapi, di Indonesia, masih satu dua yang pesan,” kata Hanung.

Lantaran ingin mengembangkan gitar travel di Indonesia, Hanung mulai mendesain ulang gitar kecil ini untuk pasar lokal. Harga menjadi pertimbangan utamanya waktu itu. “Harga gitar travel di luar itu mahal, bisa mencapai € 600,” katanya. Lantas, dia menciptakan The Tripper untuk pasar lokal dengan harga mulai Rp 2,17 juta. Tak lupa, Hanung juga mematenkan disain industri The Tripper ini.

Tanpa disangka, gitar travel mendapat respons baik. Padahal, awalnya, Hanung menduga pasar gitar travel di sini terbatas (niche market). “Dulu, saya berpikir, yang butuh gitar travel hanya musisi yang sering tampil  atau yang sering bepergian lama,” kenang Hanung.

Namun, nyatanya, pasar gitar travel terus meluas. Bukan saja dari kalangan musisi, tapi juga dari penggemar gitar. “Mereka beli gitar travel untuk koleksi,” kata Hanung.

 Adakalanya, gitar travel juga menjadi hadiah. Tak berhenti di situ. Banyak pula orangtua yang membeli gitar travel untuk anak-anak mereka. Ukurannya yang kecil dan ringan juga sesuai untuk dimainkan anak-anak.  Ada pula bapak-bapak kantoran beli gitar travel cuma mau dipajang di meja kerjanya. “Itu suatu kebanggaan, walau dia bukan gitaris, tapi suka main gitar,” terang dia.

Selain memproduksi gitar travel sebagai produk massal, Hanung juga menerima order berdasarkan pesanan (custom). Khusus order customized ini, harga gitar travel bisa melonjak hingga lebih dari Rp 4 juta atau tergantung pada perubahan yang diinginkan. Ambil misal, warna atau part berbeda, membubuhkan nama, dan lainnya.

Saban bulan, pabrik gitar milik Hanung mampu memproduksi puluhan gitar travel. Asal tahu saja, gitar travel ini merupakan pengembangan bisnis Hanung yang juga memproduksi gitar konvensional. Sebelum menjual gitar travel di tanah air, dia sudah menjajaki bisnis pembuatan gitar konvensional dengan bendera Stranough.

Hanung pun menyebutkan, peluang bagi pemain baru yang ingin menggeluti bisnis gitar travel ini masih terbuka. Pasalnya, produsen gitar sangat terbatas. “Di sini, marketnya masih kami nikmati sendiri. Jadi, pemain baru masih bisa masuk asal dikelola secara profesional,” urai lulusan Teknik Industri Itenas ini. 

Lantaran kondisi ini pula, Hanung masih bisa menikmati profit lumayan tebal. Dari bisnis gitar travel ini, dia bisa mendulang keuntungan berkisar 25% hingga 30%. Tentu saja, dalam bisnis seni ini, keuntungan makin besar jika Anda menghasilkan produk yang unggul.

BERITA TERKAIT

Data Analitik Strategi Bisnis Skala Kecil Pacu Penjualan

Berdasarkan studi Georgia Small Business Development Center (SBDC) mengungkapkan bisnis yang memanfaatkan analisis data, rata-rata mengalami peningkatan penjualan sebesar 15%…

Hadirkan solusi DOOH yang Lebih Dinamis, AMG Jalin Kemitraan Strategis dengan DMMX

  Hadirkan solusi DOOH yang Lebih Dinamis, AMG Jalin Kemitraan Strategis dengan DMMX  NERACA  Jakarta – AMG (Alternative Media Group)…

InfoEkonomi.id Sukses Gelar Anugerah Penghargaan 5th Top Digital Corporate Brand Award 2024

  InfoEkonomi.id Sukses Gelar Anugerah Penghargaan 5th Top Digital Corporate Brand Award 2024 NERACA Jakarta - InfoEkonomi.ID, portal berita seputar…

BERITA LAINNYA DI Keuangan

Data Analitik Strategi Bisnis Skala Kecil Pacu Penjualan

Berdasarkan studi Georgia Small Business Development Center (SBDC) mengungkapkan bisnis yang memanfaatkan analisis data, rata-rata mengalami peningkatan penjualan sebesar 15%…

Hadirkan solusi DOOH yang Lebih Dinamis, AMG Jalin Kemitraan Strategis dengan DMMX

  Hadirkan solusi DOOH yang Lebih Dinamis, AMG Jalin Kemitraan Strategis dengan DMMX  NERACA  Jakarta – AMG (Alternative Media Group)…

InfoEkonomi.id Sukses Gelar Anugerah Penghargaan 5th Top Digital Corporate Brand Award 2024

  InfoEkonomi.id Sukses Gelar Anugerah Penghargaan 5th Top Digital Corporate Brand Award 2024 NERACA Jakarta - InfoEkonomi.ID, portal berita seputar…