‎Menghadirkan Semangat Wirausaha

”Jumlah wirausaha di Indonesia masih tertinggal jauh dibandingkan dengan negara-negara di kawasan ASEAN lainnya seperti Malaysia, Singapura ataupun Thailand. Saat ini jumlah wirausaha di Indonesia hanya berkisar di angka 1,6% dari total jumlah penduduk, padahal idealnya jumlah wirausaha adalah sebesar 2% dari jumlah penduduk”

NERACA

Sejatinya, dengan jumlah pengusaha yang besar maka akan dapat mendongkrak ekonomi Indonesia. Karena dengan bertambahnya jumlah pengusaha maka akan bertambah pula lapangan pekerjaan yang berujung pada peningkatan kualitas kesejahteraan masyarakat.

Sangat disayangkan, negara Indonesia dengan jumlah penduduk melebihi 250 jiwa, tidak memiliki jumlah pengusaha yang terbilang ideal. Karena idealnya jumlah pengusaha adalah 2% dari total jumlah penduduk. Sementara saat ini, Indonesia hanya memiliki pengusaha 1,6% dari jumlah penduduknya.

“Idealnya kan jumlah pengusaha itu 2% dari total penduduk, kita masih kurang,” ujar Guru Besar Marketing Prasetiya Mulya School of Business and Economics, Agus W Soehadi.

Menurut dia, banyak yang bilang kendala yang dialami dalam menciptakan wirausaha adalah karena masalah ketiadaan modal. Ya, tidak memiliki modal besar dan ketakutan gagal membuat sebagian orang tak berani memulai sebuah bisnis.

Karenanya, banyak yang menunda hingga akhirnya lupa akan memiliki usaha pribadi. Padahal, masalah permodalan bukanlah kendala untuk memulai usaha. Karena yang terpenting adalah bagaimana menciptakan semangat berwirausaha.

“Berapa banyak pengusaha yang memulai usahanya dengan tanpa modal. Dan mereka tetap bisa sukses. Karenanya, ketiadaan modal bukanlah suatu alasan. Karenanya di sini (Prasetiya Mulya) lebih menekankan membangun jiwa wirausaha ketimbang memberikan modal untuk membuka usaha,” jawab dia lagi.

Dengan kata lain, walaupun disertai dengan modal yang besar, tetapi tanpa adanya passion for the business. Usaha yang dibangun tidak akan berkembang. Malah tak jarang usaha tersebut akan gulung tikar alias mengalami kegagalan.

Karena, hal terpenting dalam membangun usaha adalah kedisiplinan, ketekunan, dan keuletan. Ketiga hal inilah faktor terpenting dalam membangun usaha. Sebab itu, setiap langkah yang diambil harus diiringi dengan perhitungan matang.  

Pasalnya, dalam menjalankan bisnis pengusaha akan selalu dihadapkan pada tantangan yang silih berganti. Tantangan dan dinamika yang terjadi tak jarang membuat pengusaha mengambil keputusan yang berakibat fatal pada bisnis yang dijalaninya. Sebab, mereka tidak memiliki karakter yang kuat sebagai seorang pengusaha.

Ya, pengusaha sukses biasanya memiliki empat karakteristik utama. Passion for the business, product/customer focus,  tenacity despite failure dan execution intelligence. Dan dari keempat karakter utama ini terpenting adalah passion for the business, setidaknya itu menurut Ambara Purusottama, Faculty Member of Entrepreneurship Prasetiya Mulya Business School.

Passion for the business merupakan karakter utama yang harus dimiliki seorang pengusaha. Passion itu muncul tidak hanya karena keinginan untuk mengejar keinginan pribadi, namun juga keinginan untuk berkontribusi pada masyarakat,” sebut dia.

Apalagi, kewirausahaan adalah produk dari kretivitas. Seorang dengan pola pikir biasa-biasa saja, dan tidak mampu melihat sebuah titik kecil padahal memiliki potensi untuk dikembangkan. Pastilah orang tersebut bukanlah pengusaha. Mungkin ia akan menjadi pengusaha biasa, atau lebih cocok menjadi pegawai yang baik.

Maka dari itu, jika ingin menjadi pengusaha sukses, baiknya kita pupuk kembali kreativitas yang kita miliki sedini mungkin. Memberi ruang untuk mengembangkan benih menjadi pohon besar dan menghasilkan buah luar biasa banyaknya.

Setelah usaha lahir, yang perlu dilakukan oleh si pengusaha adalah menjaga kesinambungan bisnis.  Karena kebanyakan pengusaha lupa akan hal ini. Seringkali seseorang menemukan ide bisnis yang brilian, namun tidak mampu bertahan lama.

Dalam hal ini, terdapat banyak hal yang mempengaruhinya. Dimana salah stunya adalah keadaan kondisi pasar. Sehingga ketika pebisnis tidak mampu mengelola kompetensi yang dimiliki. Maka dapat dipastikan usaha yang dibangun akan bertahan sementara saja.

Mindset Pekerja

Menciptakan pengusaha bukanlah pekerjaan mudah. Sebab, menciptakan pengusaha itu merupakan proses dan tidak bisa semua orang dipaksakan untuk menjadi pengusaha. Tetapi yang jelas semua bisa dilakukan asalkan ada keinginan.

Memang, memupuk keinginan menjadi pengusaha adalah hal yang sangat berat. Apalagi, Agus W Soehadi memandang masyarakat kita sudah terbiasa dengan cita-cita menjadi karyawan sejak kecil, bukan menjadi seorang pengusaha. Kita sering mendengar bukan pertanyaan apa cita-cita kamu jika sudah besar nanti. Kebanyak jawabannya adalah ingin menjadi dokter hingga menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Mindset seperti itu yang harus dirubah, sehingga menjadi pengusaha bisa menjadi pilihan utama,” pungkas dia.

Kalau diperhatikan, jumlah pencari kerja setiap tahun semakin bertambah. Sebab, para mahasiswa di Indonesia tidak disiapkan untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru, tetapi justru dibiarkan untuk mencari pekerjaan. Bahkan mindset seperti ini telah melekat sejak seseorang berada di sekolah dasar. Akibatnya, yang terbersit dalam pikiran mereka adalah bagaimana mencari pekerjaan setelah lulus dari dari sekolah atau perguruan tinggi.

Karenanya jangan heran, jika kini banyak terdapoat pengangguran terdidik. Pengangguran yang bergelar sarjana. Bahkan banyak diantara mereka merupakan jebolan universitas atau perguruan  tinggi ternama. Ya, fakta memang berbicara seperti itu, begitu banyak para pencari kerja bergelar sarjana. Padahal posisi kerja sangat terbatas. Inilah yang mengakibatkan pengangguran terdidik semakin hari semakin bertambah.

BERITA TERKAIT

Jurus Jitu Selamatkan UMKM

Jurus Jitu Selamatkan UMKM  Pelaku UMKM sebenarnya tidak membutuhkan subsidi bunga. Yang sangat mendesak diperlukan adalah penguatan modal untuk memulai…

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020 Dalam konteks masih terjadinya penularan dengan grafik yang masih naik, sejumlah pihak meminta pemerintah…

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah Strategi intervensi berbasis lokal, strategi intervensi untuk pembatasan berskala lokal ini penting sekali untuk dilakukan, baik…

BERITA LAINNYA DI

Jurus Jitu Selamatkan UMKM

Jurus Jitu Selamatkan UMKM  Pelaku UMKM sebenarnya tidak membutuhkan subsidi bunga. Yang sangat mendesak diperlukan adalah penguatan modal untuk memulai…

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020 Dalam konteks masih terjadinya penularan dengan grafik yang masih naik, sejumlah pihak meminta pemerintah…

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah Strategi intervensi berbasis lokal, strategi intervensi untuk pembatasan berskala lokal ini penting sekali untuk dilakukan, baik…