Anjloknya Harga Minyak Dunia - Bisnis Wintermar Belum Menuai Cuan

NERACA

Jakarta – Anjloknya harga minyak dunia dan sektor tambang memberikan imbas yang berarti terhadap emiten bidang pelayaran karena sepinya permintaan kontrak layanan jasa kapal pengiriman dan apalagi diperburuk dengan perlambatan ekonomi tahun ini. Hal inilah yang dirasakan PT Wintermar Offshore Marine Tbk (WINS) mengalami tekanan terhadap performance kinerja usahanya.

Direktur Utama WINS, Sugiman Layanto mengakui, tahun ini menjadi tahun terberat bagi perseroan dan banyak halangan, seperti lemahnya harga minyak dunia, membuat harga saham perseroan merosot.”Kita masuk bursa Rp380-an, sekarang sudah di bawah Rp200-an. Turun karena harga minyak dunia," ungkapnya di Jakarta, Selasa (1/12).

Pada tahun ini, menurut dia, banyak perusahaan minyak yang membatalkan kegiatan eksplorasinya di lahan yang sudah dimiliki setiap perusahaan. Sehingga, imbas batalnya kegiatan eksplorasi membuat bisnis perusahaan merosot. Namun demikian, Sugiman meyakini jika kinerja bisnis perseroan akan kembali membaik di 2017. Sebab, tender proyek pada kuartal terakhir di 2015 akan dikerjakan pada 2016.

Oleh karena itu, demi menggenjot kinerja bisnisnya, perusahaan akan menambah 30% armada kapal. Langkah itu dilakukan guna meningkatkan pertumbuhan pendapatan di tahun depan."‎Perusahaan ada perubahan. Peningkatan kapan 30 persen. Ada 77 kapal. Dulunya kapal higher kita miliki ada duan sekarang bertambah jadi 12 unit. Itu kita lakukan guna meraih kinerja yang baik," ujarnya.
Sebagaimana diketahui, saham WINS hingga siang ini berada di posisi Rp175 per saham atau melemah tujuh poin dibandingkan sebelumnya sebesar Rp189 per lembar saham. Perseroan membukukan penurunan saham sebesar 3,85% dengan 12 kali frekuensi. Saham WINS sempat menyentuh level tertingginya di posisi Rp189 per saham.

Selain itu, WINS baru merealisasikan dana belanja modal (capex) sebesar US$ 12 juta hingga November 2015. Angka tersebut berasal dari alokasi belanja modal sebesar US$ 30 juta sepanjang 2015. "Dana capex sebanyak USD12 juta sudah kita belikan satu kapal AHTS. Pembelian satu kapal AHTS kita telah realisasikan pada 1 Juni kemarin," kata Sugiman Layanto.

Pada tahun ini, menurutnya, perseroan menargetkan pembelian tiga kapal. Tapi, karena kondisi yang berubah total, maka pembelian akan digenjot pada akhir 2015 dan awal 2016.
"Kita target memang pada awal tahun tiga kapal, dua AHTS dan satu Utility Vessel. 1 Juni kemarin baru beli satu AHTS, satu Utility Vessel di akhir tahun lagi kita beli, dan awal tahun depan kita beli satu AHTS lagi," ungkapnya.

Sisa capex US$ 18 juta, ujar dia, akan dialokasikan pembelian kapal hingga tahun depan nanti. Sehingga, dana capex tidak bisa dihabiskan pada tahun ini. Meski belum habis, dia meyakini, alokasi capex akan habis dengan baik di awal 2016. "Kita tinggal beli dua kapal, jadi kita yakin bisa habiskan dana capex tersebut," urainya. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…