Masih Mengandalkan Sektor Bank - Target Transaksi BEI Dinilai Tidak Realistis

NERACA

Jakarta – Target transaksi harian tahun 2016 yang dipatok PT Bursa Efek Indonesia (BEI) sebesar Rp 7 triliun, disikapi pesimistis oleh sebagian pelaku pasar dan salah satunya Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang. Dirinya menilai, angka Rp 7 triliun dinilai tidak realistis jadi perlu direvisi dikisaran Rp 6,5 triliun hingga Rp 6,7 triliun.

Dirinya menyakini, target tersebut sulit tercapai meski perekonomian sudah membaik di tahun depan yang akhirnya memberikan pengaruh besar bagi transaksi saham.”Tapi angka itu tidak bisa ditembus (Rp7 triliun per hari). Menurut saya hanya bisa Rp6,5 sampai Rp6,7 triliun, itu sudah maksimal. Bukannya kita pesimis, tapi menurut saya realistisnya ya segitu," ujar Edwin di Jakarta, kemarin.

Dia menjelaskan rata-rata nilai transaksi di 2016, menurut dia, akan dibantu oleh perbankan yang merupakan sektor penyumban‎g utama.  Dia memprediksi pertumbuhan kredit bisa mencapai 13-15%. Disebutkan, selain perbankan, faktor pendorong lainnya ada sektor konstruksi, infrastruktur, dan consumer. Namun, kalau consumer relatif mengarah ke makanan, minuman, dan retail.

Asal tahu saja, pihak BEI mempunyai impian dan target besar bila transaksi saham dapat meningkat menjadi Rp15 triliun per hari pada dua hingga tiga tahun mendatang. Keyakinan itu didasarkan karena saat ini minat masyarakat untuk menjadi investor semakin meningkat seiring berbagai upaya sosialisasi dan edukasi yang dilakukan oleh BEI dan pihak terkait.

Saat ini, nilai rata-rata transaksi harian di bursa saham Indonesia masih berada Rp5 triliun hingga Rp6 triliun. Di sisi lain, negara tetangga seperti Thailand sudah mencatatkan transaksi harian bursanya mencapai 1,5 kali lipat dibandingkan performa bursa saham Indonesia. Bahkan, China mampu mencapai nilai transaksi harian bursanya hingga US$ 200 miliar dan sedangkan Indonesia lebih rendah atau hanya di US$ 500 juta. Maka untuk merealisasi target transaksi harian tersebut, pihak BEI siap melakukan sejumlah cara sehingga kinerja pasar modal di Tanah Air semakin berkualitas

BEI bersama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sedang membahas perubahan fraksi harga saham (tick price) agar sesuai dengan keinginan dari pelaku industri pasar modal. Saat ini, BEI membagi tiga kelompok fraksi harga saham yakni harga saham kurang dari Rp500 memiliki fraksi Rp1 dan pergerakan harga maksimum perubahan Rp20. Lalu, harga saham Rp500-Rp5.000 memiliki fraksi harga sebesar Rp5 dan pergerakan harga maksimum perubahan Rp100. Dan, harga saham Rp5.000 ke atas memiliki fraksi Rp25 dan pergerakan harga maksimum Rp500.

Momentum IPO

Selain itu, lanjut Edwin, di penghujung akhir tahun dan diawal tahun 2016 merupakan momentum tepat bagi perusahaan‎ yang akan melantai (IPO) di pasar modal Indonesia. Hal ini dikarenakan rentang waktu itu merupakan waktu bagi fund manager memilih porfolionya. Sehingga saham perusahaan bisa diserap.”Kalau saya lihat menarik, ada window dressing di Minggu kedua Desember dan Januari Effect. Jadi para fund manafger dan perusahaan dana pensiun hampir semua bisa melakukan rebalancing portofolio mereka," ungkapnya.

Menurut Edwin, ada beberapa perusahaan yang bakal melantai di bursa, semuanya sudah melakukan public Expose dan due dilligence. Perusahaan tersebut seperti, PT Buyung Poetra Sembada (BPS) produsen beras Topi Koki PT Indonesia Pondasi Raya (Indopora), PT Kino Indonesia dan PT Ateliers Mecanique D'Indonesie (Atmindo).

Dari beberapa perusahaan tersebut, Edwin menilai, Kino Indonesia dan Topi Ko‎ki sangat menarik. Hal itu karena, kedua perusahaan memiliki konsumen yang tetap dan merupakan basis yang baik yaitu konsumer. "Mudah-mudahan mereka‎ bisa seperti AISA, PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, yang konsisten ekspansi dan bangun pabrik lah,”kata Edwin. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…