NERACA
Jakarta – Data inflasi bulan November 2015 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) sebesar 0,21% atau diklaim menjadi yang terendah dalam lima tahun terakhir memberikan sentiment positif terhadap laju indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Meskipun menurut BPS rendahnya inflasi tersebut mengindikasikan daya beli masyarakat Indonesia masih lesu, namun tidak menghambat penguatan IHSG yang sebelumnya sempat terkoreksi di awal pekan.
Tercatat menutup perdaganagn sesi pertama, Selasa (1/12), IHSG ditutup menguat 74,160 poin (1,6%) ke level 4.520,618. Sementara Indeks LQ45 juga naik 21,333 poin (2,82%) ke level 776,795. Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 138.562 kali dengan volume 1,871 miliar lembar saham senilai Rp 2,740 triliun. Sebanyak 137 saham naik, 92 turun, dan 72 saham stagnan.
Bursa-bursa regional rata-rata masih bergerak positif hingga siang, kecuali bursa China. Di sisi lain, IMF telah mengumumkan bahwa mata uang China, yuan masuk dalam jajaran mata uang internasional. Diawal perdagangan, IHSG dibuka menguat sebesar 57,76 poin atau 1,30% menjadi 4.504,22. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak naik 15,56 poin (2,06%) menjadi 771,02."Sebagian pelaku pasar kembali melakukan aksi beli memanfaatkan harga saham domestik yang terkoreksi cukup dalam pada perdagangan awal pekan kemarin," kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada.
Menurut Reza Priyambada, aksi beli pelaku pasar saham juga didukung oleh harapan positf dari kondisi ekonomi Indonesia yang masih stabil. Pasar memproyeksikan inflasi masih di kisaran rendah, dimana sentimen yang beredar saat ini cukup mendukung bagi IHSG BEI untuk kembali bergerak di area positif.
Dari eksternal, kata Reza, bursa saham di kawasan Asia juga berada dalam area positif sehingga menambah dorongan bagi pelaku pasar untuk melakukan transaksi beli di pasar saham domestik. Sementara itu, Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo menambahkan bahwa laju inflasi yang dirilis BPS sebuah angka yang tidak terlalu tinggi. Di sisi lain, sentimen negatif dari kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat sepertinya juga sudah diantisipasi oleh pelaku pasar."Secara teknikal, IHSG bakal bergerak bervariasi. Jika indeks BEI pada penutupan nanti bergerak di atas level 4.490 poin maka potensi 'rally' menguat cukup terbuka," kata Satrio Utomo.
Tercatat bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng dibuka naik 241,69 poin (1,10%) menjadi 22.945,11, indeks Nikkei naik 197,62 poin (1,00%) ke level 19.945,09, dan Straits Times menguat 12,48 poin (0,46%) ke posisi 2.868,34. (bani)
NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…
NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…
NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…
NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…
NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…
NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…