TUJUH LEMBAGA KEUANGAN INTERNASIONAL - Dukung Yuan Masuk IMF

Jakarta – Tujuh lembaga keuangan internasional telah mendaftarkan ke dalam sistem perdagangan valuta asing Yuan (Renminbi) sebagai upaya mendukung mata uang Tiongkok itu masuk ke dalam keranjang Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund -IMF). Apakah mata uang negeri tirai bambu itu bisa jadi mata uang internasional atau tidak akan ditentukan oleh voting yang berlangsung di Washington Senin malam (30/11).

NERACA

Seperti dikutip dari Reuters, kemarin,  Direktur Pelaksana IMF, Christine Lagarde, bersama sekitar 20-an pejabat institusi internasional itu akan berkumpul di markasnya yang terletak di Washington untuk mengambil keputusan penting ini. Mereka akan membahas apakah Yuan layak masuk keranjang Special Drawing Rights (SDR) bersama mata uang internasional lain, yaitu dolar AS, euro, yen, dan poundsterling.

Lagarde sendiri mendukung Yuan untuk masuk ke dalam keranjang bergengsi ini. Para pemangku kebijakan di IMF terdiri dari para dewan gubernur, yang merupakan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral dari 188 negara anggotanya.

Sebelumnya, tujuh lembaga telah menyelesaikan pendaftaran dengan Sistem Perdagangan Valuta Asing Tiongkok, sebuah langkah yang mengindikasikan akses resmi mereka ke pasar, bank sentral Tiongkok, sumber Peoples Bank of China (PBoC) mengatakan. “Ini akan memberikan kontribusi untuk keterbukaan yang lebih besar dari pasar devisa China,” menurut kantor berita Xinhua.

Ke-7 lembaga keuangan internasional tersebut yang mendapat akses adalah Hong Kong Monetary Authority, Reserve Bank of Australia, Hungarian National Bank, International Bank for Reconstruction and Development, International Development Association, World Bank Group Trust Funds, dan GIC Private Limited.

Mereka akan diizinkan melakukan perdagangan renminbi dan valuta asing dari satu atau lebih produk-produk valas yang diperdagangkan, termasuk spot, forwards, swaps dan options, Xinhua menambahkan.

Ini menggambarkan Tiongkok sebagai kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia, mendorong untuk memberikan mata uang Yuan-nya atau Renminbi, meningkat statusnya menjadi  mata uang dunia. Yuan tampaknya mungkin secara resmi diakui masuk keranjang mata uang Dana Moneter Internasional “special drawing rights” pada awal bulan ini.

Sebelumnya berbagai pertanyaan yang muncul, apakah lembaga itu akan memberikan status terhadap Yuan Tiongkok sebagai mata uang cadangan dengan memasukkannya kepada dana SDR dalam lembaga keuangan itu.

SDR yang diciptakan pada 1969 diberikan IMF kepada negara anggota yang menyandang status tersebut. Dengan demikian Tiongkok berhak memperoleh mata uang dalam nilai tukar dolar AS, euro, yen atau poundsterling untuk memenuhi neraca pembayarannya.

Meski Lagarde telah mengumumkan bahwa sebagian besar staf IMF telah merekomendasikan Yuan masuk dalam kategori mata uang cadangan, tapi lembaga itu tampaknya akan memberi lebih banyak rincian bagaimana sampai pada putusan tersebut.

Dalam pernyataannya sebelumnya (13/11), Lagarde mengatakan staf IMF memutuskan bahwa yuan "bisa digunakan secara bebas," sebagai sebuah ujian untuk dimasukkan dalam kategori tersebut. Sedangkan lima bulan lalu, nilai tukar itu melemah dan kehilangan nilai.

Menyusul putusan pada hari ini, IMF kemungkinan akan mengeluarkan laporan staf secara detail tentang penilaiannya, sehingga memperjelas bagaimana para ekonomi IMF sampai pada kesimpulan baru tersebut.

Menurut IMF, nilai tukar yang digunakan secara bebas harus digunakan secara luas untuk melakukan pembayaran transaksi global selain diperdagangkan secara luas di bursa mata uang.

Indikator utamanya termasuk pangsa pasar nilai tukar pada cadangan resmi, kelayakan perbankan internasional dan sekuritas utang global serta volume penggunaan pada pasar valuta asing.

Sekadar informasi, SDR merupakan mata uang IMF,  yang nilainya mengacu pada sekumpulan sekumpulan mata uang utama dunia. Saat ini, ada empat mata uang yang masuk dalam keranjang SDR, yakni: dolar AS, euro, yen, dan poundsterling.

Menurut Lagarde, dirinya akan memimpin pertemuan jajaran direksi IMF pada 30 November mendatang. Salah satu agenda utamanya adalah untuk mempertimbangkan dimasukkannya yuan ke dalam keranjang SDR.

Memang sebelumnya, Beijing terus mendorong agar yuan dapat masuk ke dalam keranjang IMF. Ini merupakan bagian dari tujuan strategi jangka panjang Tiongkok untuk mengurangi tingkat ketergantungannya terhadap US$.

Masuk ke dalam keranjang SDR akan menjadi kemenangan manis bagi Beijing. Sebab, hal ini akan mendongkrak permintaan yuan di pasar finansial dunia dan menjadi simbol dimulainya China sebagai negara dengan perekonomian kedua terbesar dunia.

Berdasarkan hasil penemuan staf IMF, Yuan sudah memenuhi kriteria dapat digunakan secara bebas atau digunakan secara luas dalam transaksi internasional. Selain itu Yuan juga sudah banyak diperdagangkan di pasar mata uang.

Dikabarkan jajaran eksekutif IMF, yang mewakili 188 anggota IMF, sepertinya juga akan mendukung rekomendasi staf IMF tersebut. Tak terkecuali Perancis dan Inggris yang menyatakan dukungannya terhadap keinginan Beijing.

"Saya menilai, kemungkinan yuan masuk ke dalam keranjang mata uang IMF sangat tinggi. Satu-satunya faktor yang dapat menggagalkan hal ini adalah penolakan AS. Namun, berdasarkan pernyataan sejumlah petinggi AS tidak menunjukkan indikasi ke arah sana," jelas Shen Jianguang, chief economist Mizuho Securities Asia, seperti dikutip kompas.com.

Memang, Tiongkok sudah melakukan sejumlah reformasi beberapa waktu terakhir untuk meliberalisasi pasar finansial mereka serta membantu yuan dalam memenuhi persyaratan IMF.

Kalangan ekonom menilai, dengan masuknya yuan ke dalam keranjang mata uang IMF, Tiongkok harus membangun kepercayaan dengan investor global dan pemerintahan dunia. Pasalnya, intervensi yang masih dilakukan Tiongkok untuk mengerem kejatuhan pasar saham mereka pada musim panas lalu, dan devaluasi yuan yang dilakukan secara mengejutkan pada Agustus, memicu keraguan pelaku pasar mengenai komitmen Beijing dalam melakukan reformasi.

Menurut Marc Chandler, senior vice president and the global head of curreny strategy Brown Brothers Harriman, dengan melambatnya perekonomian negeri Panda ini, memangkas nilai (devaluasi) mata uang mereka menjadi salah satu cara untuk mendongkrak kembali ekonomi.

Memang, secara bertahap, nilai tambah pada rantai manufaktur Tiongkok mengalami kenaikan. Namun, biaya yang melibatkan Yuan masih terbilang kecil dibanding negara perekonomian besar lainnya. Ini berarti ekspor Tiongkok tak terlalu sensitif dengan fluktuasi Yuan, dibanding Jepang. Depresiasi yuan sebesar 3%-4% disinyalir tak akan berdampak besar terhadap ekspor Tiongkok.

BI Waspada

Rencana IMF yang akan memasukan Yuan ke dalam keranjang mata uang SDR pada 30 November 2015, membuat Bank Indonesia meningkatkan kewaspadaannya.

BI menilai People's Bank of China (PBOC) bisa kembali mendevaluasi atawa melemahkan mata uangnya Yuan. Di mata BI, devaluasi dilakukan agar Yuan dapat bersaing dengan Yen Jepang, dan Won Korea.

Tak ayal, kebijakan ini berdampak ke Indonesia yang merupakan salah satu mitra dagang terbesar Negeri Panda tersebut. Masuknya Yuan ke SDR, juga akan merefleksikan kondisi ekonomi Tiongkok dan hubungan perdagangan dengan dunia internasional. Sebab itu, Indonesia harus bersiap-siap dengan keputusan IMF.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, jika Yuan menjadi salah satu mata uang referensi di IMF, ini bisa membuka peluang bagi Indonesia dalam melakukan kegiatan perdagangan dengan Tiongkok.

Selama ini, mata uang yang digunakan dalam sistem pembayaran perdagangan internasional hanyalah dolar AS. Indonesia sudah siap memegang Yuan sebagai salah satu mata uang dalam cadangan devisa. Saat ini Indonesia masih memiliki fasilitas bilateral swap (BSA) dengan negeri Tirai Bambu sebesar US$ 15 miliar. Dan sepakat ditambah US$ 5 miliar menjadi US$ 20 miliar.

Agus mengaku, tambahan komitmen BSA memasuki proses administrasi dan dokumentasi mulai awal Desember mendatang. "Mungkin paling lambat di Januari 2016 sudah bisa ditandatangani," katanya di Jakarta, pekan lalu. bari/mohar/fba

 

 

BERITA TERKAIT

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…