Kerugian Membengkak - Performance Antam Diluar Ekpektasi Pasar

NERACA

Jakarta - PT Aneka Tambang (Persero) Tbk mencatat peningkatan rugi periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas publik periode yang berakhir September 2015 sekitar 43,15% menjadi Rp1,038 triliun, dari Rp590 miliar pada periode serupa tahun lalu. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, Senin (30/11).

Direktur Utama Tedy Badrujaman mengungkapkan, melonjaknya kerugian yang diderita perseroan akibat meningkatnya beban pokok penjualan sekitar 38,45% menjadi Rp8,621 triliun per September 2015 dari periode serupa tahun lalu yang tercatat hanya Rp5,305 triliun. Selain itu, terdapat kerugian lain-lain yang mencapai Rp586 miliar dari Rp264 miliar sehingga membuat pos beban lain-lain melonjak kurang lebih 50% dari Rp531 miliar menjadi Rp1,041 triliun.

Di samping itu, perseroan mencatat terjadi selisih kurs akibat penjabaran laporan keuangan sebesar Rp24 miliar, dari sebelumnya untung Rp66 miliar. Kendati demikian, BUMN yang berkantor pusat di TB Simatupang, Jakarta Selatan ini masih mampu menoreh peningkatan penjualan 35% menjadi Rp9,043 triliun per akhir September 2015, dari tahun lalu pada periode yang sama tercatat Rp5,812 triliun.

Beban usaha juga berhasil ditekan selama sembilan bulan pertama tahun ini dari Rp660 miliar, kini terbukukan Rp622 miliar. Saat ini, jumlah liabilitas perseroan mencapai Rp11,295 triliun, dengan ekuitasnya Rp13,489 triliun. Adapun total asetnya sebesar Rp24,785 triliun per akhir September 2015.

Belum lama ini, Antam telah memeroleh komitmen pendanaan dari PT Bank Maybank Indonesia Tbk senilai US$100 juta, setara Rp1,3 triliun (kurs BI Rp13.711). Fasilitas kredit tersebut untuk mendanai proyek perluasan pabrik feronikel Pomalaa serta general corporate purpose. Fasilitas pembiayaan dari Maybank Indonesia ini didasarkan pada skema syariah musyarakah dengan tingkat imbal hasil tetap selama tiga tahun pertama.

Tingkat imbal hasil atas fasilitas pembiayaan investasi syariah yang diperoleh sangat kompetitif dengan 'term and conditions' yang suportif terhadap perusahaan, termasuk jangka waktu fasilitas sampai dengan 10 tahun tanpa jaminan dan 'on-shore' US$ funding. Dijelaskan, perolehan fasilitas pembiayaan dari Maybank Indonesia dengan term yang sangat baik didasarkan pada prinsip syariah menunjukkan bahwa posisi Antam masih tetap solid di mata industri perbankan.

Menurut Teddy, melalui pembiayaan syariah ini, maka Antam memiliki tambahan sumber pendanaan di luar jenis pinjaman yang sudah ada. Sampai dengan Oktober 2015, progres EPC proyek tersebut telah mencapai 96,95%. Proyek ini diperkirakan menelan investasi sebesar US$600 juta.

Hingga September 2015, produksi feronikel meningkat 10% menjadi 12.838 ton nikel dalam feronikel (TNi) dibandingkan produksi periode serupa tahun lalu. Kenaikan ini didukung oleh peningkatan jumlah dan kadar bijih nikel umpan pabrik dari tambang nikel di Pomalaa dan Pulau Pakal. Sementara Penjualan feronikel per akhir September 2015 merupakan kontributor terbesar kedua dari total pendapatan perusahaan di periode tersebut dan tercatat sebesar Rp2,14 triliun dibandingkan pendapatan periode seruap tahun lalu sebesar Rp2,61 triliun. (bani)

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…