UNTR Siapkan Capex US$ 250 Juta di 2016

NERACA

Jakarta – Meskipun tahun depan bisnis pertambangan masih lesu, PT United Tractors Tbk (UNTR) ‎tetap menggenjot ekspansi bisnis. Oleh karena itu, perseroan menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) senilai US$ 250 juta di tahun depan. Anak usaha PT Astra International Tbk (ASII) tersebut akan menggunakan capex untuk bisnis kontraktor penambangan dan divisi penjualan alat berat.

Sekretaris Perusahaan United Tractors Sara Loebis mengatakan, nilai capex tahun depan sama dengan alokasi tahun ini. Semula, perseroan menyiapkan capex US$ 400 juta tahun ini. Namun, nilai tersebut direvisi menjadi US$ 250 juta, lantaran harga komoditas batubara yang melemah."Per September 2015, kami telah menyerap capex US$ 215 juta. Kami perkirakan tahun depan kebutuhan sama dengan tahun ini," ujarnya di Bogor akhir pekan lalu.

Sara menjelaskan, perseroan optimistis mampu membukukan penjualan alat berat hingga 2.100 unit tahun ini. Namun, penjualan tahun depan diperkirakan turun menjadi 1.900-2.000 unit. Target konservatif tersebut dipicu oleh lemahnya harga batubara yang berdampak terhadap penjualan alat berat pertambangan. "Sampai Oktober 2015, penjualan alat berat Komatsu mencapai 1.870 unit," ungkap dia.

Sementara itu, United Tractors menargetkan total produksi batubara menjadi 110 juta ton hingga akhir 2015. Produksi itu turun tipis dibandingkan 2014 yang sebesar 113 juta ton. Penurunan tersebut terjadi karena turunnya permintaan batu bara yang disebabkan masih minimnya permintaan terhadap barang komiditas ini.

Diakui Sara, menurunnya permintaan tak hanya mempengaruhi produksi perseroan, tapi juga memberikan dampak negatif ke kinerja UNTR sepanjang tahun ini. Tercatat, pendapatan perseroan hingga September 2015 ini sebesar Rp 38,3 triliun turun enam persen dari posisi yang sama di periode tahun sebelumnya Rp40,8 triliun. Tercatat hingga kuartal III-2015, perseroan meraup pendapatan Rp 38,3 triliun, turun 6% dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 40,8 triliun.

Kemudian laba bersih naik 16,66% menjadi Rp 5,6 triliun per September 2015, dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 4,8 triliun. Kenaikan laba bersih disebabkan oleh keuntungan kurs. Maka untuk menyiasati harga batubara yang lemah, perseroan akan menggenjot bisnis di sektor konstruksi dan infrastruktur melalui anak usaha perseroan, PT Acset Indonusa (ACST). Hingga Oktober 2015, Acset merealisasikan kontrak baru senilai Rp 3,1 triliun. Nilai tersebut melampaui target kontrak baru perseroan tahun ini yang sekitar Rp 2,5 triliun.(bani)

 

 

BERITA TERKAIT

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…