NERACA

Jakarta – Mensiasati lesunya pertumbuhan ekonomi saat ini, banyak perusahaan menekan biaya operasional dan termasuk mengerek ekspansi bisnis. Namun tidak bagi PT Nippon Indosari Corporindo Tbk (ROTI), produsen roti bermerek Sari Roti. Masih positifnya daya beli masyarakat saat ini, rupanya sangat menguntungkan kinerja perseroan karena penjualan masih bisa tumbuh.

Kedepan, guna mempertahankan kinerja keuangan, perseroan terus aktif meluncurkan produk baru dan perbaikan rantai distribusi. Ya, kebutuhan masyarakat akan roti masih tinggi dan ini menjadi peluang yang terus dipertahankan perseroan dengan melakukan inovasi produk baru. Berkah itu semua, ROTI mampu merealisasikan laba bersih hingga kuartal III-2015 sudah melampaui perkiraan sejumlah analis.

Hingga kuartal III-2015, perseroan membukukan peningkatan pendapatan dari Rp 1,36 triliun menjadi Rp 1,56 triliun hingga kuartal III-2015. EBITDA bertumbuh dari Rp 265 miliar menjadi Rp 387 miliar. Sedangkan laba bersih bertumbuh dari Rp 132 miliar menjadi Rp 193 miliar.

Analis Irenne Achmad mengatakan, Nippon Indosari menunjukkan pertumbuhan membanggakan hingga kuartal III-2015 ditopang peningkatan penjualan roti manis dan produk baru Dorayaki. Penjualan roti manis berkontribusi sekitar 53% terhadap total penjualan, roti tawar sebesar 39%, dan Doriyaki mengontribusi sekitar 2%.“Dengan kenaikan laba bersih tersebut perolehan laba bersih perseroan hingga kuartal III-2015 setara dengan 73% dari total target yang kami tetapkan. Perolehan tersebut lebih tinggi sekitar 13% dari estimasi konsensus analis,” tulisnya dalam riset yang diterbitkan di Jakarta, kemarin.

Pertumbuhan kinerja keuangan ini sejalan dengan peningkatan penjualan seluruh pabrik perseroan selama kuartal III-2015. Pertumbuhan penjualan terpesat dicetak pabrik Pasuruan dengan kontribusi sekitar 21% terhadap total penjualan perseroan. Disusul pabrik perseroan di Medan sekitar 10%, pabrik Bekasi berkontribusi sekitar 30%, dan pabrik perseroan di Makassar juga menunjukkan angka pertumbuhan pesat.

Selain menunjukkan pertumbuhan kinerja keuangan di atas ekspektasi, dia menjelaskan, Nippon Indosari mampu menciptakan perubahan positif dalam sejumlah aspek. Di antaranya penurunan belanja modal (capex) sebesar 76% menjadi Rp 78 miliar dan memilih untuk mengoptimalkan utilisasi pabrik yang sudah ada. Keputusan ini berdampak positif terhadap peningkatan posisi kas sebesar 19% menjadi Rp 474 miliar dan net gearing turun menjadi 46,5% pada kuartal III-2015.

Perseroan juga mengambil sejumlah langkah strategis untuk mendongrak volume penjualan kuartal IV-2015 dan tahun depan. Menurut Irenne, perseroan berniat meluncurkan produk baru dan menggelar sejumlah aktivitas promosi. Nippon Indosari sebelumnya telah meluncurkan bundling roti tawar dengan produk Indomilk di Indomaret dan Alfarmart.“Dengan berbagai promisi dan peluncurkan sejumlah produk baru, Nippon Indosari optimistis terhadap pertumbuhan volume penjualan sebesar 16% tahun 2016,” ungkapnya.

Berbagai faktor tersebut mendorong CIMB Securities untuk mempertahankan rekomendasi add saham ROTI dengan target harga Rp 1.800 atau naik dari perkiraan semula Rp 1.700. Target harga ini merefleksikan potnsi peningkatan pendapatan dari Rp 1,88 triliun menjadi Rp 2,20 triliun. Laba bersih diperkirakan meningkat menjadi Rp 254,2 miliar, dibandingkan perolehan tahun lalu Rp 188,6 miliar. (bani)