Rosan Perkasa Roeslani, Ketua Umum Kadin Indonesia - "Pemerintah Harus Fokus Pada Persiapan MEA"

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri terpilih 2015 - 2020, Rosan Perkasa Roeslani, meminta pemerintah untuk fokus menyiapkan diri menjelang Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang akan berlaku tahun depan (2016), dari pada mewacanakan bergabung dengan Trans Pacific Partnership (TPP) atau pakta perdagangan antar negara-negara Asia Pasific. "Ini (TPP) ada yang bilang membuktikan industri kita, tapi ada yang bilang industri kita tidak siap. Kalau menurut saya dipelajari dulu saja, sudah deh yang di depan mata aja dulu, free trade kita dengan ASEAN saja defisit walaupun tidak banyak, fokus ke MEA sajalah dulu," kata Rosan di Jakarta, kemarin.

Rosan menyebut Indonesia harus bersiap dan mampu merebut pasar Asean sebelum melangkah lebih jauh. MEA yang akan berlaku di tahun depan harus mampu menjadi peluang bagi industri nasional. "Kalau MEA kita bilangnya the greater Indonesia, karena 40 persen perekonomian ASEAN adalah perekonomian Indonesia," ujar dia.

Hal itu menimbulkan polemik di dalam negeri mengenai untung dan ruginya Indonesia bergabung dalam TPP. Menurut Jokowi, bergabungnya Indonesia dalam TPP dilakukan untuk memodernisasi aktivitas ekonomi Indonesia. Presiden juga menyatakanIndonesia adalah negara terbuka dan ekonomi terbesar di Asia Pasifik dengan populasi 250 juta jiwa.

Di sisi lain, Rosan mengatakan saat ini sudah waktunya bangsa Indonesia mengevaluasi diri. Ada yang salah dari cara kita mengelola perekonomian, khususnya sejak krisis keuangan 1998. Kita harus beralih dari mengelola perekonomian ke mendorong pembangunan. Kalau tidak pertumbuhan ekonomi tidak berada di dalam kendali kita sendiri dan selalu rentan dengan faktor global."Kunci yang utama adalah kembali membangun ekonomi yang berbasis industrialisasi dan modernisasi. Kita harus melakukan re-industrialisasi Indonesia," tambah Rosan.

Rosan mengatakan, re-industrialisasi dapat dicapai dengan melakukan lima hal. Pertama, perubahan mental pelaku usaha nasional. Dari pengusaha lokal yang takut dengan pasar global, menjadi pengusaha global yang nasionalis. Atau paling minim menjadi pengusaha lokal yang mampu berpikir strategis.

Kedua, reformasi struktural untuk menciptakan visi yang terukur, holistik, dan berdampak strategis. Ketiga, mencapai skala ekonomi untuk sektor usaha yang berpotensi. Keempat, menciptakan struktur dan sistem pembiayaan yang lebih cepat, mudah, masif dan mandiri. Kelima, perlu lebih banyak kolaborasi antara beragam stakeholder untuk menjadikan kepentingan nasional sebagai agenda utama."Dari re-industrialisasi maka akan dapat lahir Local Champion, yang kemudian menjadi Global Citizen," ditambahkan oleh Rosan.

Local Champion adalah produk, jasa, dan budaya yang dominan di dalam negeri. Sementara Global Citizen adalah Local Champion yang sukses merambah pasar dunia. Rosan yang mengusung tagline ‘Satukan Hati, Bangkitkan Ekonomi’ turut menyebutkan Kadin punya peran yang sangat vital dalam kerangka re-industrialisasi Indonesia ini.

Setelah terpilih, Rosan pun menjanjikan empat hal. Pertama, akan menjadikan Kadin sebagai pilihan pertama dan utama dalam mewakili kepentingan dunia usaha. Kedua, akan mengubah pendekatan terhadap pembuat kebijakan sehingga Kadin muncul sebagai organisasi yang independen, berani dan dihormati.

Ketiga, Kadin akan muncul sebagai organisasi yang kuat secara substansi dan aktif dalam mendorong inovasi, serta penerapan kajian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Keempat, hanya akan memilih pengurus Kadin yang mau dan mampu menjadi teladan bagi setiap anggota Kadin. Terutama dalam hal reputasi, kompetensi, independensi, kontribusi, dan profesionalisme.

Rosan mengaku akan terus berupaya memajukan Kadin Indonesia. Salah satunya bertekad menjadikan Kadin sebagai mitra strategis "Kadin harus menjadi pilihan pertama dan utama untuk mewakili suara dan kepentingan dunia usaha beserta para stakeholder," ujar Rosan.

Menurut Rosan kemitraan erat Kadin dan pemerintah sangat diperlukan untuk melindungi kepentingan dunia usaha beserta para stakeholder.."Kadin harus kuat. Cita-cita Kadin melindungi dunia usaha dapat tercapai apabila digerakkan oleh kepemimpinan yang kuat, bertanggung jawab, dan rela berkorban," katanya.

Menurutnya, sebagai organisasi pengusaha terbesar dan tertua di Indonesia, tugas utama Kadin adalah menyatukan berbagai elemen yang ada di internal Kadin, sehingga terbentuk sebuah kekuatan kokoh yang dapat berkontribusi positif bagi pembangunan ekonomi nasional."Makin diperkuat struktur dan komposisi Kadin yang telah terbangun di tingkat pusat maupun daerah. Saya yakin, Kadin akan menjadi mitra strategis yang efektif bagi pemerintah dan dunia usaha. Ini penting," ujarnya.

Dia pun menegaskan, langkah awal yang akan dilakukan  sebagai ketua umum Kadin melakukan konsolidasi dan penguatan organisasi Kadin di tingkat pusat dan daerah, serta asosiasi yang bernaung di bawah Kadin. "Konsolidasi wajib dilakukan. Saya akan rangkul semua komponen yang ada untuk membesarkan Kadin," kata Rosan. (iwan)

BERITA TERKAIT

Menggali Potensi SDM Melalui Baca Wajah

  Yudi Candra  Pakar Membaca Wajah  Menggali Potensi SDM Melalui Baca Wajah Memang garis takdir manusia sudah ditentukan oleh tuhan.…

Tanamkan Cinta Tanah Air dan Bela Negara

Prof. Dr. Erna Hernawati, Ak., CPMA., CA., CGOP.Rektor Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta Predikat KARTINI MASA KINI pantas disematkan…

Selamatkan Masa Depan 250 Ribu Siswa Keluarga Ekonomi Lemah

KCD Wilayah III‎ Disdik Jawa Barat, H.Herry Pansila M.Sc    Saatnya Untuk selamatkan 250 Ribu Siswa dari Keluarga Ekonomi tidak…

BERITA LAINNYA DI

Menggali Potensi SDM Melalui Baca Wajah

  Yudi Candra  Pakar Membaca Wajah  Menggali Potensi SDM Melalui Baca Wajah Memang garis takdir manusia sudah ditentukan oleh tuhan.…

Tanamkan Cinta Tanah Air dan Bela Negara

Prof. Dr. Erna Hernawati, Ak., CPMA., CA., CGOP.Rektor Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta Predikat KARTINI MASA KINI pantas disematkan…

Selamatkan Masa Depan 250 Ribu Siswa Keluarga Ekonomi Lemah

KCD Wilayah III‎ Disdik Jawa Barat, H.Herry Pansila M.Sc    Saatnya Untuk selamatkan 250 Ribu Siswa dari Keluarga Ekonomi tidak…