Industri Kendaraan Bermotor - Ekspansi Pabrikan Otomotif Efisiensi Produksi

NERACA

Jakarta - Aksi korporasi pabrikan otomotif membangun basis produksi di Indonesia dinilai menguntungkan banyak pihak. Selain memasarkan produk ke domestik, mereka juga mengapalkan kendaraan bermotor ke pasar global.

“Untuk pabrikan, mereka dapat mempercepat pengembalian investasi yang telah ditanamkan. Market share juga menguat baik untuk pemasaran dalam negeri maupun ekspor. Mereka juga makin efisien,” kata Menperin Saleh Husin pada peresmian peluncuran Innova Baru (All New Kijang Innova) produksi PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, di Karawang Plant, Selasa, dikutip dari keterangan resmi.

Sebaliknya Indonesia terbantu mengurangi defisit perdagangan otomotif yang hingga saat ini cukup memberatkan dan membebani perekonomian nasional.

Hadir pada acara tersebut antara lain Executive Vice President Toyota Motor Corporation Seiichi Sudo, Inspektur Jenderal Kemenperin Soerjono, dan Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Alat Elektronika (ILMATE) Kemenperin, I Gusti Putu Suryawirawan.

Di pabrik Karawang, kapasitas produksi Toyota Innova mencapai 5.000 unit/bulan. Toyota akan mengekspor sekitar 1500 unit/bulan Innova baru ini ke berbagai negara seperti Asia, Afrika, Karibia, Amerika Latin, dan Timur Tengah.

“Pabrikan yang telah merealisasikan investasi dan ekspor seperti Toyota harus diapresiasi atas komitmennya berinvestasi di Indonesia,” ujarnya.

Disamping menambah investasi, menurut President Director Toyota Motor Manufacturing Indonesia , Nonami, pihaknya akan menambah karyawan baru, serta akan meningkatkan jumlah dan kepemilikan pemasok (supplier) lokal dalam kegiatan produksinya sehingga pada akhirnya akan memberikan kontribusi yang semakin besar bagi perekonomian Indonesia.

Kemenperin berharap Toyota, mitra usaha dan perusahaan otomotif lainnya semakin banyak memproduksi kendaraan-kendaraan global untuk memasuki pasar ekspor.

Produksi dan penjualan ekspor, imbuh Saleh, menandakan bahwa iklim investasi di Indonesia sudah semakin meningkat dan telah mampu bersaing dengan negara-negara produsen otomotif lainnya di ASEAN. 

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Saleh Husin mengungkapkan empat program strategis yang dilakukan Kementerian Perindustrian dalam menentukan arah pengembangan industri otomotif ke depan, salah satunya adalah mengimbangi kompetisi dan impor kendaraan khususnya dari ASEAN.

“Globaliasi telah menciptakan persaingan dunia usaha yang sangat ketat, dimana kata daya saing merupakan sebuah kata kunci penentu dalam menghadapi tantangan sekaligus untuk memenangkan persaingan dimaksud,” kata Menperin di Jakarta, belum lama ini.

Strategi selanjutnya yakni mendorong investasi, kemandirian Indonesia di bidang teknologi otomotif melalui penguasaan teknologi dan peningkatan kemampuan sumber daya manusia, serta pengembangan dan pengamanan pasar dalam negeri sebagai basis untuk mengembangkan industri otomotif yang mandiri dan berdaya saing global.

Menurut Menperin, pembangunan industri otomotif ke depan harus diarahkan pada peningkatan daya saing secara fundamental dan berkelanjutan dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang dimiliki secara sinergis dan optimal.

Menperin juga menegaskan, esensi pembangunan industri otomotif yang berdaya saing dan berkelanjutan tersebut terletak pada upaya menggerakkan dan mengorganisasikan seluruh potensi sumber daya produktif dalam rangka menghasilkan produk kendaraan bermotor yang inovatif dan kompetitif sesuai dengan kebutuhan dan permintaan pasar. 

Industri kendaraan bermotor nasional memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung perekonomian nasional hingga saat ini. “Tidak hanya berperan dalam menyediakan sarana angkutan orang maupun barang untuk transportasi nasional, namun industri otomotif juga berperan dalam memberikan lapangan kerja bagi jutaan tenaga kerja,” kata Menperin.

Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, tenaga kerja yang terserap di sektor otomotif mencapai 1,3 juta orang, dimana telah terserap pada industri perakitan hingga industri komponen dan aktifitas ekonomi lainnya seperti perbengkelan dan jaringan purna jual. 

“Hal inilah yang mendasari sehingga industri otomotif dijadikan sebagai salah satu industri prioritas dalam kebijakan industri nasional.  Selain itu juga, industri otomotif termasuk dalam kelompok industri unggulan masa depan yang akan dan terus dikembangkan,” papar Menperin.

BERITA TERKAIT

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…