BI Rate Diperkirakan Tetap Bertahan Hingga 2016

 

 

NERACA

 

Jakarta – Meskipun berbagai kalangan meminta agar Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga acuannya (BI rate), namun menurut pengamat ekonomi Raden Pardede, Bank Indonesia masih akan mempertahankan BI rate hingga 2016. Meski bank sentral Amerika The Federal Reserve (The Fed) melakukan peningkatan suku bunga, BI tetap diprediksi mempertahankan BI rate di posisi 7,5 persen. “ Dari data makro ekonomi domestik, sudah sejalan jika BI rate tetap,” kata Raden di Jakarta, Selasa (24/11).

Dia menambahkan, meski inflasi mulai terkendali, BI sulit untuk menurunkan suku bunga acuan. Menurut dia, upaya BI untuk menahan BI rate merupakan salah satu langkah untuk menjaga pertumbuhan ekonomi dan neraca transaksi berjalan, yang mengarah untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Menurut Raden, sikap BI dan The Fed juga kemungkinan besar akan mendorong arus keluar modal dari Indonesia. “Ada arus keluar bergerak ke AS, namun juga banyak Negara yang memberi stimulus moneter, sehingga arus kelluar masuk juga masih terjadi,” ujar dia.

Atas bertahannya BI rate, Gubernur BI Agus Martowardjo beralasan keputusan tersebut diambil untuk menghadapi perkembangan kondisi ekonomi khususnya ekonomi dunia dan tekanan keuangan global serta kemungkinan risiko terburuknya. "Kami juga lihat kalau kami tetapkan BI rate sama (7,5 persen) untuk meyakini tekanan yang kini dialami Indonesia pada neraca transaksi modal dan finansial akan kami terus jaga," ujar Agus.

Agus menuturkan, pemulihan ekonomi global masih belum merata, sementara tekanan di pasar keuangan global tetap perlu diwaspadai. Di Amerika Serikat (AS), pertumbuhan ekonomi masih moderat terindikasi dari ekspansi manufaktur dan ekspor yang masih lemah.

Namun, kata dia, sektor tenaga kerja menunjukkan perbaikan, tercermin dari tingkat pengangguran yang menurun, serta pertumbuhan gaji dan data non-farm payroll yang meningkat. Menurut Agus, perkembangan tersebut semakin meningkatkan ekspektasi kenaikan Fed Fund Rate pada bulan Desember 2015. Sementara itu, pemulihan ekonomi di Eropa dan Jepang masih rentan sehingga mendorong masih berlanjutnya pelonggaran kebijakan moneter.

Perekonomian Tiongkok juga masih mengalami perlambatan, antara lain terindikasi oleh kontraksi PMI (Purchasing Manager Index) manufaktur seiring penurunan permintaan ekspor, sehingga mendorong dilakukannya pelonggaran kebijakan moneter.

Pemerintah Tiongkok juga melakukan langkah-langkah reformasi pasar keuangan dan internasionalisasi renmimbi. "Kami juga sudah perhitungkan dan lakukan kajian dampak kebijakan ekonomi di negara-negara di dunia termasukan rencana kenaikan Fed Fund Rate oleh AS. Kami lihat fundamental ekonomi yang menunjukkan perbaikan sehingga akan siap menghadapi itu," ujar Agus.

Ekonom Bank Danamon Anton Hendranata menilai BI rate belum bisa naik tahun ini karena tekanan terhadap rupiah belum mereda. Apalagi, bank sentral AS berencana menaikkan suku bunga The Fed. Untuk memacu pertumbuhan ekonomi, menurut dia, pemerintah dapat menggenjot belanja untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur. “Kalau proyek pemerintah lebih lancar di kuartal IV maka bisa memberi kesempatan orang untuk punya pendapatan,” kata Anton.

Selain itu, pemerintah masih punya tugas menjaga angka inflasi. Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual dan Ekonom Bank Permata Josua Pardede juga berpendapat, penurunan BI rate masih berisiko besar saat ini. Ketidakpastian kenaikan Fed Rate akan berdampak terhadap kaburnya dana investor asing sehingga mempengaruhi besaran surplus transaksi modal dan finansial serta neraca pembayaran Indonesia. “Agak bahaya kalau turun tahun ini,” imbuhnya.

 

BERITA TERKAIT

Ramadan 1445 H, BSI Maslahat Menebar Kebaikan Total Rp11,24 Miliar

Ramadan 1445 H, BSI Maslahat Menebar Kebaikan Total Rp11,24 Miliar NERACA Jakarta - BSI Maslahat yang merupakan strategic partner PT…

CIMB Niaga Permudah Donasi Lewat Octo Mobile

CIMB Niaga Permudah Donasi Lewat Octo Mobile  NERACA Jakarta - PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) menjalin kerja sama…

Bank Muamalat Jadi Bank Penyalur Gaji untuk RS Haji Jakarta

Bank Muamalat Jadi Bank Penyalur Gaji untuk RS Haji Jakarta  NERACA Jakarta - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk ditunjuk sebagai…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Ramadan 1445 H, BSI Maslahat Menebar Kebaikan Total Rp11,24 Miliar

Ramadan 1445 H, BSI Maslahat Menebar Kebaikan Total Rp11,24 Miliar NERACA Jakarta - BSI Maslahat yang merupakan strategic partner PT…

CIMB Niaga Permudah Donasi Lewat Octo Mobile

CIMB Niaga Permudah Donasi Lewat Octo Mobile  NERACA Jakarta - PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) menjalin kerja sama…

Bank Muamalat Jadi Bank Penyalur Gaji untuk RS Haji Jakarta

Bank Muamalat Jadi Bank Penyalur Gaji untuk RS Haji Jakarta  NERACA Jakarta - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk ditunjuk sebagai…