Rencana Kenaikan Bunga FED Dianggap Positif

 

 

NERACA

 

Jakarta - Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) menilai rencana bank sentral Amerika Serikat (the Fed) yang akan menaikkan suku bunga acuan merupakan kabar positif karena menandakan pertumbuhan ekonomi. "Amerika Serikat menaikkan suku bunga acuan sebenarnya 'good news' karena itu menandakan perbaikan ekonomi yang akhirnya akan menarik ekonomi negara lainnya. Itu menjadi kunci pada tahun depan," kata Direktur IBPA Wahyu Trenggono seperti dilansir Antara, Selasa (24/11).

Menurut dia, Amerika Serikat merupakan salah satu lokomotif utama dunia dalam menopang pertumbuhan ekonomi global. Jadi, selama belum ada perbaikan ekonomi dari AS, perekonomian global masih akan melambat.

Kendati demikian, dia mengakui bahwa membaiknya perekonomian AS serta rencana penaikan suku bunganya (Fed fund rate) akan mendorong dana modal asing keluar dari pasar surat utang atau obligasi di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. "Situasi itu tentu memberikan guncangan bagi pasar keuangan di dalam negeri. Kendati demikian, guncangan tidak akan berlangsung dalam waktu lama karena Indonesia memiliki fundamental ekonomi yang positif," katanya.

Wahyu Trenggono menyatakan optimistis langkah pemerintah untuk menjaga perekonomian Indonesia agar tetap tumbuh melalui paket kebijakan ekonomi yang telah dikeluarkan pada tahun ini akan berdampak positif pada perekonomian domestik pada tahun 2016. "Kita lihat angka inflasi tahun ini masih rasional dan tahun 2016 juga diprediksi masih terjaga. Kondisi itu yang akan menjaga pasar obligasi di dalam negeri," katanya.

Di sisi lain, lanjut dia, Indonesia juga masih memiliki 'yield' surat utang atau obligasi yang cukup kompetitif. Dengan demikian, potensi investor asing untuk kembali masuk ke dalam negeri masih terbuka lebar. "Indonesia akan mendapatkan perimbangan-perimbangan dana dari negara-negara yang 'yield' obligasinya negatif seperti di kawasan Eropa dan Jepang," katanya.

Menurut Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara, kenaikan suku bunga the Fed dipastikan terjadi. Namun, waktu penetapannya belum bisa dipastikan. "Sebenarnya kenaikan bunga yang pertama ini memang ditunggu-tunggu, tapi menurut saya kalau nanti terjadi kenaikan bunga yang pertama itu dampaknya tidak negatif," jelasnya.

Menurutnya, pasar sudah tahu suku bunga AS akan naik. Kekhawatiran kenaikan suku bunga AS sudah ada sejak 2013, kemudian di awal 2015, Seandainya suku bunga dinaikkan pada Desember tahun ini, menurutnya tidak akan menjadi sesuatu yang negatif bagi dunia. Meskipun, dia menyatakan ada yang memberi peringatan agar AS berhati-hati dalam menaikan suku bunga.

Mirza menambahkan, jika AS menaikan suku bunga maka tidak berarti ada kenaikan lagi bulan berikutnya. Kenaikan suku bunga AS yang pernah terjadi pada 2004-2006 dari satu persen menjadi lima persen diperkirakan tidak akan terjadi lagi. Bank sentral AS akan sangat berhati-hati dan tidak akan terburu-buru, misalnya akan menaikkan dari 0,25 persen ke 0,5 persen, kemudian dari 0,5 persen ke 0,75 persen.

Sehingga, seharusnya gejolak di pasar keuangan dinilai tidak akan besar lagi. Namun, ia mengatakan suku bunga the Fed harus tetap diwaspadai dan tidak boleh lengah. Sebab, orang melihat kenaikan suku bunga AS dari 0,25 persen saat ini bisa menjadi dua persen, bisa dalam dua tahun atau tiga tahun. "Tapi harusnya kita tidak harus jadi khawatir dengan kenaikan bunga yang pertama ini," ujarnya.

 

BERITA TERKAIT

HUT Ke 61, TASPEN Gelar Empat Kegiatan Sosial

HUT Ke 61, TASPEN Gelar Empat Kegiatan Sosial NERACA  Jakarta – PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Persero) (TASPEN)…

Sektor Keuangan Siap Memitigasi Dampak Konflik Timur Tengah

    NERACA Jakarta – Rapat Dewan Komisioner Mingguan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 17 April 2024 menilai stabilitas sektor…

Rupiah Melemah, OJK Diminta Perhatikan Internal Bank

      NERACA Jakarta – Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abdul Manap Pulungan memandang bahwa…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

HUT Ke 61, TASPEN Gelar Empat Kegiatan Sosial

HUT Ke 61, TASPEN Gelar Empat Kegiatan Sosial NERACA  Jakarta – PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Persero) (TASPEN)…

Sektor Keuangan Siap Memitigasi Dampak Konflik Timur Tengah

    NERACA Jakarta – Rapat Dewan Komisioner Mingguan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 17 April 2024 menilai stabilitas sektor…

Rupiah Melemah, OJK Diminta Perhatikan Internal Bank

      NERACA Jakarta – Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abdul Manap Pulungan memandang bahwa…